Kamis, 13 Agustus 2015

LARANGAN PUTUS ASA



LARANGAN PUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Seberapapun kesulitan yang mungkin dihadapi, maka seorang hamba sangat dilarang atau tidak boleh putus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Ini adalah salah  satu prinsip pokok yang wajib dipegang kuat oleh setiap hamba untuk keselamatan hidupnya di dunia dan di akhirat. 

Orang orang yang telah melampaui batas dan yang telah menzhalimi diri merekapun tetap dilarang berputus asa. Allah berfirman : “Qul yaa ‘ibaadiyal ladziina asrafuu ‘alaa anfusihim laa naqnathuu min rahmatillah, innallaha yaghfirudz dzunuuba jamii’aa, innahu huwal ghafuurur rahiim”. Katakanlah, wahai hamba hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.       (Q.S az Zumar 53).

Namun demikian memang ada diantara manusia yang berputus asa dari rahmat Allah, diantaranya adalah :

Pertama : Orang orang kafir.
Allah berfirman : “Innahu laa yaiasu min rauhillah illal qaumul kaafiruun” Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang orang yang kafir. (Q.S Yusuf 87).

Kedua : Orang orang yang sesat.
Allah berfirman : “Qaala waman yaqnathu min rahmati rabbihii illadh dhaalluun. Dia (Ibrahim) berkata, tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang yang sesat. (Q.S al Hijr 56).

Jadi kalau seseorang putus asa dari rahmat Allah maka dia akan jatuh kepada dua keadaan ini yaitu menjadi kafir atau sesat. Na’udzubillahi min dzaalik. 

Saudaraku, sungguh kita memiliki Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba hamba-Nya. Bahkan Allah menyayangi kita melebihi sayang kita kepada diri sendiri. Jadi sungguh tidaklah tepat bahkan keliru berat jika ada diantara kita yang merasa putus asa dari rahmat-Nya. 

Perhatikanlah bagaimana Allah menyayangi kita, diantaranya :

Pertama : Jika kekurangan harta.
Jika seorang hamba merasakan kesulitan hidup karena kekurangan harta maka ketahuilah bahwa Allah Ta’ala menjamin rizki semua makhluk. Allah berfirman : Wa maa min daabbatin fil ardhi illa ‘alallahi rizquhaa” Dan tidaklah satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. (Q.S Huud 6).

Bahkan Allah memberi rizki dari arah yang tidak disangka sangka dan mencukupkan keperluan hamba hambanya. Allah berfirman : Wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib, waman yatawakkal ‘alallahi fahuwa hasbuh. Dan Dia memberinya rizki dari arah yang tidak disangka sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (Q.S ath Thalaaq 3).

Kedua : Jika mengalami sakit.
Jika seorang mengalami sakit maka Allah juga menurunkan obatnya. Dan Allah yang menyembuhkannya. Allah berfirman : Wa idzaa maridhtu fahuwa yasyfiin. Dan jika aku sakit maka Dia-lah yang menyembuhkan. (Q.S asy Syu’ara 80).

Rasulullah bersabda : “Maa anzalallahu daa-an illaa anzala lahu syifaa-a” Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan juga obat untuk penyakit itu (H.R  Imam Bukhari). 

Ketiga : Jika mengalami kezhaliman dari orang lain.
Jika mengalami perbuatan zhalim maka orang yang beriman tidak perlu khawatir. Allah berfirman : “Wa man ya’mal minash shalihaati wa huwa mu’minun falaa yakhaafu zhulman wa laa hadhmaa” Dan barangsiapa mengerjakan amal shalih sedang dia (dalam keadaan) beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zhalim (terhadapnya) dan tidak (pula khawatir ) akan pengurangan haknya  (Q.S Thahaa 112).
Dan Allah mengajarkan kita untuk berdoa agar dijauhkan dari orang yang zhalim yaitu dalam firman-Nya : “Rabbi najjinii minal qaumizh zhalimiin. Ya Rabb-ku, selamatkanlah aku dari orang orang yang zhalim itu. (Q.S al Qashash 21). 

Inilah sebagian keterangan yang bisa meyakinkan seorang hamba untuk tidak  pernah berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Insya Allah ada manfaatnya. Wallahu A’lam.  (363)       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar