Sabtu, 22 Agustus 2015

BERLEMAH LEMBUT MENGURUS UMAT



BERLEMAH LEMBUT MENGURUS UMAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Aisyah Radhiallahu anha berkata, aku pernah mendengar Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam berdoa seperti ini dikamarku : “Allahumma man waliya min amri ummatii syai-an farafaqa bihim farfuq bihi, waman waliya min amri ummatii syai-an fasaqqa ‘alaihim, fasfuq ‘alaihi”. Wahai Allah, siapa saja yang (bertugas) mengurus sebuah urusan umatku kemudian ia bersikap lembah lembut terhadap mereka (umatku) maka sayangilah ia, dan siapa saja yang mempersulit (urusan) mereka (umatku), maka persulitlah ia. (H.R Imam Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan : Doa tersebut dari Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam kepada siapa saja yang mengurus urusan kaum muslimin, baik urusan pribadi maupun urusan umum. Misalnya seseorang yang bertugas mengurus urusan rumah tangganya. Ada seorang kepala sekolah yang dipercaya untuk memegang urusan sebuah sekolah, ada seorang guru yang dipercaya untuk memegang urusan sebuah kelas dan ada seorang imam yang dipercaya untuk memegang urusan masjid. 

Oleh karena itu Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Siapa saja yang (bertugas) mengurus sebuah urusan umatku ini” Maka kata “sebuah urusan” bentuk katanya adalah kata nakirah belum ditentukan pada susunan kalimat bersyarat. Para ulama ahli Ushul Fiqih menjelaskan bahwa bentuk kata nakirah pada susunan kalimat bersyarat bisa bermakna umum, yaitu urusan apa saja.  
  
Sabda beliau : Kemudian ia bersikap lemah lembut terhadap mereka …. Apakah makna kalimat lemah lembut ?. Sebagian orang menganggap bahwa makna kalimat lemah lembut adalah memberikan sesuatu yang diinginkan orang lain. Pada hal maknanya bukan itu. Akan tetapi makna kata lemah lembut adalah engkau menerapkan perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya kepada semua orang dengan cara yang baik dan tidak menggunakan cara cara kasar pada hal hal yang tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Apabila engkau menyusahkan  mereka dalam hal hal yang tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, berarti engkau telah menempuh jalan kedua yang disebut dalam hadits tersebut, yaitu doa beliau agar Allah membuatmu susah, wal ‘iyaadzubillah.
Kesusahan tersebut dapat berbentuk penyakit yang menyerang tubuhmu, di hatimu, didalam  dadamu atau menimpa keluargamu atau yang lainnya. Karena sabda beliau di dalam hadits diatas bersifat umum.

 Maka persulitlah ia,  maksudnya dipersulit dengan apa saja yang terkadang  dianggap orang lain sebbagai kesusahan. Misalnya hatinya dipenuhi api kemarahan. Orang lain tidak ada yang mengetahuinya. Akan tetapi kita mengetahui bahwa apabila ia telah menyusahkan umat Rasulullah dengan tidak memiliki keterangan dari Allah, maka orang tersebut berhak mendapatkan hukuman ini. (Syarhu Riyaadush Shaalihiin).  

Wallahu A’lam. (374)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar