Selasa, 18 Agustus 2015

BAHAYA MENGUMBAR PANDANGAN



BAHAYA MENGUMBAR PANDANGAN MATA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah memberikan mata bagi manusia sebagai karunia atau nikmat yang sangat besar. Ketahuilah bahwa tidak ada nikmat yang diberikan Allah kepada manusia kecuali untuk disyukuri dan dipergunakan untuk sesuatu yang Allah ridha. Sangatlah tercela jika seseorang menggunakan nikmat yang diberikan kepadanya untuk bermaksiat kepada Allah Ta’ala.

Berkenaan dengan nikmat mata, sungguh Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya : “Qul lilmu’miniina yaghudhdhuu min abshaarihim wa yahfazhu furuujahum , dzaalika azkaa lahum, innallaha khabiirun bimaa yashnauun”. Katakanlah kepada laki laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. (Q.S an Nur 30).

Syaikh as Sa’di berkata : Maksudnya, berilah pengarahan dan katakan kepada kaum Mu’minin, yang masih mempunyai keimanan yang dapat mencegah mereka terjerumus dalam perbuatan yang menodai keimanan mereka : Hendaklah mereka  menahan pandangannya, dari melihat aurat aurat, hal hal yang tidak pantas dilihat dan wanita wanita yang bukan mahram dan anak anak yang rupawan, yang ditakutkan terjadi fitnah bila melihatnya. Dan juga dari melihat perhiasan dunia yang dapat memperdayakan dan menjerumuskan pada perkara yang diharamkan. (Tafsir Karimir Rahman)  

Sungguh betapa buruknya akibat yang ditanggung   seseorang yang tidak mau menjaga pandangannya. Betapa banyak manusia yang jatuh kepada kehinaan yang bermula dari pandangan dan berketerusan kepada keharaman dan maksiat yang lebih besar. 

Imam Ibnul Qayyim berkata : Kebanyakannya maksiat itu masuk kepada seorang hamba melalui empat pintu. Empat pintu tersebut adalah (1) Kilasan pandangan, (2) Betikan di benak hati, (3) Ucapan, dan (4) Perbuatan. 

Maka  seorang hamba haruslah menjadi penjaga gerbang pintu bagi dirinya sendiri pada keempat gerbang  tersebut. Hendaknya ia berusaha terus berjaga ditempat-tempat yang rawan ditembus oleh musuh-musuh yang akibatnya merekapun merajalela (berbuat kerusakan) di kampung-kampung kemudian memporak-porandakan dan meruntuhkan semua bangunan yang tinggi.

Adapun mengumbar pandangan, maka dia adalah pembimbing (penunjuk jalan) bagi syahwat dan utusan syahwat. Menjaga pandangan merupakan dasar untuk menjaga kemaluan. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya maka dia telah mengantarkan dirinya terjebak dalam tempat-tempat kebinasaan.

Ketahuilah bahwa pandangan merupakan sumber munculnya kebanyakan malapetaka yang menimpa manusia, karena pandangan melahirkan betikan hati kemudian berlanjut betikan di benak hati menimbulkan pemikiran, perenungan dan lamunan. Lalu pemikiran menimbulkan syahwat kemudian syahwat melahirkan keinginan kemudian menguat kehendak tersebut hingga menjadi ‘azam atau tekad, keinginan yang sangat kuat,  lalu timbullah tindakan dan jika terjadi tindakan tersebut maka tidak sesuatupun yang mampu mencegahnya.

Oleh karena itu dikatakan : Kesabaran untuk menundukkan pandangan lebih mudah daripada kesabaran menahan kepedihan yang akan timbul kelak akibat tidak menjaga pandangan.

Yaa Rabb, berilah kami kekuatan untuk selalu menjaga pandangan kami dari apa apa yang telah Engkau haramkan bagi kami.

Wallahu A’lam. (368)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar