Sabtu, 04 November 2023

DIDATANGI MUSIBAH BESAR TAPI TAK DISADARI

 

DIDATANGI MUSIBAH BESAR TAPI TAK DISADARI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam menjalani hidup ini terkadang datang sesuatu yang tidak menyenangkan. Diantaranya adalah karena kehilangan sumber penghasilan, kehilangan harta, didatangi sakit, dihina orang, ditinggalkan orang yang dicintai dan banyak lagi  yang lainnya.

Musibah musibah ini sangat kita rasakan lalu kita dianjurkan untuk bersabar dan memohon agar diberi ganti yang lebih baik.

Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan : Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khairan minhaa (Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik. (H.R Imam Muslim).

Tetapi ketahuilah saudaraku, bahwa sebenarnya ada musibah besar yang menimpa sebagian saudara saudara kita tetapi dia sepertinya tak merasakan itu sebagai musibah. Diantara musibah yang sering tak terasa oleh sebagian orang adalah MENGETAHUI KEKURANGAN DIRI tetapi tak peduli dan tak berusaha memperbaikinya.

Al Imam Abdullah Ibnul Mubarak rahimahullah berkata : Diantara musibah yang PALING BESAR adalah seseorang menyadari akan kekurangannya pada dirinya namun ia tidak peduli dan tidak bersedih karenanya. (Syu’abul Iman).

Oleh karena itu maka hamba hamba Allah hendaklah terus menerus berusaha mengevaluasi atau melakukan introspeksi diri tentang aib dan kekurangan dirinya.  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  mengingatkan tentang perkara ini, sebagaimana sabda beliau :

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ والعَاجِرُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنِّى عَلَى اللهِ

Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. (H.R at Tirmidzi, Hadits ini Hasan).

Kemudian dalam satu atsar yang diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi  dari Umar bin Khaththab, dia berkata : Hisablah (amal perbuatan) diri kalian sebelum kalian dihisab !. Timbanglah (amal pebuatan) diri kalian sebelum kalian ditimbang !. Perhitungan kalian kelak (di akhirat) akan lebih ringan di karenakan telah kalian perhitungkan diri kalian pada hari ini (di dunia).

Berhiaslah (persiapkanlah) diri kalian demi menghadapi hari ditampakkannya perbuatan. Pada hari itu  kalian dihadapkan (kepada Rabb kalian). Tiada sesuatupun dari keadaan kalian yang tersembunyi (bagi Allah).  Demikian nasehat Umar.

Wallahu A'lam. (3.123)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar