Senin, 20 November 2023

BERUSAHA MENGEDEPANKAN BAIK SANGKA KEPADA SESAMA SAUDARA

 

BERUSAHA MENGEDEPANKAN BAIK SANGKA KEPADA SESAMA SAUDARA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam bergaul dengan saudara sesama muslim terkadang seseorang menceritakan tentang dirinya yang baru mendapat kenaikan pangkat, kenaikan gaji, kenaikan jabatan dan yang lainnya. Terkadang ada pula yang menceritakan anaknya bisa masuk perguruan tinggi terbaik atau bisa masuk pesantren yang terbaik pula.

Terkadang ada pula yang menceritakan tentang    shalat malamnya, tentang puasa sunnahnya, tentang kehadirannya di majlis majlis ilmu, tentang kegiatannya mengkhatamkan al Qur an.

Terkadang ada pula yang menulis di medsos bahkan dengan photo dan videonya ketika dia  melakukan ibadah umrah dan kegiatan kegiatan  ibadah yang lainnya.

Sebagian orang, ketika dapat cerita lisan atau dari media sosial semacam yang disebutkan diatas lalu muncul dalam hatinya bahkan memberi komentar bahwa orang ini terkena penyakit riya, sum'ah atau suka pamer. Masa ibadah dipamerkan katanya.

Dalam keadaan demikian yang  SANGAT DIANJURKAN adalah MENGEDEPANKAN SIKAP BAIK SANGKA, bukan mencela apalagi  memberi komentar buruk. Ingatlah bahwa ketika seseorang menceritakan tentang keberhasilan keberhasilannya, ibadah ibadahnya BELUM TENTU karena bermaksud riya atau suka pamer.

Boleh jadi yang diceritakan adalah untuk tujuan memberi semangat pula kepada yang lainnya agar berusaha sungguh sungguh untuk mencapai prestasi yang baik  dalam urusan dunia atau TERUTAMA SEKALI DALAM MEMPERBANYAK IBADAH.

Terkadang demikianlah keadaannya. Ketika seseorang mendapat kabar tentang seorang teman yang rajin membaca al Qur an atau rajin hadir di majlis ilmu, secara tidak langsung bisa datang rasa cemburu bahkan iri hati (dalam perkara yang baik) lalu dijadikan pendorong pula bagi dirinya untuk bersegera pula mengambil pelajaran dan mengikutinya.

Bisa jadi pula karena dia ingin menyebut nyebut nikmat yang diperolehnya dan itu memang boleh, sepanjang hati tetap bisa terjaga dari perasaan riya atau sum'ah. Menyebut nyebut nikmat memang diperbolehkan sebagai salah satu bentuk bersyukur. Allah Ta'ala berfirman :

 وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Dan terhadap nikmat Rabb-mu hendaklah engkau menyebutnya (dengan bersyukur) Q.S adh Dhuha 11.

Oleh karena itu, hamba hamba Allah berusahalah untuk mengedepankan sifat baik sangka kepada sesama. Umar bin Khathab memberi nasehat dalam hal ini, beliau berkata : Janganlah kamu curiga terhadap suatu ucapan yang terlontar dari saudaramu sesama muslim, melainkan kebaikan, selagi dirimu masih mendapatkan celah kebaikan dalam ucapan tersebut (Kitab al Zuhd, Imam Ahmad).

Sebagai penutup tulisan ini dinukil sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam berikut ini tentang berburuk sangka :

اِيّاكُم والظنَّ فاِن الظنَّ اَكْذَبُ الحَدِيث

Jauhilah prasangka buruk, karena  prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. (H.R Imam Bukhari).

Wallahu A'lam. (3.143)

 

       

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar