Sabtu, 23 Maret 2019

NASEHAT IMAM IBNUL QAYYM TENTANG HARTA


NASEHAT IMAM IBNUL QAYYIM TENTANG HARTA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Harta dunia memang sesuatu yang SANGAT MENGGIURKAN DAN INDAH bagi  manusia. Allah Ta’ala berfirman : 

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan. Yaitu wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik (surga). Q.S Ali Imran 14.

Berkenaan dengan harta dunia, Rasulullah juga mengingatkan bahwa ada fitnah atau ujian padanya. Beliau bersabda :

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي المَالُ

Sesungguhnya setiap umat itu ada fitnahnya  dan fitnah umatku ada pada harta. (H.R at Tirmidzi, Hasan Shahih).

Sungguh harta adalah amanah Allah kepada hamba hamba-Nya yang akan dimintakan pertanggung jawabnya kelak yaitu dapat dari mana dan dibelanjakan kemana. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.

Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu) : Tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa  ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya. (H.R at-Tirmidzi,  ath-Thabrani dan  dihasankan oleh Syaikh Albani).

Selanjutnya perhatikanlah nasehat berharga dari Imam Ibnul Qayyim  tentang harta, dapat dari mana dan dibelanjakan kemana, yaitu sebagaimana yang beliau sebutkan dalam Kitab al Fawaid.  Beliau mengelompokkannya menjadi empat macam :
 
Pertama : Harta yang diraih dengan cara ketaatan kepada Allah dan dikeluarkan pada hak Allah, maka itu adalah sebaik baiknya harta.

Kedua : Harta yang diraih dengan cara maksiat kepada Allah dan dikeluarkan untuk maksiat juga kepada Allah, maka itu adalah seburuk buruk harta.

Ketiga : Harta yang diraih dengan cara menyakiti orang muslim dan dikeluarkan untuk menyakiti orang muslim pula, maka itu adalah harta yang buruk pula.

Keempat : Harta yang diperoleh dengan cara yang mubah (boleh) dan sah lalu dikeluarkan untuk keinginan yang kebutuhan yang juga mubah, maka itu adalah harta yang tidak dapat pahala dan tidak dapat dosa.

Oleh karena itu seorang hamba hendaklah menjaga dengan sungguh sungguh  tentang urusan hartanya. Dari mana di dapat dan kemana dibelanjakan. Ketika harta di dapat dengan cara yang halal dan dibelanjakan untuk mencari ridha Allah maka harta  tersebut menjadi berkah dan bermanfaat bagi pemiliknya. Itulah sebaik baik harta.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.582)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar