Minggu, 17 Maret 2019

ALLAH TA'ALA HANYA MENERIMA YANG BAIK BAIK


ALLAH TA’ALA HANYA MENERIMA YANG BAIK BAIK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu dari  nama Allah Yang Mahaindah, Asma’ul Husna, adalah ATH THAYYIB yaitu MAHABAIK. Syaikh Abdurrazzaq bin Muhsin al Badr menjelaskan bahwa Mahabaik adalah : Allah Ta’ala suci dan bersih dari segala kekurangan dan aib. Sebab kata ath thayyib (yang baik) pada dasarnya berarti bersih dan selamat dari segala yang kotor. Allah senantiasa dan akan senantiasa Mahasempurna pada Dzat-Nya dan sifat sifa-Nya. 

Sementara itu seluruh perbuatan dan perkataan-Nya keluar (dari-Nya) DENGAN PENUH KESEMPURNAAN. Allah Ta’ala Mahasempurna  maka Dia melakukan perbuatan yang sesuai dengan kesempurnaan-Nya. (Fikih Asma’ul Husna).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan tentang Allah ath Thayyib dan hanya menerima yang baik, dalam sabda beliau : 

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik baik. (H.R Imam Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : “Tidak menerima kecuali yang baik baik”. Maknanya adalah : Dia, Allah Ta’ala tidak akan menerima perkataan yang buruk, perbuatan yang buruk dan selainnya. Setiap yang buruk akan tertolak di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia hanya menerima yang baik dan bersih saja.

Diantaranya adalah shadaqah dengan harta yang tidak halal, Allah tidak akan menerimanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ فَإِنَّ اللهَ يَقْبَلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ.

Barangsiapa yang bersedekah dengan sesuatu yang senilai dengan sebutir kurma dari usaha yang halal, sedangkan Allah tidaklah menerima kecuali yang thayyib (yang baik), maka Allah akan menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya seperti seorang di antara kalian membesarkan kuda kecilnya hingga sedekah tersebut menjadi besar seperti gunung. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim). Lihat Syarah Arba’in an Nawawiyah.

Syaikh Abdurrazzaq bin Muhsin al Badr berkata : “Dia tidak menerima melainkan yang baik baik saja”. Ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala tidak akan menerima dari amalan amalan dan perbuatan perbuatan kecuali yang tersifati dengan kebaikan. Hal  ini umum mencakup seluruh perbuatan dan perkataan.

Oleh karena itu : (1) Jangan sampai   seorang beriman beramal, kecuali yang shalih atau baik. (2) Jangan berkata kecuali yang baik. (3) Jangan berusaha kecuali dengan usaha yang baik, dan (4) Jangan berinfak kecuali dari hasil yang baik.

Sesungguhnya kebaikan dapat dijadikan sifat bagi (semua) (1) Amalan. (2) Perkataan, dan (3) Keyakinan. Ketiga hal ini terbagi menjadi dua, YAITU BAIK DAN BURUK. Yaitu sebagaimana firman-Nya :

قُلْ لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ

Katakanlah ( Muhammad) : Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu. (Q. S al Maidah 100).

Oleh karena itu maka orang orang beriman akan selalu berusaha berkata yang baik, melakukan amalan yang baik dan memiliki keyakinan yang baik. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.578). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar