Selasa, 29 Mei 2018

MENGINGAT ALLAH BUKAN DI BULAN RAMADHAN SAJA


MENGINGAT ALLAH BUKAN DI BULAN RAMADHAN SAJA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap tahun Allah Ta’ala menurunkan satu bentuk nikmat yang sangat besar bagi orang orang beriman yaitu berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Sungguh sangatlah banyak keutamaan dan kebaikan yang terdapat di dalamnya. Diantaranya adalah : 

Pertama : Bulan diturunkannya al Qur an.

Ramadhan merupakan syahrul Quran (bulan Al-Quran). Diturunkannya Al-Quran pada bulan Ramadhan menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadhan. Allah Ta’ala     berfirman  :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (Q.S al Baqarah 185).

Di ayat lain Allah Ta’ala berfirman : 

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Qur an) pada malam qadar. (Q.S al Qadar 1). 

Kedua : Bulan penuh keberkahan.

Bulan Ramadhan disebut juga dengan bulan penuh keberkahan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam menjelaskan hal ini dalam sabda beliau : “Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi). 

Dan juga bahwa setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya.

Keutamaan yang banyak dalam bulan Ramadhan telah membuat orang orang beriman bersungguh sungguh melaksanakan amalan yang wajib yaitu shaum Ramadhan. Selain itu, mereka   berlomba mengisinya dengan amalan amalan sunah seperti shalat tarawih, membaca al qur an, berdzikir, berinfak, bersedekah dan yang lainnya.

Ketiga : Ada kesempatan untuk diampuni dosa yang telah lalu. 

Rasulullah Salallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : 

من صام رمضان ايمانا واحتسابا غفرله ماتقدم من ذنبه

Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim). 

Namun demikian, jika kita amati, ternyata ada sebagian dari saudara saudara kita yang bila Ramadhan datang mereka akan ikut puasa, ruku’ dan sujud serta melakukan ibadah lainnya bersama orang banyak. 

Tapi setelah Ramadhan berlalu mereka kembali pada kondisi mereka sebelum Ramadhan. Tidak lagi ruku’ dan sujud atau beribadah yang lainnya. Seolah olah Ramadhan tak memberi bekas apa apa terhadap dirinya. Mereka kembali kepada kebiasaan buruknya bahkan ada pula yang kembali kepada maksiat yang dahulu pernah dilakukannya.

Imam Ibnu Taimiyyah mengingatkan : Barangsiapa bertekad meninggalkan maksiat di bulan Ramadhan saja, tanpa bertekad di bulan lainnya, maka ia bukan seorang yang bertaubat secara mutlak, akan tetapi ia hanyalah sekedar orang yang meninggalkan perbuatan maksiat di bulan Ramadhan (al Majmu’ al Fatawa).

Ketahuilah bahwa  manusia seperti ini bukan hanya ada pada zaman kita ini.  Pada zaman Imam Ahmad bin Hambal juga sudah ada. Sampai sampai Imam Ahmad berkomentar tentang mereka. Imam Ahmad berkata : Mereka adalah seburuk buruk  kaum lantaran tidak mengenal Allah kecuali pada bulan Ramadhan.
 
Oleh karena itu maka kewajiban kita adalah mengingatkan mereka : Bahwa sesungguhnya nikmat Allah yang dia peroleh dan dia butuhkan bukan pada bulan Ramadhan saja tapi setiap detik dari umurnya. Dan tentu sangatlah tidak pantas kalau bersyukur dan mengingat Allah Ta’ala hanya pada bulan Ramadhan saja.

Jadi berlombalah untuk melakukan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala terutama di bulan Ramadhan dan dilanjutkan pada bulan bulan lainnya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.312)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar