Rabu, 18 Oktober 2023

HAKIKATNYA SESEORANG MENANGGUNG DOSANYA SENDIRI

 

HAKIKATNYA SESEORANG MENANGGUNG DOSANYA SENDIRI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta'ala telah mengingat dalam berapa firman-Nya bahwa seseorang hanya menanggung dosa dari perbuatan buruk yang dilakukannya. Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan (Q.S as Saffat 39).

Allah Ta'ala  berfirman :

مَّنْ عَمِلَ صَٰلِحًا فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّٰمٍ لِّلْعَبِيدِ

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri. Dan sekali-kali tidaklah Rabbmu berlaku zhalim terhadap hamba-hamba-Nya. (Q.S Fussilat 46).

Allah Ta'ala juga berfirman :

أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ

(Yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Q.S an Najm 38).

Syaikh as Sa'di berkata : Maknanya adalah bahwa setiap orang akan menanggung akibat amalan atau perbuatannya. Yang baik ataupun yang buruk. Setiap orang tidak akan mendapatkan balasan apa pun dari amalan orang lain dan TIDAK MENANGGUNG DOSA SIAPAPUN.

Selain itu, perlu diketahui bahkan PERLU BETUL BETUL DITAKUTI,  bahwa ada dosa yang dilakukan orang lain mengalir bahkan terus menerus mengalir kepada seseorang yang bisa disebut sebagai dosa jariyah. Dosa jariyah ini bisa mengalir terus meskipun yang mempelopori atau mengajarkannya telah meninggal dunia. 

Hakikatnya ini terjadi adalah karena perbuatan seseorang itu mengajarkan keburukan dan kesesatan lalu diamalkan oleh orang lain. Allah Ta'ala berfirman :   

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (Q.S an Nahal 25)

Imam Ibnu Katsir menukil perkataan Imam Mujahid : Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya. (Tafsir Ibnu Katsir).

Satu hadits dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun. (H.R Imam Muslim, Imam Ahmad dan yang selainnya).


Dan juga satu hadits
dari Jarir bin Abdillah, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam Islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena perbuatannya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka. (H.R Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.107)


 
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar