Senin, 30 Oktober 2023

BERSAMA RASULULLAH DI SURGA KARENA MENCINTAI BELIAU

 

 

BERSAMA RASULULLAH DI SURGA KARENA MENCINTAI BELIAU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam adalah KHALILULLAH yaitu kekasih Allah Ta'ala yang paling dekat kepada-Nya. Beliau bersabda :

 إنّ الله اتخذني خليلاً كما اتخذ إبراهيم خليلاً

Sesungguhnya Allah menjadikan aku sebagai Khalil-Nya seperti Ia menjadikan Ibrahim sebagai Khalil-Nya” (HR. Muslim).

Sebagai kekasih Allah yang paling dekat, Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang pertama yang masuk surga. Bahkan beliaulah orang yang meminta dibukakan pintu surga. Hal ini didasarkan pada hadits Anas bin Malik, ia berkata :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Aku mendatangi pintu surga pada hari Kiamat. Lalu aku minta dibukakan. Maka penjaga pintu surga berkata : Siapakah engkau ?. Lalu aku jawab : Aku Muhammad. Lantas malaikat (penjaga)  tersebut berkata : Aku diperintahkan dengan sebab engkau. Aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelum engkau’.” (HR Muslim).

Sungguh, kita yakin dengan  seyakin yakinnya  bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam akan menempati TEMPAT YANG PALING TINGGI DI SURGA. Lalu bagaimana umat beliau. Pastilah semuanya ingin bersama  atau dekat dengan beliau di surga.

Ketahuilah bahwa salah satu jalan agar bisa bersama beliau di surga adalah DENGAN SUNGGUH SUNGGUH MENCINTAI BELIAU. Perkara ini dijelaskan dalam sabda beliau yaitu dari Anas bi Malik berkata :  

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

 

Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).

Anas pun mengatakan :

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka. (H.R Imam  Bukhari).

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan : Itulah keutamaan orang yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang shalih, pelaku kebaikan yang masih hidup atau pun yang telah wafat. Namun, kecintaan ini dilakukan dengan melakukan perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.  Menjauhi setiap larangan dan beradab sesuai yang diajarkan oleh syari’at Islam. (Lihat Syarh Shahih Muslim)

Selain itu perlu dipahami bahwa sifat mencintai Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam haruslah melebihi cinta kepada selain beliau. Perkara ini dijelaskan dalam sabda beliau :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري

Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. (H.R Imam Bukhari).

Wallahu A'lam. (3.119).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar