Senin, 30 Oktober 2023

BERIBADAH HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK RASULULLAH

 

BERIBADAH HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK RASULULLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu sifat orang orang beriman adalah selalu menjaga semangatnya dalam beribadah kepada Allah Ta'ala. Sungguh bekal paling utama seorang hamba untuk selamat menuju negeri akhirat adalah IBADAH ATAU AMAL SHALIH yang dilandasi imam. Allah Ta'ala berfirman :

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ

Dan berilah kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih, bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. (Q.S al Baqarah 25).

Sungguh, ketahuilah bahwa ketika beribadah, ada satu PERKARA PENTING BAHKAN SANGAT PENTING yang harus dijaga dalam MELAKUKAN IBADAH YAITU SESUAI  dengan cara cara yang diajarkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Allah Ta’ala berfirman :  

وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Dan apa apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. (Q.S al Hasyr 7)

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam bersabda :  

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Barang siapa yang mengada ada dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan bagian darinya, maka amalannya tertolak. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam juga bersabda :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barang siapa  beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).

Ada satu atsar yang berkaitan dengan menyelisihi sunnah atau petunjuk Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam, dikeluarkan antara lain oleh Ad Darimi, al Baihaqi dan di shahihkan oleh Syaikh al Albani :  

“Dari Sa’id bin Musayyib, ia melihat seorang laki laki menunaikan shalat sunat fajr lebih dari dua raka’at. Ia memanjangkan rukuk dan sujudnya. Maka Sa’id bin Musayyib pun melarangnya. Orang itu bertanya : Wahai Abu Muhammad, apakah Allah akan menyiksaku dengan sebab aku shalat. Beliau menjawab : Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyelisihi Sunnah.”  

Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani memberi komentar terhadap atsar ini dalam kitab Irwa’ul Ghalil. : Ini adalah jawaban Sa’id bin Musayyib yang sangat indah. Dan merupakan bantahan terhadap orang orang yang menganggap baik sesuatu bid’ah dengan alasan dzikir dan shalat. Kemudian menuduh ahlus sunnah mengingkari dzikir dan shalat. Padahal sebenarnya yang mereka ingkari adalah penyelisihan terhadap tuntunan Rasulullah dalam dzikir, shalat dan yang lainnya.

Oleh karena itu mari kita pelihara amal ibadah kita agar tetap memenuhi syarat ikhlas dan ittiba’ yaitu tidak menyelisihi apa yang di ajarkan oleh Rasulullah Sallahu ‘alaihi wasallam.

Sungguh Allah telah memberikan peringatan keras dengan datangnya cobaan dan adzab terhadap orang orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya. Allah Ta’ala  berfirman :  

فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka hendaklah orang orang yang menyalahi (menyelisihi) perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa adzab yang pedih. (Q.S an Nuur 63)

Wallahu A'lam. (3.120)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar