Jumat, 03 Juli 2020

UCAPKAN TAHMID JIKA DIBERI KEBAIKAN MELALUI SESEORANG

UCAPKAN TAHMID JIKA DIBERI KEBAIKAN MELALUI SESEORANG

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Terkadang bahkan mungkin sering kita menerima nikmat Allah Ta’ala melalui saudara kita sesama orang orang beriman. Nikmat atau kebaikan itu bisa jadi berupa harta dunia seperti makanan atau perhiasan dan bisa  pula berupa petunjuk atau nasehat yang bermanfaat. Bahkan kebaikan yang diterima  berupa petunjuk atau nasehat bisa jadi lebih bernilai dari pada harta dunia.

Untuk setiap kebaikan yang diterima seorang hamba,   DIANJURKAN untuk membalas misalnya dengan ucapan terima kasih. Dan SANGAT DIANJURKAN pula mengucapkan JAZAKALLAHU KHAIRAN. Ini adalah petunjuk Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam, sebagaimana sabda beliau :

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِى الثَّنَاءِ

Usamah bin Zaid berkata,  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang diberikan kepadanya kebaikan, lalu ia mengatakan kepada pelakunya  Jazakallah khairan (semoga Allah membalas engkau dengan kebaikan), maka sungguh ia telah benar-benar meninggikan pujian.  (H.R at  Tirmidzi,  dishahihkan oleh Syaikh al Albani).  

Selain itu, ketahuilah bahwa ada satu hal penting yang sangat baik untuk dilakukan seorang hamba yang menerima kebaikan melalui seseorang yaitu MENGUCAPKAN KALIMAT TAHMID. Memuji Allah Ta’ala dengan mengucapkan ALHAMDULILLAH.

Ucapan Alhamdulillah ini memilii nilai yang lebih baik daripada kenikmatan dunia. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Waallam menjelaskan perkara ini dalam sabda beliau :

ما أنْعَمَ اللهُ عَلَى عَبْدٍ بنعْمةٍ فَقالَ الحَمْدُ لِلَّهِ إلاَّ كانَ ما أعْطَى أفْضَلَ مِمَّا أخَذَ

Tidaklah Allah menganugerahkan kenikmatan apapun pada seorang hamba lalu dia mengucapkan ALHAMDULILLAH, kecuali apa yang yang Dia berikan (kepadanya berupa petunjuk untuk  membaca alhamdulillah) lebih utama daripada (nikmat) apa yang dia terima. (H.R Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).   

Tentang hadits ini, Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Yang dimaksud dengan nikmat (yang disebut pertama dalam hadits ini) adalah nikmat nikmat dunia seperti keselamatan, kesehatan, terhindar dari  marabahaya dan yang lainnya. Sementara itu, ucapan alhamdulillah   adalah nikmat agama.

Keduanya merupakan nikmat Allah Ta’ala. Akan tetapi nikmat Allah Ta’ala pada hamba-Nya berupa hidayah untuk mensyukuri nikmat nikmat-Nya dengan membaca alhamdulillah lebih utama daripada nikmat nikmat duniawi yang dilimpahkan-Nya kepada hamba hamba-Nya.

Maka ketika Allah Ta’ala memberi taufik kepada seseorang hamba untuk mensyukuri nikmat nikmat duniawi DENGAN MEMUJINYA (mengucapkan alhamdulillah) atau bentuk bentuk syukur lainnya maka nikmat (mensyukuri) ini akan menjadi lebih baik dari nikmat nikmat tersebut dan lebih dicintai oleh Allah Ta’ala daripada nikmat nikmat (duniawi) itu. (Jami’ul Ulum wal Hikam).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.025)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar