Minggu, 26 Juli 2020

KONTINYU MENGAMALKAN IBADAH YANG SUDAH DIKETAHUI ILMUNYA

KONTINYU MENGAMALKAN IBADAH YANG SUDAH

DIKETAHUI  ILMUNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hamba hamba Allah setiap saat berusaha belajar ilmu tentang syariat melalui berbagai jalan, sarana dan media. Diantara jalan dan kesempatan adalah duduk di majlis ilmu, ini yang paling utama. Bisa juga dengan  membaca kitab tentang ilmu syariat dan  melalui media  tekhnologi komunikasi seperti WhatsApp dan yang lainnya.

Sungguh belajar ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim. (H.R Ibnu Majah).

Ketika seorang hamba  sedikit demi sedikit telah mendapat ilmu terutama tentang ibadah maka yang paling penting adalah bersegera  mengamalkannya. Sungguh  tujuan utama belajar ilmu syariat bukan untuk sekedar memiliki ilmu TAPI HARUS DIAMALKAN. Ilmu yang diamalkan itulah yang dimaksud dengan ILMU YANG BERMANFAAT.

Di zaman ini, sebagian orang yang telah memiliki berbagai  ilmu tentang berbagai ibadah yang disyariatkan misalnya, sebagai contoh saja, ketika sudah tahu bahwa di sunnahkan BERWUDHU SEBELUM TIDUR semestinya diamalkan secara kontinyu. Kita mengetahui bahwa dalam hal ini paling tidak bisa dikategorikan dalam empat kelompok, yaitu :

(1) Kelompok yang sudah punya ilmunya lalu bersegera mengamalkan yaitu untuk mengamalkan sunnah,   dengan ikhlas dan mencari ridha Allah. Inilah kelompok yang beruntung.

(2) Kelompok yang sudah punya ilmunya tapi tak diamalkan sama sekali bahkan tak ada niat untuk mengamalkan. Inilah kelompok yang tercela.

(3) Kelompok yang sudah punya ilmunya tapi pengamalannya nanti saja. Tidak sekarang, ditunda dulu. Inilah kelompok yang merugi.

(4) Sudah punya ilmunya tapi diamalkan sesempatnya saja, tidak fokus dan tidak kontinyu. Inilah kelompok yang akan menyesal.

Satu hadits dari Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu (terus  menerus dilakukan) walaupun itu sedikit. (H.R Imam Muslim).

Dalam hal ini mari kita lihat  bagaimana dengan sahabat dan shahabiyah ketika sudah mengetahui ilmu tentang suatu ibadah yang disyariatkan. Mereka bersegera mengamalkannya secara kontinyu.

Pertama : Abdurrahman bin Shakhr ad Dausi al Yamani lebih dikenal dengan nama Abu Hurairah istiqamah mengamalkan nasihat Rasulullah.

Beliau begitu dekat dengan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.  Suatu hari Nabi berwasiat tiga hal kepada Abu Hurairah. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Dari Abu Hurairah, dia  berkata : Telah berwasiat kepadaku, kekasihku (Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam) untuk melakukan tiga hal yang TAK AKAN AKU TINGGALKAN  hingga meninggal dunia, yaitu : puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan tidur dalam keadaan telah melakukan shalat witir.  (H.R Imam Bukhari)

Kedua : Ummu Habibah, Nu’man bin Salim dan ‘Anbasah  istiqamah shalat sunnah 10 rakaat. 

عن النعمان بن سالم عن عمرو بن أوس قال حدثنى عنبسة بن أبى سفيان فى مرضه الذى مات فيه بحديث يتسار إليه قال سمعت أم حبيبة تقول سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلميقول « من صلى اثنتى عشرة ركعة فى يوم وليلة بنى له بهن بيت فى الجنة ». قالت أم حبيبة فما تركتهن منذ سمعتهن من رسول الله صلى الله عليه وسلم-. وقال عنبسة فما تركتهن منذ سمعتهن من أم حبيبة. وقال عمرو بن أوس ما تركتهن منذ سمعتهن من عنبسة. وقال النعمان بن سالم ما تركتهن منذ سمعتهن من عمرو بن أوس.

 

Dari an Nu’man bin Salim, dari Amr’ bin Aus ia berkata : ‘Anbasah bin Abu Sufyan menuturkan sebuah hadits kepadaku ketika ia sedang sakit, yang dengan sebab sakitnya itulah ia wafat. Ia berkata : Aku mendengar Ummu Habibah mengatakan: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda : Barangsiapa shalat (sunnah) 10 rakaat sehari-semalam, akan dibangunkan sebuah rumah baginya di surga.

 

Ummu Habibah mengatakan : AKU TIDAK PERNAH MENINGGALKANNYA sejak aku mendengar hadits ini dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. ‘Anbasah juga mengatakan : Aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku mendengar hadits ini dari Ummu Habibah. An Nu’man juga mengatakan : Aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku mendengar hadits ini dari ‘Anbasah. (H.R Imam Muslim). 

Oleh karena itu, hamba amba Allah hendaklah kontinyu atau istiqamah dalam mengamalkan suatu ibadah yang sudah dia ketahui ilmunya sehingga mendatangkan manfaat bagi dunia dan akhiratnya. Wallahu A’lam. (2.043)  

  

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar