Sabtu, 09 November 2019

SHALAT SUNNAH MENDATANGKAN KEBAIKAN YANG BANYAK


SHALAT SUNNAH MENDATANGKAN KEBAIKAN 
YANG  BANYAK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala telah mewajibkan orang orang beriman untuk melaksanakan shalat fardhu lima kali sehari semalam. Selain itu disyariatkan pula melakukan shalat sunnah yang jumlah dan jenisnya sangatlah banyak. Ketahuilah bahwa shalat sunnah yang diamalkan BISA MENUTUP KEKURANGAN shalat wajib.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hal ini dalam  sabda beliau : 

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.

Namun JIKA DALAM SHALATNYA ADA SEDIKIT KEKURANGAN maka Allah berfirman  : Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman : Sempurnakanlah kekurangan yang  ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya. Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini. (H.R  Abu Daud dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Selanjutnya, mari kita lihat  beberapa shalat sunnah yang memiliki keutamaan dan mendatangkan kebaikan  jika senantiasa diamalkan. Diantaranya adalah :

Pertama : Shalat sunnah rawatib.

Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

Siapa yang shalat 12 rakaat shalat sunnah rawatib) dalam sehari semalam niscaya dibangunkan untuknya rumah di surga. (H.R Imam Muslim)

Shalat 12 raka’at yang dimaksud adalah empat rakaat sebelum dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua raka’at sesudah maghrib, dua rakaat setelah ‘isya, dan dua rakaat sebelum shubuh sebagaimana yang terdapat dalam hadits Aisyah dalam Sunan at Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Secara khusus Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan pula keutamaan shalat sunnah rawatib sebelum shubuh, sebagaimana Aisyah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Dua rakaat sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.  (H.R Imam Muslim)

Kedua :  Shalat sunnah tahajjud.

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa melaksanakan qiyamul lail atau shalat tahajjud dan beliau menjelaskan keutamaannya.  Beliau bersabda :

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ

Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat lail  adalah kebiasaan orang shalih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa.  (Al Irwa’ no. 452, Syaikh al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Rasulllah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharram dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam. (H.R Imam Muslim, dari Abu Hurairah)

Ketahuilah bahwa shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih yang betul betul ingin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ

Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan. (H.R. Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim).

Selain itu, diantara keutamaan shalat lail  adalah akan diberi dan dipenuhi permintaan seorang hamba untuk kebaikan dunia dan akhiratnya. Ini dijelaskan Rasulullah dalam hadits berikut :
        
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Dari Jabir, ia barkata, Aku mendengar Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  bersabda : Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya) dan itu setiap malam. (H.R Muslim dan Ahmad)

Ibnu Rajab al Hambali mengatakan :  Waktu tahajud di malam hari adalah sebaik-baik waktu pelaksanaan shalat sunnah. Ketika itu hamba semakin dekat dengan Rabb-nya. Waktu tersebut adalah saat dibukakannya pintu langit dan diijabahnya  doa. Saat itu adalah waktu untuk mengemukakan berbagai macam kebutuhan  dan permohonan kepada Allah Ta’ala. (Lathaif al Ma'arif).

Ketiga : Shalat sunnah dhuha

Dalam satu hadits dari  Abdurrahman bin Shakhr ad Dausi al Yamani lebih dikenal dengan nama Abu Hurairah : 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Dari Abu Hurairah, dia  berkata : Telah berwasiat kepadaku, kekasihku (Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam) untuk melakukan tiga hal yang TAK AKAN AKU TINGGALKAN  hingga meninggal dunia, yaitu : Puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan tidur dalam keadaan telah melakukan shalat witir.  (H.R Imam Bukhari).

Diantara keutamaannya adalah : 

(1) Mencukupi di akhir siang.

Sebagaimana diriwayatkan dari Nu’aim bin Hammar Al Ghathafani, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang. (H.R Imam Ahmad, Abu Daud, at Tirmidzi dan  ad Darimi, di shahihkan oleh Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib al Arnauth)

(2) Pengganti kewajiban sedekah 360 persendian.

Pada diri manusia terdapat 360 persendian yang harus dikeluarkan sedekahnya dan ini bisa dicukupi dengan shalat dhuha.
Rasulullah bersabda : “Pada diri manusia terdapat 360 persendian, wajib baginya bersedekah untuk (persendian itu). Mereka bertanya : Siapa, wahai Rasulullah, yang sanggup akan hal itu ?. Beliau menjawab : Membersihkan kotoran yang terlihat adalah sedekah, menyingkirkan gangguan dari jalan juga sedekah, dan shalat dua rakaat pada waktu dhuha mencukupinya” (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Penulis ‘Aunul Ma’bud Imam al ‘Azhim Abadi menyebutkan : Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat dhuha akan menyelamatkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu. 

(3) Mendapat ampunan.

Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dijelaskan bahwa orang yang membiasakan shalat dhuha dosanya akan diampuni oleh Allah SWT, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Rasulullah bersabda sebagai berikut :
من حافظ على شفعة الضحى غفرت له ذنوبه وإن كانت مثل زبد البحر

Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

(4) Tidak dianggap sebagai  orang yang  lalai
Setiap orang tentu tidak ingin dianggap sebagai orang lengah ataupun lalai dalam beribadah dan  mencari rahmat Allah Ta’ala. Diantara  cara agar terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan shalat dhuha. Rasulullah bersabda sebagai berikut :
من صلى الضحى ركعتين لم يكتب من الغافلين

Orang yang mengerjakan shalat dhuha tidak termasuk orang lalai. (H.R al Baihaqi dan an Nasa’i).

Keempat : Shalat sunnah syuruq

Tentang shalat sunnah syuruq dijelaskan Rasulullah dalam sabda beliau :

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah lalu berdzikir kepada Allah Ta’ala hingga terbit matahari, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam mengatakan : Pahalanya sempurna, sempurna, sempurna. (H.R at Tirmidzi dari Anas bin Malik, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa untuk memperoleh pahala yang besar dari shalat sunnah tersebut ada tiga syaratnya  yaitu  (1) Shalat shubuh berjama’ah, di masjid.  (2) Duduk berdzikir kepada Allah Ta’ala di masjid sampai matahari terbit. Berdzikir tersebut antara lain dzikir muqayyad yaitu dzikir setelah shalat fardhu, dzikir pagi dan kemudian dzikir yang lain. Termasuk juga di dalamnya membaca al Qur-an, mendengar tausiah dan yang lainnya.  (3) Shalat sunnah  dua raka’at, yaitu shalat sunat syuruq.

Itulah sebagian shalat sunnah yang sangat dianjurkan dan akan mendatangkan kebaikan sangat bayak bagi yang mengamalkannya. Fastabiqul khairat. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.803)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar