Selasa, 01 Oktober 2019

BAHAYA BESAR JIKA MELALAIKAN SHALAT


BAHAYA BESAR JIKA  MELALAIKAN SHALAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa shalat adalah ibadah terpenting dalam syariat Islam. Merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Bersungguh sungguhlah dalam mendirikan atau menunaikan shalat. Perhatikanlah betapa pentingnya kewajiban shalat :

Pertama : Shalat adalah tiang agama.

Sungguh segala sesuatu akan kokoh berdirinya karena ada tiang. Begitupun agama hanya akan berdiri kokoh dengan shalat karena shalat adalah tiang dan pokok perkara dalam Islam. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  bersabda :

رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ

Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Kedua : Shalat adalah ibadah yang pertama kali akan dihisab.

 قاَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi.

Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah ‘Azza wa Jalla  berfirman : Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya. (H.R at Tirmidzi dan an Nasa’i,  dishahihlan oleh al Hafizh Abu Thahir).

Ketiga : Shalat adalah amal yang paling dicintai Allah Ta’ala.

Hakikatnya semua amal ibadah seorang hamba dicintai Allah Ta’ala karena ditujukan untuk mencari ridha-Nya. Secara khusus Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menyebutkan tentang amalan shalat yang dicintai Allah Ta’ala dalam sabda beliau. Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata :

: سَأَلْتُ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إلَى اللَّهِ ؟ قَالَ : الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِهَا . قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ,  قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ.

Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : Amal apakah yang paling dicintai Allah ?. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : SHALAT PADA WAKTUNYA (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya). Aku bertanya lagi : Kemudian apa ?. Nabi menjawab : Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi : Kemudian apa ?. Nabi menjawab : Jihad di jalan Allah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dan juga yang selainnya).

Sungguh Allah Ta’ala memerintahkan secara jelas dan tegas agar orang orang beriman senantiasa menjaga dan memelihara shalatnya dalam berbagai keadaan. Menjaga shalat ketika mukim ataupun safar,  ketika keadaan aman bahkan dalam takut terhadap bahaya. Allah Ta’ala berfirman : 

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا ۖ فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

Peliharalah semua shalat dan shalat Wustha. Dan laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan khusyu’. Jika kamu takut (ada bahaya) shalatlah samil berjalan kaki atau berkendaraan. Kemudian apabila telah aman maka ingatlah Allah (shalatlah) sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang tidak kamu ketahui.  (Q.S al Baqarah 238-239)

Juga Allah Ta’ala memerintahkan untuk tetap mendirikan dan menjaga shalat dalam suasana perang apalagi dalam keadaan damai. Allah Ta’ala berfirman :

وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَىٰ لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ ۗ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ ۖ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا

Orang orang kafir ingin agar kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus. Dan tidak mengapa kamu meletakkan senjata senjatamu jika kamu mendapat kesusahan karena hujan atau karenanya kamu sakit dan bersiap siagalah kamu. Sungguh, Allah telah menyediakan adzab yang menghinakan bagi orang orang kafir itu. (Q.S an Nisa’ 102).

Demikian penting dan utamanya ibadah shalat maka  dalam keadaan sakitpun, seorang hamba haruslah senantiasa melaksanakan shalat sesuai kemampuannya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

صَلِّ قائماً، فإِن لم تستطع فقاعداً، فإِن لم تستطع فعلى جَنب

Shalatlah sambil berdiri, jika kamu tidak mampu sambil duduk, dan jika kamu tidak mampu, sambil berbaring miring.  (H.R Imam Bukhari).

Oleh karena itu seorang hamba jangan pernah melalaikan shalat. Sungguh sangat berat ancaman Allah terhadap orang yang melalaikannya. Allah Ta’ala memberi cap dengan CELAKA, sebagaimana  firman-Nya :

الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ  فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ

Maka CELAKALAH ORANG YANG SHALAT. (yaitu) ORANG ORANG YANG LALAI terhadap shalatnya. (Q.S al Ma’un 4-5).

Syaikh as Sa’di berkata : “Maka celakalah (bagi) orang orang yang shalat” yaitu orang orang (terbiasa, konsisten) menegakkan shalat, tapi mereka adalah “orang yang lalai terhadap shalatnya”. YAITU MENYIA NYIAKANNYA. Tidak shalat hingga waktunya berlalu dan tidak memenuhi rukun rukunnya.

Hal ini disebabkan mereka tidak mengindahkan titah Allah Ta’ala. Mereka menyia nyiakan shalat yang merupakan ketaatan paling utama. Melalaikan shalat membuat pelakunya berhak mendapat celaan dan penghinaan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

(Tentang orang yang melalaikan shalat), Sa’id bin Musayyab, seorang ulama dikalangan Tabi’in berkata : Orang itu tidak shalat dzuhur kecuali setelah tiba waktu ashar. Tidak shalat ashar kecuali setelah tiba waktu maghrib. Tidak shalat maghrib kecuali setelah tiba waktu isya dan tidak shalat isya kecuali setelah tiba waktu shubuh dan tidak shalat shubuh kecuali setelah terbit matahari.

Lalu bagaimana keburukan yang akan mendatangi orang yang tak shalat. Sungguh neraka adalah tempat kembalinya. Allah Ta’ala berfirman :

قَالُوا۟ لَمْ نَكُ مِنَ ٱلْمُصَلِّينَ مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ
وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ ٱلْمِسْكِينَ
وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلْخَآئِضِينَ
وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ

Apa yang menyebabkan kamu masuk kedalam (neraka) Saqar ?. Mereka menjawab : Dahulu kami tidak termasuk orang orang yang melaksanakan shalat. Dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin. Bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang bathil) bersama orang orang yang membicarakannya. Dan kami mendustakan hari pembalasan. (Q.S al Muddassir 42-46).

Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata : Para penduduk surga bertanya pada mereka (penduduk neraka) : “Apakah yang memasukkan kamu kedalam (neraka) saqar”, yakni apa yang membuat kamu masuk kedalamnya, karena dosa apa kalian mendapatkan neraka ?. 

Mereka menjawab : “Kami dahulu tidak termasuk orang orang yang mengerjakan shalat dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin”, tidak ada keikhlasan untuk Allah Ta’ala Yang disembah, tidak memberi kebaikan dan manfaat bagi orang yang membutuhkan, “dan kami membicarakan yang bathil bersama dengan orang orang yang membicarakannya”, yakni kami membicarakan yang bathil dan kami jadikan sebagai pembantah kebenaran, “dan kami mendustakan Hari Pembalasan”. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu seorang hamba jangan pernah melalaikan shalat. Bersungguh sunguhlah menjaganya sehingga mendapatkan kebaikan yang banyak di dunia dan di akhirat kelak. Insya Alla ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.774)   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar