Selasa, 29 Oktober 2019

PENGGEMBALA KAMBING DIMERDEKAKAN KARENA MENJAGA AMANAH


PENGGEMBALA KAMBING DIMERDEKAKAN
KARENA MENJAGA AMANAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam satu riwayat dari Nafi’, dia berkata : Aku keluar bersama Abdullah bin Umar bin Khaththab ke pelosok Madinah bersama beberapa orang sahabat. Lalu mereka menggelar makanan. Lewatlah seorang penggembala. 
Umar berkata : Wahai penggembala !. Mari ikut menikmati hidangan kami. Si penggembala menjawab : Saya sedang berpuasa. Ibnu Umar berkata : Di bawah panas terik ini, di jalan perbukitan menggiring kawanan kambing diantara bukit bukit, engkau menggembalakan kambing dalam keadaan berpuasa ?. Sipenggembala itu berkata : Aku ingin mengejar hari hariku yang telah berlalu. 
 
Ibnu Umar pun takjub dengan penggembala itu. Dia berkata : Maukah engkau menjual kepada kami seekor kambingmu. Kami akan potong dan kami akan memberimu dagingnya untuk berbuka puasa dan uang harganya akan kami berikan kepadamu ?.
Ia berkata : Kambing kambing ini bukan milikku tapi milik tuanku. Lalu Ibnu Umar berkata : Apa yang akan dikatakan tuanmu kalau engkau mengatakan bahwa kambing tersebut dimakan serigala ?. Si pengembala pun pergi seraya mengangkat jarinya ke langit dan berkata : Lalu dimana Allah ?.

Nafi’ berkata : Ibnu Umar pun terus saja mengulang ulang perkataan si penggembala : Lalu dimana Allah ?. Setelah kembali ke Madinah Ibnu Umar segera mengutus seseorang kepada pemilik budak penggembala itu. Ia membeli budak penggembala tadi dan semua kambing gembalaannya. Kemudian Ibnu Umar memerdekakannya dan memberikan semua kambing tersebut kepadanya. (Shifatush Shafwah).   

Lalu bagaimana dengan keadaan di zaman ini jika dihadapkan kepada kisah dari Nafi’ diatas. Lihatlah seorang budak penggembala kambing tak mau mengkhianati amanah yang dipegangnya karena takut kepada Allah Ta’ala. Akhirnya dia dimerdekakan dan diberi harta berupa kambing yang banyak oleh Ibnu Umar. Sungguh jika seseorang meninggalkan yang haram karena Allah maka Allah  akan mengganti dengan yang halal.

Kita mengetahui berapa banyak manusia di zaman ini yang berpangkat, punya jabatan tinggi DAN PASTI BUKAN PENGGEMBALA KAMBING,  tersungkur, terhina dan memalukan  karena tak menjaga  sesuatu yang diamanahkan kepadanya. Kenapa ?, karena diantara mereka ada yang berlaku buruk. Harta milik perusahaan, milik atasan, bahkan milik negara, milik orang banyak dikorup, diselewengkan untuk memperkaya diri. Mereka bisa jadi lebih hina dari penggembala kambing.

Pada hal umumnya mereka adalah orang orang yang berkecukupan bahkan diantaranya ada yang sudah memiliki harta  berlimpah. Diantara penyebabnya adalah karena BERLEBIHAN MENCINTAI HARTA DUNIA. Sungguh mereka lupa bahwa dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Yang namanya senda gurau dan permainan pastilah hanya sesaat. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. (Q.S al Ankabut 64).

Ketahuilah bahwa dunia ini tak lebih berharga dari sayap nyamuk. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan hal ini. Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk pun kepada orang kafir. (H.R at Tirmidzi. Hadits hasan sahih).

Semoga kisah penggembala kambing ini menjadi ibrah bagi kita semua agar tetap menjaga amanah yang dibebankan kepada kita karena semua yang kita katakan dan lakukan  pasti akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta’ala. Wallahu A’lam. (1.792)
  
 

1 komentar: