Senin, 07 Oktober 2019

JALAN UNTUK MENDAPATKAN KECUKUPAN RIZKI


JALAN UNTUK MENDAPATKAN KECUKUPAN RIZKI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Orang orang beriman mempunyai kewajiban untuk mencari rizki berupa harta. Dengan rizki atau harta tersebut dapatlah dia menafkahi diri dan keluarganya serta orang yang membutuhkan. Selain itu dia dapat pula melaksanakan ibadah ibadah yang memerlukan biaya besar serta haji dan umrah serta berinfak untuk kemashlahatan kaum muslimin pada umumnya.

Dan yang penting pula bahwa seseorang yang berusaha dan memperoleh rizki yang cukup maka dia bisa menjaga kehormatan diri dengan tidak meminta minta atau menggantungkan diri kepada belas kasihan orang lain. Suka meminta minta adalah perbuatan  tercela. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ سَأَلَ مِنْ غَيْرِ فَقْرٍ فَكَأَنَّمَا يَأْكُلُ الْجَمْرَ.

Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan (mendesak), maka seolah-olah ia memakan bara api. (H.R Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan ath Tahbrani)  

Ketahuilah bahwa sungguh Allah Ta’ala telah menjamin rizki setiap makhluknya, sebagaimana firman-Nya : 

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nayata. (Lauh Mahfudz). Q.S Huud 6.

Syaikh as Sa’di antara lain menafsirkan ayat ini bahwa semua (makhluk)  yang merayap dimuka bumi baik manusia, binatang didaratan atau dilautan maka Allah telah menjamin rizki dan makan mereka. Rizki mereka menjadi kewajiban Allah. Semuanya diliputi oleh ilmu Allah dicatat oleh pena-Nya. Berlaku padanya kehendak Allah dan manusia tetap harus yakin kepada Allah yang menjamin rizkinya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketahuilah, bahwa ada beberapa jalan yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan kecukupan rizki, diantaranya adalah :

Pertama : Menjaga  ketakwaan.

Allah Ta’ala berfirman : 

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberi rizki dari arah yang tidak disangkanya. (Q.S ath Thalaq 2-3).

Kedua : Bertawakal atau berserah diri kepada Allah.

Allah Ta’ala telah menjelaskan hal dalam firman-Nya :

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ

Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (Q.S ath Thalaq 3).

Syaikh as Sa’di berkata : “Niscaya  Allah akan mencukupkan (keperluan) nya” . Maksudnya adalah bahwa Allah akan mencukupi keperluan yang disandarkannya kepada Allah. Dan ketika suatu urusan berada dalam tanggungan Yang Mahakaya, Mahakuat, Mahaperkasa lagi Maha Penyayang, maka Dia paling dekat dengan hambaNya melebihi segala sesuatu. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Ketiga : Selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berjanji akan menambah nikmat berupa rizki dan yang lainnya yaitu dengan  selalu bersyukur kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu memaklumkan : Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat pedih.  (Q.S Ibrahim ayat 7).

Syaikh as Sa’di berkata : Bersyukur hakikatnya adaah pengakuan hati terhadap nikmat nikmat Allah dan menyanjung Allah Ta’ala karena nikmat-Nya, serta mepergunakannya dalah keridhaan Allah.

Keempat : Berdoa agar diberi rizki yang halal.

Perhatikanlah bagaimana Nabi Ibrahim memohon rizki bagi penduduk Makkah, sebagaimana firman Allah :

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa : Ya Rabb-ku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan BERILAH RIZKI berupa buah buahan kepada penduduknya yaitu diantara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. (Q.S al Baqarah 126).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengajar satu doa diantaranya untuk memohon rizki yang baik. Doa ini biasa beliau baca setelah shalat shubuh yaitu dalam rangkaian dzikir pagi, yaitu :

 اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang baik dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik). (H.R Ibnu Majah  dan Imam Ahmad)

Juga doa yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam : 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kecukupan. (H.R Imam Muslim, at Tirmidzi, dan yang selainnya)

Ketahuilah  bertakwa, bertawakal, bersyukur dan berdoa, semua adalah jalan untuk memudahkan turunnya rizki yang berkah.  Namun demikian, setiap orang haruslah mencari  berusaha untuk mencari sebab agar rizki itu datang. 

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.779).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar