Rabu, 02 Oktober 2019

UTAMAKAN MENGURUS DIRI SENDIRI LEBIH DAHULU


UTAMAKAN MENGURUS DIRI SENDIRI LEBIH DAHULU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sering kita menyaksikan di zaman ini, banyak orang yang suka menyibukkan diri dengan urusan orang lain. Diantaranya adalah dengan mencari kekurangan atau aib atau mencela keadaan orang lain. Memikirkan  keburukan  dalam berbagai hal tentang keadaan orang lain bahkan membicarakan dan mengghibah dan juga menyebarkannya ke khalayak ramai. Pada hal, hakikatnya kita tidak mengetahui banyak hal tentang orang lain.

Sementara itu mereka lupa dengan keadaan, kekurangan serta aibnya sendiri. Mereka tak suka atau tak mau memperhatikan dirinya. Kekurangannya dalam aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah seolah olah dilupakannya.

Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah mengingatkan agar orang orang beriman senantiasa menjaga dan MENGURUS DIRINYA SENDIRI terlebih dahulu. Ketika seorang hamba telah mengurus dirinya dengan benar maka kesesatan atau kekurangan orang lain tak akan membahayakannya. Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Wahai orang orang yang beriman !. JAGALAH DIRIMU, (karena) orang orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu semua akan kembali, kemudia Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S al Maidah 105).

Imam Ibnu Katsir berkata : Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman agar memperbaiki diri mereka dan berbuat baik dengan sungguh sungguh dan sekuat tenaga. Allah Ta’ala juga memberirahu mereka bahwa ORANG YANG MEPERBAIKI URUSANNYA SENDIRI tidak akan mendapat mudharat dari kerusakan orang lain, baik orang yang (memiliki hubungan) dekat maupun jauh. (Tafsir Ibnu Katsir).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di berkata : Maksudnya bersungguh sungguhlah (wahai orang orang beriman, pen.) dalam memperbaiki, menyempurnakan dan mengharuskannya berjalan diatas jalan yang lurus. Karena jika kamu baik maka kamu tidak akan terkena mudharat oleh orang orang yang tersesat dari jaan yang lurus dan tidak mendapat petunjuk kepada agama yang benar, dia hanya merugikan dirinya sendiri.

(Ayat) ini tidak menunjukkan bahwa meninggalkan amar ma;ruf nahi mungkar tidak merugikan seorang hamba, karena hidayahnya tidak sempurna kecuali dengan melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar yang wajib atasnya. Benar, jika dia tidak mampu mengingkari yang mungkar dengan tangan dan lisannya lalu dia mengingkarinya dengan hatinya, maka kesesatan orang lain tidak merugikannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketahuilah bahwa melakukan amar ma’ruf nahi mungkar bukanlah tugas orang orang yang baru belajar ilmu ataupun orang awam. Hakikatnya, melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar adalah tugas atau kewajiban  penguasa dan para ulama. Orang orang yang awam, mungkin baru belajar ilmu maka cukuplah baginya untuk mengingkari dengan hatinya. Seseorang janganlah memberat beratkan diri untuk sesuatu yang bukan menjadi tugasnya.

Kenapa ?. Ketahuilah bahwa orang orang yang baru belajar ilmu terkadang belum paham tentang sesuatu apakah sesuatu itu   ma’ruf ataupun mungkar menurut syariat. Jadi teruslah belajar ilmu sehingga menjadi terang mana yang ma’ruf dan mana yang mungkar, mana yang halal mana yang haram.

Oleh karena itu seorang hamba hendaklah mengutamakan mengurus dan termasuk memperbaiki dirinya terlebih dahulu Diantaranya dengan memperbaiki akhlak serta terus belajar ilmu dan mengamalkan ilmunya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.775)        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar