Rabu, 06 Desember 2017

MENGHINDARLAH DARI PENYAKIT SOMBONG



MENGHINDARLAH DARI PENYAKIT SOMBONG

Oleh : Azwir B. Chaniago

Penyakit sombong bisa menyerang manusia dari semua strata. Berpendidikan atau bukan, berharta atau bukan,  berpangkat atau bukan  semua bisa terkena penyakit ini.
Lalu apa sebenarnya makna sombong.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa : Sombong adalah menghargai diri (sendiri) secara berlebihan.

Kebanyakan manusia memahami kata sombong adalah ketika seseorang mengatakan dirinya yang paling baik, paling hebat lalu meremehkan orang lain. Ini tidak salah tapi belum sempurna. Makna sombong telah dijelaskan oleh Rasulullah yaitu ada pada dua perkara : (1) Merendahkan orang lain, dan (2) Menolak kebenaran.

Rasulullah bersabda  : Al kibru, batharul haqqi wa ghamdunnaas” Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia. (H.R Imam Muslim).

Tentang menolak kebenaran adalah tatkala semua dalil dan hujjah tentang kebenaran syariat telah berada di depan matanya namun orang yang sombong masih menolak dengan menggunakan akalnya. Justru inilah kesombongan yang paling parah karena dia akan berhadapan dengan murka Allah.

Rasulullah bersabda : “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus ?” Beliau menjawab : “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (H.R Imam Muslim)

Imam an Nawawi rahimahullah berkata : Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim)

Seorang hamba yang telah mengetahui akibat buruk dari penyakit sombong tentulah dia akan berusaha menghindarinya. Diantara caranya adalah :

Pertama : Seseorang tidak boleh lupa bahwa dia adalah hamba Allah. Sifat seorang hamba adalah hina dan rendah sehingga tidak ada sesuatu pun yang  pantas untuk disombongkan.

Kedua : Seseorang hendaklah menyadari bahwa dia lemah dan tidak memiliki apa apa. Allah berfirman : “Lillahi maa fissamawati wamaa fil ardh” Milik Allah apa yang ada di langit dan di bumi  (Q.S  al Baqarah 284) 

Sungguh hanya Allah yang telah memberi hamba hamba-Nya kehidupan dan berbagai kebutuhannya. 

Ketiga : Seseorang hendaklah menyadari bahwa hukuman Allah telah pernah dijatuhkan kepada orang orang yang sombong pada saat masih di dunia dan diakhirat tentu akan ada hukuman yang lebih berat. Perhatikanlah bagaimana Allah telah menghukum Qarun, kaum ‘Ad dan kaum Tsamud karena kesombongan mereka.

Kempat : Seseorang hendaklah menyadari bahwa  Allah tidak suka kepada manusia yang sombong. Allah berfirman : “Innahu la yuhibbul mustakbiriin”. Sungguh Allah tidak suka kepada orang orang yang sombong (Q.S an Nahl 23). 

Allah Ta’ala berfirman : “Innallaha laa yuhibbu man kaana mukhtaalan fakhuuraa”. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S an Nisa’ 36)

Oleh karena itu maka seorang hamba haruslah berusaha menghindari penyakit sombong karena akan membahayakan dunia dan akhiratnya. Wallahu A’lam. (1.182)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar