Selasa, 12 Desember 2017

BELAJAR ILMU SYAR'I BUKAN UNTUK TUJUAN DUNIA



BELAJAR ILMU SYAR’I BUKAN UNTUK TUJUAN DUNIA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Belajar ilmu terutama ilmu syar’i adalah sangat utama bahkan dihukumi wajib dalam syariat Islam. Oleh karena itu tidaklah pantas jika seorang hamba melalaikannya. Rasulullah bersabda  :  Thalibul ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim” Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah). 
  
Ketahuilah bahwa diantara bentuk keutamaan belajar ilmu dan agungnya ilmu, terutama ilmu syar’i,  adalah bahwa menuntut ilmu lebih baik dari pada ibadah-ibadah sunnah. Ibnu Nuaim dan Ulama ulama yang lainnya menyebutkan dari beberapa sahabat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda : “Keutamaan ilmu itu jauh lebih baik dibandingkan dengan amal amalan yang hukumnya sunnah, dan agama kalian yang paling baik adalah al wara’ (menjauhi syubhat dan maksiat). (H.R Abu Nuaim, kitabnya Hilyatul Aulia)

Dan juga banyak sekali perkataan ulama salaf tentang perkara ini. Di antaranya adalah perkataan Imam asy Syafii.  Ar Rabi’ berkata, aku mendengar Imam asy Syafii berkata : Menuntut ilmu lebih afdhal (lebih utama) dari shalat sunnah.

Namun demikian perlu dipahami benar bahwa belajar ilmu syar’i bukanlah untuk tujuan dunia. Tujuan yang hakiki belajar ilmu sya’i  adalah ikhlas untuk mencari ridha Allah semata mata. Sangatlah banyak sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam yang mengingatkan tentang perkara ini, diantaranya :
  
Pertama : Rasulullah bersabda : “Innallaha la yuqbalu minal ‘amalu  illa maa kaana lahu khalisa wabtughiya bihi wajhuhu.”  Sesungguhnya Allah tidak akan menerima dari semua jenis amalan kecuali yang murni (ikhlas) untuk-Nya. (H.R an Nasa’i, lihat Silsilah ash Shahihah).

Kedua : Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menuntut ilmu, dimana dituntut darinya keikhlasan kepada Allah, sementara dia melakukannya karena ingin mendapatkan kesenangan dunia maka ia tidak akan mencium bau surga (H.R Imam Ahmad dan yang lainnya, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Ketiga : Rasulullah bersabda : “Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakan diri di hadapan para ulama atau untuk mendebat orang orang bodoh. Janganlah kalian membuat kelompok kelompok di dalam sebuah majlis. Barangsiapa yang melakukan hal tersebut maka nerakalah, nerakalah. (H.R al Hakim).

Keempat : Rasulullah bersabda : “Man ta’allama ‘ilman li ghairillahi au araada bihi ghairallah, fal yatabau-wa’ maq’adahu minan naar.” Barangsiapa yang mencari ilmu karena selain Allah atau (diniatkan) untuk selain Allah maka siap siaplah dia menempati tempat duduknya di neraka. (H.R at Tirmidzi, hadits Hasan).

Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid berkata : Apabila ilmu tidak didasari dengan keikhlasan niat, dia akan berobah dari ibadah yang paling mulia menjadi kemaksiatan yang paling hina. Dan tidak ada yang bisa menghancurkan ilmu semisal riya, baik riya yang  sampai kepada kesyirikan ataupun riya yang menghilangkan keikhlasan.

Oleh karena itu seorang yang belajar  ilmu haruslah terus menerus memeriksa dan menjaga  niatnya SEBELUM BELAJAR, SAAT BELAJAR DAN SESUDAH BELAJAR. Jangan sampai niatnya terganggu oleh tujuan lain kecuali ikhlas untuk mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.187)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar