Selasa, 01 Agustus 2017

INILAH KENYATAAN SETELAH RAMADHAN



INILAH KENYATAAN SETELAH RAMADHAN BERAKHIR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ramadhan bulan yang penuh berkah dan banyak kebaikan di dalamnya, mendatangi kita setiap tahun. Ada diantara kita telah bertemu dengan Ramadhan 10 kali, 20 kali bahkan ada yang 50 kali atau lebih.

Sungguh Allah Ta’ala telah memberikan pertolongan-Nya, sehingga kaum muslimin bersemangat mengisi Ramadhan dengan berbagai amal shalih yang diajarkan dalam syariat Islam. Berpuasa sebulan penuh, shalat malam yaitu taraweh bahkan  ada yang menambah dengan shalat lail dan shalat shalat sunnah yang lainnya. Mengkhatamkan al Qur an bahkan ada yang lebih dari sekali. 

Juga banyak yang bersedekah dan melakukan i’tikaf terutama untuk bersungguh sungguh mencari lailatul qadr. Yang lebih hebat lagi dan kita saksikan bahwa masjid masjid dipenuhi  kaum muslimin untuk melaksanakan shalat wajib berjamaah di bulan  Ramadhan terutama shubuh, maghrib dan isya.

Semua ini tentu mendatangkan kebanggaan dan  kegembiraan bagi kita sebagai orang orang yang beriman. Cuma sayang kebanggaan dan kegembiraan ini ternyata tidak berlanjut setelah Ramadhan. Banyak beribadah di bulan Ramadhan tapi tak berkelanjutan selepas Ramadhan. 

Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa beribadah itu hanya di bulan Ramadhan pada hal  nikmat Allah tidak pernah berhenti apakah pada bulan Ramadhan atau di sebelas bulan yang lain. Sebagian lagi mengira bahwa ada jaminan untuk bertemu lagi dengan Ramadhan yang akan datang baru beribadah lagi yang banyak. Sungguh tak ada yang bisa  menjamin untuk bertemu lagi Ramadhan yang akan datang.  

Sungguh kewajiban beribadah  kewajiban beribadah tidaklah pernah gugur terhadap seorang mukallaf yakni semenjak dia baligh sampai ajal menjemputnya. Allah berfirman : Wa’bud rabbaka hattaa ya’tiyakal yaqiin”. Dan beribadahlah kepada Allah sampai datang kepadamu yang diyakini, yaitu ajal. (Q.S al Hijr 99).

Mengenai kalimat yaqiin dalam ayat ini adalah sebagaimana disebutkan oleh Imam Bukhari bahwa Salim bin Abdillah, Mujahid, Qatadah dan ulama ulama tafsir yang lainnya mengatakan bahwa makna al yaqiin dalam ayat ini adalah kematian.
 
Syaikh as Sa’di berkata : “Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al Yaqiin, yaitu sampai ajal tiba. Maksudnya ISTIQAMAHLAH engkau mendekatkan diri kepada Allah dengan segala macam amal ibadah di setiap waktu. Maka beliau (Rasulullah) mentaati perintah Rabb-nya dan senantiasa membiasakan beribadah sampai datang yaqiin (ajal) dari Rabb-nya. (Tafsir Karimir Rahman).

Perhatikanlah beberapa kenyataan yang kita saksikan setelah Ramadhan berlalu, diantaranya :

Kenyataan Pertama :  Setelah Ramadhan ternyata semangat  mengerjakan shalat lima waktu menurun  apalagi dengan berjamaah di masjid.  Padahal shalat adalah suatu kewajiban yang mesti diperhatikan dan merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Sungguh, tegaknya bangunan Islam dilihat dari apakah shalat lima waktu didirikan ataukah tidak. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji ke Baitullah; dan berpuasa Ramadhan. (H.R Imam Bukhari no. 8 dan Imam Muslim no. 16)

Kenyataan Kedua : Selepas Ramadhan ternyata shalat malam sudah mulai ditinggalkan oleh banyak kaum muslimin. Padahal di bulan Ramadhan kita menjadi orang yang gemar shalat tarawih. 

Tentulah setelah Ramadhan seharusnya  kita terus menjaga shalat malam yaitu  melakukan shalat tahajud  yaitu shalat malam setelah tidur walaupun tidurnya sebentar.
Sungguh Rasulullah telah mengingatkan dalam sabda beliau bahwa shalat tahajud adalah seutama utama shalat  setelah shalat fardhu. Beliau bersabda : “Afdhalush shalaati ba’da shalaatil maktuubati ash shalatu fii jaufil laili”. Shalat yang paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat ditengah malam. (H.R Imam Muslim dari Abu Hurairah).

Shalat tahajud memiliki keutamaan yang sangat banyak. Diantaranya adalah  bahwa Allah Ta’ala memuji orang orang yang senantiasa melakukan shalat malam yaitu sebagaimana yang dijelaskan dalam firman-Nya : “Kaanuu qaliilan minal laili maa yahja’uun. Wa bil ashaari hum yastaghfiruun”. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah." (Q.S adz-Dzaariyaat 17-18).

Ketahuilah bahwa shalat malam adalah kebiasaan orang orang shalih dari dahulu sampai sekarang. Oleh karena itu sangatlah baik kalau kita mengikuti mereka dalam perkara ini.

Rasulullah bersabda : ‘Alaikum biqiyamil laili fainnahu dakbush shalihiina qablakum, wahuwa qurbatun lakum ilaa rabbikum, wa maghfaratun lissaiyati wa manhaatunanil itsmi. Hendaklah kalian melakukan shalat malam karena ia adalah kebiasaan orang orang shaleh sebelum kalian, ia sebagai amal taqarrub bagi kalian kepada Allah, penghapus kesalahan kesalahan dan menjauhkan dosa. (H.R Imam at Tirmidzi, Imam al Baihaqi dan al Hakim).

Kenyataan Ketiga :  Ternyata puasa Ramadhan sebulan penuh nyaris tak berbekas. Lihatlah bahwa selepas Ramadhan sedikit sekali orang orang melakukan puasa sunnah. Bahkan puasa 6 hari di bulan Syawal juga berat untuk dikerjakan. Bisa jadi mereka  telah mencukupkan diri dengan berpuasa Ramadhan saja. 

Ketahuilah bahwa puasa sunnah sangatlah bermanfaat dan memiliki banyak keutamaan. Diantaranya adalah mendapat perisai sebagai benteng terhadap api neraka. Rasulullah bersabda : Ash shiyamu junnatun yastahjinnu bihal ‘abdu minnaar. Puasa merupakan perisai yang digunakan seorang hamba untuk membentengi diri dari neraka (H.R Imam Ahmad).

Ketahuilah bahwa ternyata melakukan ibadah puasa adalah salah satu cara untuk terhindar dari api neraka bahkan bisa dijauhkan sejauh jauhnya dari api neraka yang dahsyat itu. Rasulullah bersabda : “Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh musim karena puasanya itu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Sa’id al Khudri)

Maksud sabda Nabi tentang 70 musim adalah perjalan 70 tahun, sebagaimana disebutkan Ibnu Hajr Ashqalani dalam Fathul Bari.

Kenyataan keempat : Ternyata setelah Ramadhan sebagian besar umat Islam telah lalai dalam membaca, mentadaburi dan mempelajari makna ayat ayat al Qur-an. 

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam pernah mengadu kepada Allah tentang kaumnya yang lalai terhadap al Qur an yaitu sebagaimana disebut dalam surat al Furqan 30 : Wa qaalar rasuulu yaa rabbi inna qaumiit takhadzuu haadzal qur-aana mahjuuraa”.   Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan al Qur-an ini sesuatu yang tidak diacuhkan.

Memang Ramadhan disebut juga sebagai bulan al Qur-an.  Sehingga  selama ramadhan umat Islam sepertinya berlomba membaca dan mempelajari al Qur an. Bahkan ada yang sempat mengkhatamkan beberapa kali.  Ketahuilah bahwa al Qur-an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia tidaklah untuk dibaca dan dipelajari pada bulan Ramadhan saja tapi pada setiap waktu dan keadaan.
 
Sungguh membaca al Qur an mendatangkan manfaat yang sangat banyak bagi pembacanya, diantaranya :

(1) Mendapat syafaat di akhirat kelak. Rasulullah bersabda : Rasulullah bersabda : “Aqraul qur’ana fainnahu yakti yaumal qiyamati syafi’an li ashhabih.” Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada sahabatnya. (H.R. Muslim, dari Abu Umamah).
Para ulama menjelaskan bahwa makna sahabatnya dalam hadits ini adalah orang membacanya, mentadaburi dan mengamalkannya. 

(2) Mendapat sepuluh pahala dari setiap huruf yang dibaca. Rasulullah bersabda :  Rasulullah bersabda : “Man qara-a harfan min kitaabillah falahu bihi hasanatun. Wal hasanatun bi’asyri amtsalihaa. Laa aquulu “aliflammim” harfun. Walakin alifun harfun, wa laamun harfun wa miimmun harfun” .Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (H.R Imam at Tirmidzi).

Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa memberi kita petunjuk dan taufik agar  tetap istiqamah beramal shalih selepas Ramadhan ini. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.086).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar