Sabtu, 05 Agustus 2017

APA PENYEBAB MANUSIA DIRASUKI JIN



APA PENYEBAB MANUSIA DIRASUKI JIN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa bangsa jin diciptakan lebih dahulu dari manusia. Mereka diciptakan dari api yang panas yaitu sebagaimana disebutkan dalam firman Allah : “Waljaanna khalaqnaahu min qablu min naaris samuum”. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dan dari api yang panas. (Q.S al Hijr 27).

Diantara bangsa jin yang jahat memang bisa merasuki manusia atau dalam bahasa yang populer disebut kesurupan. Kesurupan jin itu memang ada  sebagaimana dijelaskan  oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa.

Memang agak sering kita menyaksikan atau mendengar bahwa ada orang  yang kesurupan jin atau syaithan.  Orang tersebut  berubah tingkah lakunya  dari yang biasa ada pada dirinya. Diantaranya adalah :

(1) Orang yang sedang dirasuki jin atau kesurupan mengeluarkan suara yang berbeda dengan suaranya yang biasa. Bahasanya terkadang juga tidak kita kenal.

(2) Tangannya terkepal keras, gigi merapat keras dan  mata menutup kencang, karena biasanya jin bersembunyi di tempat tempat itu.

(3) Tenaganya menjadi berlipat ganda sehingga kalau dia meronta sulit dipegangi oleh beberapa orang yang kuat.

(4) Jika  disebutkan nama nama Allah atau dibacakan ayat al Quran dia akan berteriak.

Para ulama mengambil dalil tentang adanya manusia yang dirasuki atau kemasukan jin dari firman firman Allah : “Alladziina ya’kuluunar ribaa laa yaquumuuna illa kamaa yaquumul ladzii yatakhabbathuhusy syaithaanu minal mass”. Orang orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan karena gila.  (Q.S al Baqarah 275).

Kata al mass dalam ayat ini bermakna sentuhan atau masukan. Dari sinilah kemudian ditafsirkan oleh para ulama kita bahwa syaithan atau jin dapat memasuki tubuh manusia dan mempengaruhi nya melalui ucapan dan perbuatan. (Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam)

Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya syaithan itu berjalan di tubuh manusia (mengikuti peredaran) darah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Anas bin Malik).

Lalu datang pertanyan, kenapa manusia bisa dirasuki atau kemasukan jin ?. Adakah penyebabnya ?. Iya ada, diantaranya :

Pertama : Mengganggu tempat tinggal jin.
Seseorang bisa jadi tanpa sengaja telah mengganggu atau merusak tempat bermukim atau habitat jin. Mereka marah dan membalas, diantaranya dengan merasuki orang itu.
Telah mengabarkan kepada kami, Ubaidillah bin Sa'id,  dia berkata; Telah mengabarkan kepada kami Mu'adz bin Hisyam, dia berkata berkata; ayahku telah menceritakan kepadaku dari Qatadah dari Abdullah bin Sarjis bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Jangan sekali-kali salah seorang diantara kalian buang air kecil di lubang." Mereka bertanya kepada Qatadah, kenapa dilarang buang air kecil di lubang ? Qatadah menjawab :  Ada berita itu tempat tinggal jin. (H.R an Nasa’i no. 34)

Kedua : Lalai dalam mengingat dan memohon perlindungan kepada Allah.
Seorang hamba selalu mengingat Allah dengan berdzikir (seolah olah) berada dalam benteng. Ketika dia lalai (dari berdzikir) maka pintu benteng itu terbuka. Lalu musuh pun akan memasukinya dan orang ini akan kesulitan untuk mengeluarkan musuh (syaithan) yang telah masuk.

Oleh karena itu jangan pernah lalai mengingat Allah, menjaga iman dan bertawakal  yaitu berserah diri kepada-Nya.  
   
Allah berfirman : “Innahuu laisa lahuu sulthaanun ‘alal ladziina aamanuu wa ‘alaa rabbihim yatawakkaluun”. Sungguh syaithan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. (Q.S an Nahal 99)
Selain itu selalu mohon perlindungan kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman : “Dan jika syaithan mengganggumu dengan suatu godaan maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sungguh Dialah Yang Maha Mendengar Maha Mengetahui”. (Q.S Fushilat 36). 

Ketiga : Jika hati telah mati.
Dalam Kitab Mawaaridul Amaan, Imam Ibnul Qayyim menyebutkan tiga keadaan, hati manusia satu diantaranya adalah manusia yang hatinya  mati. Beliau menjelaskan beberapa  tanda hati yang telah mati,  yaitu :

(1) Tidak mengenal Allah dan berdiri diatas syahwat dan kelezatannya.

(2) Mengerjakan perkara perkara yang dibenci dan dimurkai Allah. Tidak peduli apakah Allah ridha atau murka.

(3) Yang menyekutukan Allah, beribadah kepada selain Allah. Rasa cinta, takut, berharap dan tawakalnya bukan kepada Allah semata.

(4) Yang apabila mencintai maka ia mencintai karena hawa nafsunya. Apabila membenci maka ia membenci karena hawa nafsunya. Dan apabila mencegah maka ia mencegah karena hawa nafsunya. Maka jadilah ia mengutamakan hawa nafsunya dari pada mengutamakan keridhaan Allah.
(5) Menjadikan hawa nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai pemimpinnya, kebodohan sebagai kusirnya dan kelalaian sebagai kendaraannya. Oleh karena itu manusia yang telah mati hatinya maka tujuan hidupnya hanyalah dunia yang fana.

Nah, ketika seseorang hatinya telah mati, tidak lagi mengenal Allah.  Mereka jauh dari tuntunan agama. Akibatnya adalah  ringan dalam melakukan maksiat yang mendatangkan murka Allah. Orang ini sangat mudah dirasuki dan dipengaruhi Jin fasik yang menyesatkannya. Allah sengaja mengirim jin fasik yang menyesatkan meskipun dia  merasa berada pada jalan yang benar.

Allah telah menjelaskan hal tersebut  di dalam firman-Nya : “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami biarkan  syaitan ( menyesatkannya) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (Q.S az Zukhruf 36-37).

Keempat : Suka mengadakan ritual sesat dan memberi sesajen
Orang dahulu penganut paham animisme biasa meminta pertolongan-dan perlindungan pada bangsa Jin yang dianggap menguasai daerah tertentu seperti lembah. gunung dan wilayah laut tertentu yang dianggap anker.  Mereka minta tolong dengan mengadakan ritual khusus dan persembahan pada bangsa Jin berupa kurban atau sesajen untuk jin yang dianggap jadi penguasa ditempat itu. 

Ternyata di negeri kita  masih banyak orang yang melakukan kegiatan semacam itu.  Diantara contohnya adalah  memberi persembahan pada Ratu Kidul, Dewi Sri, Dewa laut, penguasa lembah, gunung dan yang lainnya.. Ritual itu bahkan sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan secara rutin dengan peroide atau waktu tertentu. Semua ritual itu dilakukan dengan tujuan meminta pertolongan  agar mereka dilindungi oleh makhluk halus atau jin penguasa tempat tertentu 

Kegiatan seperti itu sudah disebutkan Allah dalam firman-Nya bahwa  semua itu hanya menambah kesesatan orang yang melakukannya. Allah berfirman : “Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada kepada beberapa laki laki dari kalangan jin, tetai mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat” (Q.S al Jin 6).

Imam Ibnu Katsir berkata : Maksudnya ayat ini, kami (Jin) melihat bahwa kami mempunyai kelebihan atas manusia, karena manusia selalu meminta perlindungan kepada kami di saat mereka singgah di suatu lembah atau tempat yang menakutkan
Ketahuilah bahwa Jin yang dimintai tolong dan apalagi diberi sesajen  akan selalu mengiringi orang itu kemanapun mereka pergi. Jin itu akan mempengaruhi jalan fikiran dan perasaan orang itu. Mereka bisa jadi berada dibawah kendali dan kontrol  bangsa jin.

Kelima : Senang mendatangi tempat tempat yang dianggap keramat.
Ada sebagian orang yang biasa mendatangi makam orang yang mereka anggap sebagai wali,  leluhur atau orang terkenal , meminta berkah, bahkan meminta perlindungan dan pertolongan pada penghuni makam yang dianggap keramat. Tanpa disadari mereka sudah melakukan perbuatan syirik, mempersekutukan Allah dengan kuburan atau makam keramat itu.

Jin fasik dan jahat  yang banyak berkeliaran dimakam itu akan datang dan mengikuti orang yang mengadakan ritual itu. Mempengaruhi  fikiran dan perasaan orang tersebut. Akhirnya mereka  menyerahkan hidup mereka pada bangsa jin penghuni kuburan keramat itu, dan merekapun akan berada dibawah kendali dan kontrol dari bangsa jin tersebut.

Keenam : Didatangi jin jahat yang dikirim dukun
Sebagian diantara jin mendapat kesenangan dari teman dekat mereka yaitu manusia yang mengaku dukun karena mentaatinya, bahkan mengagungkannya. Lalu manusia yang mengaku dukun itu mendapat kesenangan atau manfaat pula dari jin  diantaranya adalah dukun bisa mengirim  jin itu untuk mencelakakan, merasuki seseorang.  

Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Dia berfirman): “Wahai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia”, lalu berkatalah teman-teman dekat mereka dari golongan manusia (para dukun dan tukang sihir): “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah mendapatkan kesenangan/manfaat dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka itulah tempat tinggal kalian, sedang kalian kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” (QS al-An’aam:128).

Imam al-Qurthubi berkata : Kesenangan dan manfaat yang didapatkan jin dari manusia adalah dengan berita bohong menakutkan, perdukunan dan sihir yang diberikan jin kepada manusia diantaranya adalah para dukun dan tukang sihir. (Tasir al Qurtubi)

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata: Jin (syaitan) mendapatkan kesenangan karena manusia mentaatinya, menyembahnya, mengagungkannya dan berlindung kepadanya (berbuat syirik dan kufur kepada Allah Ta’ala). Sedangkan manusia mendapatkan kesenangan dengan dipenuhi dan tercapainya keinginannya dengan sebab bantuan dari para jin untuk memuaskan keinginannya. Maka orang yang menghambakan diri pada jin (sebagai imbalannya) jin tersebut akan membantunya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu seorang hamba haruslah terus menerus menjaga ketaatannya kepada Allah Ta’ala dan selalu memohon perlindungan-Nya agar tidak diganggu jin, teman temannya  dan bala tentaranya.
Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.090)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar