Senin, 15 Mei 2017

WALI ALLAH DAN BERITA GEMBIRA BUAT MEREKA



WALI ALLAH DAN BERITA GEMBIRA BUAT MEREKA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sebagian manusia di zaman ini ada yang mengaku wali Allah. Bahkan diantaranya merasa saking hebatnya posisi mereka sebagai wali sehingga ada diantaranya yang  tidak perlu lagi mengamalkan beberapa kewajiban atau perintah Allah kepada seorang muslim seperti shalat, puasa dan yang lainnya.

Ketika ditanya kenapa mereka sering meninggalkan shalat wajib maka dengan enteng menjawab : “Kami kan sudah sampai tingkat ma’rifat jadi tidak apa-apa tidak mengerjakannya. Sedangkan shalat itu bagi yang masih taraf syari’at.”. Hal ini bisa terjadi, mungkin karena ketidak tahuan atau bisa jadi tersebab pemahaman yang keliru tentang makna dan sifat sifat wali Allah. Bahkan bisa jadi juga karena memang imannya yang masih dalam pertanyaan. 
 
Pada hal semua orang mengetahui bahwa Rasulullah Salallahuu ‘alaihi wasallam, orang yang sangat  dicintai Allah, kekasih Allah, Khalilullah, beliau tetap melakukan ibadah shalat wajib bahkan sangat giat pula melakukan shalat sunnah terutama qiyaamul lail. 

Adanya orang orang yang mengaku ngaku wali Allah dan ada pula yang dengan mudah memberi gelar wali pada seseorang   mungkin tersebab ketidak tahuan atau bisa jadi tersebab pemahaman mereka yang keliru tentang makna dan sifat sifat wali Allah.

Lalu siapakah wali Allah yang sebenarnya ?. Sungguh tentang siapa  wali  Allah, sifat, keutamaan dan berita gembira baginya  telah Allah jelaskan dalam firman-Nya.

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا  
وَفِي الْآَخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (64)
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (Q.S Yunus  62-64).

Dari ayat tersebut, dapatlah diketahui bahwa wali adalah orang yang beriman kepada Allah dan apa yang datang dari-Nya yang termaktub dalam Al Qur’an dan terucap melalui lisan Rasul-Nya, memegang teguh syariatnya lahir dan batin, lalu terus menerus memegangi itu semua dengan dibarengi muraqabah (terawasi oleh Allah), kontinyu dengan sifat ketakwaan dan selalu  waspada agar tidak jatuh ke dalam hal-hal yang dimurkai-Nya berupa kelalaian menunaikan yang diwajibkan dan melakukan hal yang diharamkan. (Muqaddimah Karamatul Auliya’, al Lalika’i, Dr. Ahmad bin Sa’d Al-Ghamidi)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan : Allah Ta’ala menjelaskan bahwa para wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa. Siapa saja yang bertakwa maka dia adalah wali Allah.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan : Wali Allah azza wa jalla adalah orang yang berilmu tentang Allah ‘azza wa jalla dan terus-menerus di atas ketaatan kepada-Nya dengan mengikhlaskan peribadatan. (Fathul Bari)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah juga menjelaskan bahwa wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Mereka merealisasikan keimanan di hati mereka terhadap semua yang wajib diimani, dan mereka merealisasikan amal sholih pada anggota badan mereka, dengan menjauhi semua hal-hal yang diharamkan seperti meninggalkan kewajiban atau melakukan perkara yang haram. Mereka mengumpulkan pada diri mereka kebaikan batin dengan keimanan dan kebaikan lahir dengan ketaqwaan, merekalah wali Allah. (Syarah Ryadush Shalihin).

Syaikh as Sa’di berkata : (Dalam surat Yunus 62-64) Allah Ta’ala mengabarkan tentang wali wali-Nya dan orang orang yang dicintainya dengan menyebutkan perbuatan, sifat dan pahala (bagi) mereka. “Ingatlah, sesungguhnya wali wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka”, dalam hal ketakutan dan kekhawatiran yang ada di depan mereka yang mereka hadapi, “dan tidak (pula) mereka bersedih hati”, atas apa yang telah berlalu karena masa lalu mereka hanyalah amal kebaikan.

Jika mereka tidak takut dan tidak bersedih maka yang ada untuk mereka adalah rasa aman, kebahagiaan yang melimpah, yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala.

Kemudian Allah menyebutkan sifat mereka, seraya Dia berfirman : “(Yaitu) orang orang yang beriman” kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruknya. Mereka membuktikan (pula) amal mereka berupa ketakwaan dengan mentaati perintah perintah dan menjauhi larangan larangan. Semua orang beriman yang bertakwa maka dia adalah wali Allah.

“Mereka mendapatkan berita gembira dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat”. Adapun berita gembira : 

Pertama : Dalam kehidupan di dunia, yaitu berupa : 

(1) Adanya pujian yang baik. (2) Kecintaan di hati orang orang beriman. (3) Mimpi yang baik dan apa yang dirasakan oleh seorang hamba dalam bentuk kasih sayang Allah kepadanya. (4) Kemudahan-Nya kepada amal dan akhlak yang terbaik dan penghindaran-Nya dari akhlak yang buruk. 

Kedua : Dalam kehidupan di akhirat, yaitu berupa :

(1) Berita gembira pada saat roh mereka diambil.  Allah berfirman : “Sesungguhnya orang yang berkata : Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata) : Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati. Dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu”. (Q.S Fussilat 30). 

(2) Di dalam kubur ada berita gembira untuknya berupa ridha Allah dan nikmat yang dirasakan.

(3) Di akhirat pula ada berita gembira yang sempurna dengan masuk surga dan selamat dari adzab neraka. 

Sungguh apa yang Allah janjikan maka itulah kebenaran yang tidak mungkin dirumah dan diganti karena Dia Mahabenar dalam Dirman-Nya yang tidak seorangpun mampu  menyelisihi-Nya dalam takdir dan keputusan-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Selain itu dijelaskan pula bahwa sesungguh Allah mencintai wali wali-Nya bahkan Allah mengancam akan memerangi orang yang memusuhi wali-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa  Allah Ta’ala berfirman : “Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. (H.R Imam Bukhari).

Itulah sebagian penjelasan tentang wali wali Allah, keutamaan  dan berita gembira bagi mereka, dalam kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.037)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar