Sabtu, 13 Mei 2017

LARANGAN BANYAK BERTANYA DAN BANYAK MEMINTA



LARANGAN BANYAK BERTANYA DAN BANYAK MEMINTA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
“Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya (katsratal suu-al), dan membuang-buang harta”. (HR. Muslim no. 1715).

Katsratal Suu-al (banyak bertanya), dalam bahasa Arab bermakna dua hal yaitu :

Pertama : Terlalu banyak bertanya.
 Untuk mengetahui sesuatu kita dianjurkan untuk bertanya. Bertanya asalnya adalah baik dan sangat dianjurkan apalagi tentang ilmu agama. Allah Ta’ala berfirman Fas’aluu ahladz dzikri inkuntum la ta’lamuun” Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui. (Q.S al Anbiya’ 7).  

Tujuan bertanya adalah  untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui. Tetapi jika berlebihan tentu tidak mendatangkan manfaat. Ada yang bertanya kepada gurunya :

(1) Apa hukumnya makan daging dinosaurus atau binatang purba lainnya. Pertanyaan ini tentu sia sia saja, buang waktu saja karena  binatang purba itu sudah punah. 

(2) Bagaimana menentukan waktu shalat jika seseorang berada di bulan. Ini juga pertanyaan yang sia sia, tak bermanfaat karena siapa yang akan berada di bulan, mungkinkah ?.

Kedua : Terlalu banyak meminta.
Secara asal tidak ada larangan meminta  bantuan kepada orang lain jika yang diminta itu mampu. Misalnya minta bantuan harta, tenaga dan yang lainnya kepada kerabat ataupun tetangga. Namun demikian janganlah terlalu sering meminta kalau tidak ada keperluan yang sangat penting. Itupun harus dalam batas kebutuhan yang mendesak saja. 

Tetapi sebagian manusia di zaman ini ada yang serakah sudah memiliki harta yang banyak tapi masih berusaha mendapatkan harta orang lain. Meminta dengan berbagai cara. Bahkan ada manusia yang  menjadikan minta minta sebagai profesi untuk mengumpulkan harta yang banyak karena kebanyakan manusia tidak pernah bisa puas dengan harta yang telah dianugerahkan Allah  kepadanya.

Dalam suatu riwayat disebutkan tentang seorang peminta minta pada zaman Amirul Mukminin Umar bin Khaththab. Dari Ibnu Abbas, ia bercerita : Suatu ketika seorang laki laki datang menemui Umar dan meminta minta kepadanya. Lalu Umar memandang ke arah kepalanya kemudian ke arah kedua kaki orang itu yaitu untuk melihat tanda tanda kemiskinan pada dirinya. Kemudian Umar berkata kepada peminta minta ini : Berapakah harta yang engkau miliki ? Orang ini menjawab : (dengan jujur) 40 ekor unta.

Maka Ibnu Abbas berkata : “Sungguh benar apa yang disampaikan Allah dan RasulNya, seandainya anak Adam memiliki emas sebanyak dua lembah, niscaya ia ingin memiliki lembah yang ketiga. Tidak ada yang bisa memenuhi rongga (perut, mulut dan yang lainnya) anak Adam selain tanah. Kemudian Allah menerima taubat orang yang bertaubat kepadaNya”

Umar berkata : Hadits apakah ini ? Aku (Ibnu Abbas menjawab) : Demikianlah Ubay membacakannya kepadaku. Umar berkata : Kalau begitu kita pergi menjumpainya. Ibnu Abbas melanjutkan :  Lalu Umar mendatangi Ubay. Sesampai di sana Umar bertanya : Perkataan yang dikatakan olehnya (oleh Ibnu Abbas). Ubay menjawab : Demikianlah Rasulullah membacakannya kepadaku. (Lihat Silsilah Hadits Shahih, Syaikh al Albani No 2909

Ketahuilah bahwa jika seorang hamba terlalu banyak meminta maka lama kelamaan bisa merasa tergantung kepada orang lain. Pada hal manusia disuruh berusaha untuk menjaga kehormatan dirinya dan hanya bergantung kepada Allah Ta’ala saja. 

Rasulullah bersabda : “Laa tazaalul mas-alatu bi ahadikum hatta yalqallaha yaumal qiyaamati wa laisa fii wajhihi muz’atu lahmin”. Senantiasa salah seorang dari kalian meminta dan meminta sampai dia bertemu Allah di hari kiamat dalam keadaan wajahnya tidak ada daging (nya) sama sekali. ((H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).  

Adapun orang orang yang meminta karena benar benar mempunyai kebutuhan yang sangat mendesak dan memang karena tidak berpunya maka diperbolehkan. Tapi janganlah dijadikan kebiasaan. Berusahalah semampunya dan mohonlah pertolongan kepada Allah agar diberi rizki dari usaha  sendiri.

Oleh karena mari kita jaga diri agar tidak banyak  bertanya apalagi yang tidak bermanfaat dan tidak terlalu sering meminta karena bisa menurunkan izzah atau kehormatan diri. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.035).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar