Selasa, 09 Mei 2017

BANYAK JALAN UNTUK MENJADI MANUSIA TERBAIK



BANYAK JALAN UNTUK MENJADI MANUSIA TERBAIK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap orang, hakikatnya ingin menjadi manusia terbaik. Paling tidak ada kehendak untuk menjadi manusia terbaik dalam beberapa perkara.  Perhatikanlah orang orang yang sering melakukan kemaksiatan dan menzhalimi dirinya atau menzhalimi orang lain saat ini, sanubari mereka yang paling dalam sebenarnya ingin menjadi manusia yang baik bahkan terbaik. Kalau belum bisa sekarang, mungkin dijadikan niat atau cita cita  agar menjadi manusia terbaik di masa yang akan datang. 

Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia terbaik pilihan Allah Ta’ala dan diangkat sebagai utusan-Nya. Lalu para sahabat yang belajar dan meneladani beliau menjadi manusia terbaik. Begitu pula orang orang sesudahnya  yang mengikuti  beliau melalui para sahabat. 

Rasulullah bersabda : : “Khairunnasi qarni, tsummal ladzina yalunahum, tsummal ladzina yalunahum” Manusia terbaik adalah masaku, kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Meskipun   hidup di zaman banyak fitnah ini  kita tetap ingin  menjadi manusia terbaik. Sebenarnya kalau mau, ada peluang  untuk itu. Rasulullah telah menunjukkan jalan yang banyak bagi seorang hamba yang betul betul ingin menjadi manusia terbaik.  Hal ini telah diterangkan dengan jelas dalam banyak sabda beliau, sebagian diantaranya :

Pertama : Belajar al Qur an dan mengajarkannya.
Dari Usman bin Affan Rasulullah bersabda : “Khairukum man ta’allamal qur-ana wa ‘allamahu”. Sebaik baik kalian adalah yang belajar al Qur an dan mengajarkannya (H.R Imam Bukhari).

Imam Ibnu Hajar Ashqalani berkata : Tidak diragukan lagi bahwa orang yang bisa menggabungkan antara belajar dan mengajarkan al Qur an adalah orang yang sempurna bagi dirinya dan bagi orang lain, yaitu yang mampu mengumpulkan kebaikan yang sedikit dan yang banyak (Fathul Bari) 

Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa diantara cara menjadi manusia terbaik adalah dengan belajar al Qur an dan mengajarkannya. Sungguh mulia orang orang yang mengamalkan sifat ini.

Imam al Muzani, yaitu salah seorang murid terbaik Imam asy Syafi-i menjelaskan bahwa Imam asy Syafi-i berkata : “Man ta’allamal qur an ‘azhumat qiimatuhu” Barangsiapa yang mempelajari al Qur an telah tinggi (mulia) kedudukannya.

Al Imam Ibnu Shalah berkata : Membaca al Qur an adalah kemuliaan yang Allah berikan kepada manusia. Sungguh para malaikat tidak diberi hal itu dan mereka sangat bersemangat untuk mendengarkannya dari manusia. (Imam Suyuti, al Itqaan fil ‘Ulumul Qur an).

Kedua : Memiliki dan mengamalkan akhlak mulia.
Fitrah manusia adalah menyenangi akhlak terpuji dan membenci akhlak yang tercela. Orang yang memiliki dan mengamalkan akhlak mulia tentu akan mendapat tempat yang baik  di sisi manusia. Itulah diantara pentingnya memiliki dan mengamalkan akhlak mulia. 

Begitu pentingnya akhlak dalam syariat Islam maka sangatlah banyak ulama terdahulu yang menulis kitab  dan juga mengumpulkan hadits hadits tentang akhlak.  Imam al Bukhari secara khusus mengumpulkan hadits hadits tentang akhlak.  Beliau menulis Kitab Adabul Mufrad yang berisi lebih dari 1.300 hadits.

Ketahuilah bahwa dalam satu hadits disebutkan bahwa akhlak merupakan salah satu tujuan di utusnya Rasulullah yaitu untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Rasulullah bersabda : Innamaa bu’istu li utammima shalihal akhlaq. Sesungguhnya aku hanya di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Imam Ahmad dalam Musnadnya dan al    Hakim dalam al Mustadrak).                                                                                                  
Oleh karena itu perkara akhlak tidak boleh diabaikan sedikitpun, sebab akhlak bukan hanya berkaitan dengan etika pergaulan tapi ada satu hal penting yaitu adanya keterkaitan akhlak dengan kesempurnaan iman. Rasulullah bersabda : “Akmalul mu’mini iimaanan ahsanuhum akhlaqaa”. Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. (H.R  Imam Ahmad, Abu Dawud dan at Tirmidzi).                                                                                                           
Dan ternyata pula bahwa seorang hamba yang berakhlak mulia adalah orang yang paling baik. Rasulullah bersabda : “Inna min khiyaarikum ahaasinakum akhlaqan”. Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya. (H.R Imam Bukhari   dan Imam Musim).                                                                                        
                                                                                                                                          Ketiga : Paham dalam agama
Diantara manusia terbaik adalah orang orang yang dianugerahkan Allah Ta’ala dengan kefakihan dalam ilmu agama. Rasulullah bersabda : “Fa khiyaarukum fil jahiiliyati khiyaarukum fil Islaami idza faquhuu”. Orang yang terbaik di antara kalian pada masa jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam jika ia memahami agama. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).  
                                                            
Semakin tinggi pemahaman agama seseorang maka semakin bertambah kebaikan yang ada pada dirinya. Ketahuilah bahwa orang yang (bisa) memahami agama Islam dengan baik berarti Allah Ta’ala menghendakinya menjadi orang terbaik. Rasulullah bersabda : “Man yuridillahu bihi khairan yafaqqih-hu fiddiin”. Barangsiapa yang Allah kehendaki (memperoleh) kebaikan maka Allah akan faqihkan (pahamkan) dia dalam agama (Islam). H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim). 

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam an Nawawi berkata : Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu dan (keutamaan) faqih dalam agama serta anjuran untuk menekuni (agama) karena ilmu dapat menuntun menuju ketakawaan.

Keempat : Umurnya panjang amalnya baik.
Umur panjang yang dianugerahkan Allah kepada orang yang beriman  merupakan nikmat yang sangat besar baginya. Lalu dia manfaatkan untuk menjadi manusia terbaik yaitu panjang umurnya dan baik amalnya. Sungguh, keinginan seorang mukmin yang terbesar di dunia ini adalah bisa mengisi hidupnya dengan  beramal shalih sehingga mendapatkan kedudukan yang tinggi disisi Allah Ta’ala.

Rasulullah bersabda : “Khairunnaasi man thaala ‘umuruhu wa hasuna ‘amaluhu, wa syarrunnaasi man thaala ‘umuruhu wa saa-a ‘amaluhu”  Sebaik baik manusia adalah siapa yang panjang umurnya dan baik amalnya, dan seburuk buruk manusia adalah siapa yang panjang umurnya dan buruk amalnya. (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Ada kisah tentang seorang yang wafat satu tahun setelah temannya yang mati syahid tetapi dia bisa lebih dahulu masuk surga meskipun dia tidak mati syahid. Ini bisa terjadi karena dia telah mengisi sisa umurnya dengan banyak ibadah yang baik.

Syaikh Mahmud al Mishri, dalam Kitab Rihlah ilad Darul Akhirah, menukil sebuah kisah  dari Abu Salamah, dari Thalhah bin Ubaidillah : Sesungguhnya dua orang laki laki dari kabilah Bali (suatu kabilah besar yang dinisbatkan kepada Bali bin Amr) menghadap Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Satu dari kedua laki laki ini lebih giat dari yang lainnya. Lalu yang lebih giat ini pergi berperang dan mati syahid. Laki laki yang satunya lagi diberi umur setahun lagi dan wafat dalam keadaan wajar di rumahnya.

Thalhah berkata : Saya bermimpi, saya berada di pintu surga, ternyata saya bersama dua orang laki laki yang sudah meninggal ini. Lalu dari surga ada suara memanggil orang yang meninggal lebih akhir dari keduanya. Kemudian datang lagi suara dari dalam surga memanggil orang yang mati syahid. Selanjutnya suara itu datang kepadaku dan terdengar : Kembalilah, karena belum waktunya kamu masuk surga.

Lalu pagi harinya, Thalhah bercerita kepada orang orang dan mereka heran akan hal itu. Kenapa orang yang mati belakangan itu dipanggil lebih dahulu masuk surga sedangkan yang mati syahid dipanggil masuk surga belakangan. Cerita mimpi Thalhah ini disampaikan kepada Rasulullah, maka Rasulullah bertanya kepada orang orang : “Apa yang kalian herankan dari hal itu” Mereka menjawab : Wahai Rasulullah orang ini adalah yang paling giat dari keduanya kemudian mati syahid tapi yang lainnya dipanggil masuk surga lebih dahulu darinya.

Kemudian Rasulullah bersabda : “Bukankah dia telah hidup setahun lagi setelahnya”? Mereka menjawab : Benar ya Rasulullah : Rasulullah bersabda : “Dengan begitu (laki laki yang meninggal belakangan itu) ia mendapati bulan Ramadhan, lalu berpuasa, shalat ini dan shalat itu, sujud sepanjang tahun” ? Mereka mejawab : Benar. Rasulullah bersabda : “Karena itulah jarak di antara keduanya lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi” (H.R Imam Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam shahih Sunan Ibnu Majah).

Kelima : Memiliki hati yang bersih dan lisan yang jujur.
Sungguh fitnah di zaman ini semakin berat. Tahun yang  dijalani penuh dengan tipu muslihat, kerancuan bahkan makar pun terus mendatangi orang orang beriman. Di zaman ini yang benar dikatakan salah, yang amanat dikatakan khianat bahkan yang hina bisa dikatakan mulia. Hampir semua  sudah terbalik balik sepertinya serba kacau. Yang benar dianggap salah, yang jujur tak dipercaya, bahkan dikhianati.

Rasulullah bersabda : “Akan datang pada manusia suatu tahun yang dipenuhi para penipu, yang pada masa itu DIBENARKANLAH ORANG ORANG YANG BERDUSTA DAN DIDUSTAKANLAH ORANG YANG JUJUR. Pada masa itu pula, ORANG YANG BERKHIANAT JUSTRU DIPERCAYA SEDANGKAN ORANG YANG TERPERCAYA MALAH DIKHIANATI. Dan ruwaibidhah ikut bicara.
Para sahabat bertanya : Siapakah ruwaibidhah itu ya Rasulullah. Rasulullah menjawab : “Ruwaibidhah adalah lelaki yang bodoh dan ikut berbicara tentang perkara ummat”. (H.R Imam Ahmad, Ibnu Majah dan al Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Ketahuilah bahwa sejatinya orang yang berhati bersih dan orang jujur adalah termasuk kelompok orang orang terbaik. Rasulullah bersabda : “Khairunnaasi dzul qalbil makhmuumi wal lisaanish shaadiq”. Sebaik baiknya manusia adalah yang memiliki hati yang bersih dan lisan yang jujur. (H.R al Baihaqi, Shahih al Jami’ yaikh al Albani).
Jadi diantara manusia terbaik telah diindikasikan oleh Rasulullah yaitu bersih dari segala penyakit hati  seperti berbohong, hasad, dengki, buruk sangka sombong suka mengadu domba dan yang lainnya.

Semoga Allah Ta’ala memberi kekuatan kepada kita semua untuk menjadi manusia terbaik. Terbaik di sisi Allah dan terbaik di sisi manusia. Insya Allah bermanfaat. Wallahu A’lam. (1.034).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar