Selasa, 23 Mei 2017

MENJADI PENGHUNI SURGA KARENA TAK MAU HASAD



MENJADI PENGHUNI SURGA KARENA TAK MAU HASAD

Oleh : Azwir B. Chaniago

Hasad atau dengki adalah satu penyakit  yang ada dihati manusia kecuali yang dapat petunjuk dari Allah Ta’ala.   Penyakit ini sangatlah berbahaya dan bisa datang kapan saja dan mampu  menyerang siapa saja. Orang kaya atau miskin, berpangkat atau bukan, berpendidikan tinggi atau tidak. Pengemis juga bisa dihinggapi penyakit ini. Bahkan ustadz atau kiyai pun mungkin juga bisa terkena virus hasad ini. Tinggal menghitung stadiumnya saja. Ada yang parah dan ada pula  yang tidak parah.

Hasad atau dengki bermakna  tidak suka dengan ketetapan Allah dan seolah olah memusuhi nikmat nikmat Allah yang diberikan kepada seseorang. 

Abdullah bin Mas’ud berkata : Janganlah kalian memusuhi nikmat-nikmat Allah. Lalu ada yang bertanya : Siapakah yang memusuhi nikmat nikmat Allah. Beliau menjawab : Yaitu orang orang yang dengki atas nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada sebagian manusia. 

Rasulullah telah mengingatkan bahwa tidak ada kebaikan dalam hasad. Beliau bersabda : “Laa yazalun naasu bikhairin maa lam yatahaasaduu” Senantiasa manusia dalam kebaikan selama mereka tidak saling mendengki. (H.R Imam ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani)  

Rasulullah melarang umatnya untuk berlaku hasad yaitu sebagaimana disebutkan dalam sabda beliau :“Tidak boleh hasad (ghibtah) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya.” (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Dalam sebuah hadits juga dijelaskan Rasulullah bahwa hasad akan memakan kebaikan: Beliau bersabda : Jauhilah hasad  karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar. (H.R Abu Daud).

Ketahuilah bahwa hasad adalah salah satu sifat buruk ahli Kitab, terutama Yahudi. Allah berfirman :  Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran” (QS. al Baqarah: 109)

Bahwa ternyata seorang hamba yang bisa meninggalkan sifat hasad dalam dirinya adalah penghuni surga. Dalam Kitab az Zuhud, Imam Ibnul Mubarak menceritakan kisah seorang laki laki penghuni surga karena menjauhi sifat hasad.

Dari Anas bin Malik, ia mengatakan bahwa ketika kami duduk duduk bersama Rasulullah, tiba tiba beliau bersabda : “Sebentar lagi akan datang seorang laki laki penghuni surga”. Kemudian seorang laki laki dari Anshar lewat dihadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.

 Esok harinya Rasulullah bersabda lagi : “Akan lewat dihadapan kalian seorang laki laki penghuni surga”. Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.
Esok harinya lagi Rasulullah bersabda : “Akan lewat di hadapan kalian seorang laki laki penghuni surga”. Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya. Bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal. 

Setelah Rasulullah bangkit dari tempat duduk beliau, Abdullah bin Amru bin al ‘Ash mengikuti laki laki tersebut. Lalu Abdullah berkata kepadanya : Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku maka aku berniat tidak akan menemuinya selama tiga hari. Jika engkau mengizinkan  maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi niatku itu. Laki laki itu menjawab : Silahkan.

Anas berkata : Abdullah bin Ash, setelah  tinggal tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang shalat malam. Hanya setiap terjaga dari tidurnya dia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang shubuh. Kemudian berwudhu. Abdullah juga mengatakan : Saya tidak pernah mendengar dia berbicara kecuali yang baik. 

Setelah menginap tiga malam, Abdullah hampir saja yang menganggap remeh amal laki laki ini, lalu dia berkata : Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku. Hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut turut di dalam suatu majlis beliau bersabda : “Akan lewat dihadapan kalian seorang laki laki penghuni surga”. Ternyata yang muncul tiga kali berturut turut adalah engkau.

Jadi aku menginap di rumahmu ini untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan sehingga aku dapat mengikuti amalmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apa yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian ?.

Kemudian laki laki Anshar itu menjawab : Sebagaimana yang engkau lihat aku tidak mengerjakan amalan (khusus) apa apa. Hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri hati kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepada mereka.

Kemudian Abdullah bin ‘Amru berkata : Itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat yang demikian, yaitu satu amalan yang kami tidak mampu melakukannya.

Oleh karena itu mari kita pelihara diri kita dari penyakit hasad dan dengki agar mendapatkan kebaikan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.045).       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar