Senin, 22 Mei 2017

APA MAKNA SOMBONG MENURUT RASULULLAH



APA MAKNA SOMBONG MENURUT RASULULLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh penyakit sombong adalah salah satu penyakit hati yang sangat ganas. Membahayakan kehidupan seorang hamba baik dunia maupun akhiratnya. Penyakit ini bisa menyerang manusia dari semua strata. Berpendidikan atau bukan, berharta atau bukan,  berpangkat atau bukan  semua bisa terkena penyakit ini.

Lalu apa sebenarnya maka sombong.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa : Sombong adalah menghargai diri (sendiri) secara berlebihan.

Kebanyakan manusia memahami kata sombong adalah ketika seseorang mengatakan dirinya yang paling baik, paling hebat lalu meremehkan orang lain. Ini tidak salah tapi belum sempurna. Makna sombong telah dijelaskan oleh Rasulullah yaitu ada pada dua perkara : (1) Merendahkan orang lain, dan (2) Menolak kebenaran.
Rasulullah bersabda  : Al kibru, batharul haqqi wa ghamdunnaas” Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia. (H.R Imam Muslim).

Tentang menolak kebenaran adalah tatkala semua dalil dan hujjah tentang kebenaran syariat telah berada di depan matanya namun orang yang sombong masih menolak dengan menggunakan akalnya. Justru inilah kesombongan yang paling parah karena dia akan berhadapan dengan murka Allah.

Kenapa, karena bukankah kebenaran  itu datang dari Allah Ta’ala.  Allah berfirman : “Al haqqu min rabbika, falaa takun  minal mumtariin” Kebenaran itu dari Rabbmu, maka janganlah engkau menjadi orang-orang yang ragu. (Q.S  Ali Imran 60).

Seorang beriman janganlah sekali kali  menolak kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah dalam menjalani kehidupannya di dunia ini. Perhatikanlah kisah dalam hadits berikut ini tentang  orang orang yang menyelisihi beliau lalu mendapat adzab yang disegerakan di dunia dan adzab di akhirat tentu lebih berat lagi.

Dari Salamah bin al Akwa, dia berkata : Ada seorang makan di sisi Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam dengan tangan kiri, maka beliau bersabda : “Makanlah dengan tangan kananmu”. Kata orang tersebut : Saya tidak bisa makan dengan tangan kanan. Maka Rasulullah mendoakan keburukan bagi orang ini. Beliau mengatakan : Engkau tidak akan mampu, sesungguhnya tidak menghalanginya kecuali karena kesombongan. Maka orang itu  pun (akhirnya) tidak  mampu mengangkat tangan kanannya untuk makan setelah itu. (H.R Imam Muslim no. 2021).

Menurut sebagian ulama, hadits ini menunjukkan bahwa orang tersebut adalah orang munafik. Dia sombong, menolak perintah Nabi Salalllahu ‘alaihi wasallam. Kalau seandainya dia tidak mampu makan dengan tangan kanan karena udzur tentu Nabi tidak akan mendoalan keburukan baginya.  (Lihat Syarah Kitabul Jami’ DR Firanda Andirja MA).

Demikianlah makna sombong yang dijelaskan oleh Rasulullah. Kewajiban seorang hamba adalah berusaha menjauhi sifat buruk ini. Sungguh Allah telah mengingatkan bahwa Dia akan menutup hati orang yang sombong.

Allah berfirman : “…Kadzalika yathba’ullahu ‘ala kulli qalbin mutakabbirin jabbar” … Demikianlah Allah akan menutup setiap hati orang yang sombong dan sewenang wenang. (Q.S al Mu’min 35).

Ketahuilah bahwa jika hati seseorang telah tertutup maka  akan sulit baginya menerima kebenaran, sulit berhenti dari maksiat. Semua nasehat tidak berguna baginya. Dia akan melihat kebaikan sebagai keburukan dan sebaliknya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.044).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar