Selasa, 23 Mei 2017

DOA BERBUKA PUASA YANG DIAJARKAN RASULULLAH



DOA BERBUKA PUASA YANG DIAJARKAN RASULULLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika berbuka puasa kita dianjurkan untuk berdoa. Dan doa yang masyhur bahkan sangat populer adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud, Baihaqi dan yang selainnya. Dari Mu’adz bin Zahrah bahwasanya sampai kepadanya apabila Rasulullah berbuka beliau berdoa dengan doa : “Allahumma laka shumtu (wa bika amantu) wa ‘ala razqika afthartu” Ya Allah untuk Engkaulah aku berpuasa (dan kepada Engkau aku beriman) dan atas rizki Engkaulah aku berpuasa.

Ketahuilah bahwa para ulama menjelaskan bahwa ada tiga cacat dalam hadits ini sehingga dihukumi sebagai hadits lemah, yaitu : (1) Mua’dz bin Zahrah adalah perawi majhul, tidak dikenal. (2) Hadits ini mursal dhaif karena Muadz bin Zahrah seorang tabi’in tapi meriwayatkan langsung dari Nabi. (3) Sanad nya mudhtharib, daya ingatnya lemah.

Hadits ini dilemahkan oleh al Hafizh Ibnu Hajar (lihat Takhrij al Adzkar dan juga dilemahkan oleh Syaikh al Albani dalam al Irwa’.

Oleh karena itu hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh : Allahhumma laka shumtu …dan seterusnya ini tidaklah memiliki sandaran yang kuat. Jadi sebaiknya tidak diamalkan.

Adapun  hadits shahih tentang doa berbuka puasa, yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah :

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
“Dzahabazh zhamaa’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah, (pen.)”. Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki. (Hadits shahih, riwayat Abu Daud,  no. 2357 dan juga diriwayatkan oleh ahli hadits selainnya. Lihat Shahih al-Jami’ 4/209).

Mungkin bagi sebagian orang  agak terasa berat merubah kebiasaan membaca doa Allahumma laka shumtu …. Dan diganti dengan doa dzahaba zhamaa’u ini. Diantara penyebabnya adalah bahwa semenjak kita mulai belajar puasa umumnya doa Allahhumma laka shumtu inilah yang diajarkan oleh guru atau orag tua kita. Bahkan sudah kita amalkan dalam berpuluh puluh kali puasa.

Namun demikian ketahuilah bahwa jika seorang hamba mendapatkan suatu keterangan atau sandaran yang shahih dalam suatu ibadah maka tentu seharusnya segera meninggalkan sandaran yang lemah.

Ketahuilah bahwa Doa  dzahaba zhamaa’u …” ini dibaca setelah berbuka, yaitu setelah minum atau makan makanan berbuka. Jadi tidak dibaca pada saat akan berbuka. Pada saat akan berbuka maka seharusnya membaca bismillah, sebagaimana keumuman hadits tentang makan dan minum yaitu dengan membaca basmalah.

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya). (H.R Abu Daud no. 3767 dan at Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih

Rasulullah bersabda :“Yaa ghulam. Sammillaha, wa kul biyamiinika, wakul mimmaa yaliik.”  Wahai anak. Sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah makanan yang ada di dekatmu.(H.R Abu Dawud dan al Hakim). 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.046).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar