Senin, 05 Januari 2015

PENGULANGAN AYAT DALAM AL QUR AN



PENGULANGAN AYAT DALAM AL QUR AN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah
 Saudara saudara kita yang biasa ataupun sering membaca dan beriteraksi dengan al Qur an akan mengetahui bahwa di dalamnya ada ayat ayat yang diulang atau pengulangan ayat. Pengulangan ini ada beberapa bentuk diantaranya pengulangan makna, pengulangan kisah dengan kalimat yang berbeda tapi memiliki makna yang sama.

Ada juga pengulangan terhadap ayat secara utuh bahkan ada yang diulang lebih dari dua  kali. Diantara contohnya adalah :

Pertama :  Dalam surat ke 54 yaitu surat al Qamar.
Ayat yang diulang adalah : “Wa laqad yassarnal qur-ana li dzikri, fahal min muddakir” Dan sesungguhnya telah kami mudahkan al Qur an untuk dipelajari maka adakah yang mau mempelajarinya. Pengulangan ayat ini adalah empat kali dengan kalimat yang persis sama yaitu pada ayat 17, 22, 32 dan 40.

Kedua : Dalam surat ke 55 yaitu surat ar Rahman.
Ayat yang diulang adalah : “Fa biaiyi alaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan” Maka nikmat  Rabbmu yang manakah yang kamu dustakan. Pengulangan ayat ini tiga puluh satu kali dengan kalimat yang persis sama yaitu dimulai pada ayat ke 16 dan terakhir pada ayat ke 77.

Ketiga : Dalam surat ke 77  yaitu surat al Mursalaat.
Ayat yang diulang adalah : “Wailui yauma-idzin  lil mukadzdzibiin” Celakalah pada hari itu bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). Pengulangan ayat ini adalah sepuluh kali dengan kalimat yang persis sama yaitu dimulai pada ayat ke 15 dan terakhir pada ayat ke 49. 

Pengulangan pengulangan ayat ini bagi orang yang beriman akan menambah imannya karena mereka tahu bahwa itu adalah sesuatu yang hak dari Rabbnya. Boleh jadi juga ada diantara umat Islam yang bertanya apa hikmah dibalik   pengulangan beberapa ayat dalam al Qur an. 

Musuh musuh Islam menghujat.
Bagaimana musuh musuh Islam melihat pengulangan ayat dalam al Qur an. Mereka menghujatnya dan dijadikan landasan untuk memojokkan Islam dan al Qur an. Kenapa begitu ? Ya, namanya juga  musuh atau pembenci Islam. Kalau bukan begitu ya tidak disebut musuh.

Contohnya adalah adalah apa yang ditulis oleh DR. Robert Morey seorang pendeta Nasrani dari Amerika Serikat dalam bukunya Islamic Invasion. Isi buku ini 100% menghujat Islam. Diantara hujatan DR. Morey tentang ayat yang diulang dia menulis : “Al Qur an dimaksudkan untuk dihafal oleh orang orang yang buta huruf dan tidak berpendidikan. Untuk itu maka al Qur an menekankan pada  pengulangan (ayat) yang sama terus menerus.” 

Jadi menurut DR. Morey, al Qur an itu menekankan pengulangan terus menerus adalah dengan tujuan agar mudah dihafal oleh orang orang buta huruf dan tidak berpendidikan. Pendapat ini bukan saja keliru berat tapi mencerminkan kebenciannya yang sangat besar terhadap Islam. Ini adalah pendapat aneh dan jahil. 

Dan lebih aneh lagi DR. Morey tidak mencantumkan argumentasi atau fakta yang bernilai ilmiah untuk mendukung pernyataannya tersebut. Seandainya DR. Morey mau berusaha sedikit saja mencari data dan fakta tentu dia tidak akan mampu  untuk  menulis hujatan terhadap al Qur an. Atau mungkin  juga dia sudah memiliki data yang benar tentang Islam tapi tidak dipakai karena bisa membuat tulisannya tidak memenuhi keinginannya. Lalu dibumbui pula dengan kebenciannya terhadap Islam. 

Kebencian  terhadap Islam memang telah nyata dari perkataan dan tulisan tulisan para musuh Islam. Didalam hati mereka bercokol kebencian yang lebih besar lagi. Allah berfirman  : “Qad badatil baghdaa-u min afwaahihim, wa maa tukhfii shuduuruhum akbar”.Sungguh telah nyata kebencian (mereka)  dari mulut mereka, dan apa yang didalam hati mereka (kebencian) yang lebih besar lagi. (Q.S Ali Imran 118).   

Al Qur an dihafal oleh segala lapisan umat Islam.
Ketahuilah  sejak zaman sahabat, zaman tabi’in, tabi’ut tabi’in dan orang orang sesudahnya hingga zaman kita ini dan insya Allah sampai hari Kiamat, al Qur an dihafal  oleh ribuan orang. Penghafalnya terdiri dari berbagai golongan, laki laki atau perempuan, orang tua, orang dewasa bahkan anak yang masih dibawah umur.  Dan sangat mencengangkan pula penghafalnya ada juga dari kalangan orang orang yang bahasa ibunya bukan bahasa Arab dan dia tidak bisa berbahasa Arab sama sekali.

Imam asy Syafi-i, seorang Ulama besar Islam (wafat tahun 204 H). Beliau dikenal sebagai salah satu Imam dari 4 mazhab. Beliau dikaruniai Allah kepintaran dan kekuatan hafalan yang luar biasa. Diantara karya tulis beliau adalah tiga kitab yang sangat berharga bagi kaum Muslimin yang sampai sekarang di pelajari dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa yaitu Kitab al Umm, Kitab ar Risalah dan Kitab Ushul Fiqih. Beliau telah hafal al Qur an 30 juz sejak umur 7 tahun. 
  
Beberapa waktu yang lalu ditayangkan di dua stasiun Televisi   yaitu tentang seorang anak bernama Musa berasal dari Bangka-Belitung, umurnya baru 6 tahun, hafal al Qur an 30 juz. Subhanallah.        

Jadi apa yang dikatakan oleh DR. Morey adalah kebohongan yang nyata dan fitnah yang jelas jelas  bertentangan dengan fakta.

Pengulangan dalam al Qur an bukanlah sesuatu yang sia sia

Pertama : Terhadap ciptaanNya, sungguh Allah tidak menjadikan sesuatu dengan sia sia. Apalagi terhadap terhadap firmanNya. Pastilah tidak akan ada sedikitpun yang sia sia. Setiap firmanNya yang disebut dalam al Qur an pastilah memiliki hikmah yang sangat besar. Apakah suatu ayat diulang atau tidak di ulang, pastilah ada maksud Allah dibaliknya. 

Kedua : Ketahuilah bahwa al Qur an bukan kitab biasa laksana  tulisan atau kitab karangan manusia. Al Qur an adalah Kalamullah, firman Allah. Inti dari al Qur an adalah hudal linnas, petunjuk bagi manusia, untuk mendakwahi manusia kepada kebaikan. Kalau sesuatu disifati sebagai  petunjuk,  nasehat atau dakwah memang seharusnya diulang ulang. Bukankah manusia suka lupa dan lalai. Oleh karena itu, Allahu a’lam, pengulangan pengulangan ayat dalam al Qur an adalah adalah nikmat dan rahmat Allah bagi manusia.

Ketiga : Pengulangan dalam hal petunjuk, nasehat dan dakwah sangatlah penting. Begitu pentingnya, maka meskipun sudah ada pengulangan ayat yang sudah ada  dalam al Qur an, syari’at Islam sangat menganjurkan umatnya untuk  membaca ayat ayat al Qur an berulang ulang. Khatam, ulang lagi,  khatam lagi, baca lagi dan seterusnya. 

Imam asy Syafi-i, dalam bulan Ramadhan mengkhatamkan al Qur an dua kali dalam sebulan ? Bukan, tapi dua kali dalam sehari semalam. Jadi beliau mengkhatamkan al Qur an pada bulan Ramadhan 60 kali. Subhanallah.

Orang orang shalih, ada yang mengkhatamkan al Qur an sekali tiga hari, sekali seminggu atau sekali sebulan. Bahkan Rasulullah memberikan motivasi atau dorongan yang kuat kepada umatnya untuk banyak banyak membaca al Qur an yaitu dengan disediakan pahala yang besar dan kebaikan yang banyak.   
  
Rasulullah bersabda : “Man qara’a harfan min kitabillahi falahu bihi hasanatun. Wal hasanatun bi ‘asyri amtsaliha. Laa aquulu aliflammin harfun. Walakin alifun harfun, lammun harfun, mimmun harfun.”  Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’)

Pengulangan adalah metode yang penting dalam dunia pendidikan.
Ketahuilah bahwa salah satu metode yang diakui dan dipakai secara luas dalam dunia pendidikan adalah pengulangan, baik untuk ilmu yang sifatnya teori apalagi yang sifatnya praktek. Para pelajar secara periodik diberikan ulangan agar mereka termotivasi untuk mengulang pelajarannya sehingga penguasaanya semakin baik.
Maaf ini kembali lagi kepada DR. Morey. Kalau dia masih ingat diwaktu kecil belajar mengendarai sepeda pastilah dilakukan berulang ulang. Orang tuanya ataupun siapa saja yang mengajarnya bersepeda pastilah akan mengucapkan banyak kata atau kalimat petunjuk  yang diulang ulang. Tapi apakah DR.Morey protes ?.

Ulama sering mengulang ulang membaca satu kitab.
Ketahuilah bahwa para ulama,  disamping membaca al Qur an berulang ulang juga membaca kitab kitab ilmu tulisan ulama yang lain. Kenapa demikian, karena memang merasa butuh atau kebutuhan dalam belajar ilmu dengan mengulang ulang membaca satu kitab. Diantara contohnya adalah :

Pertama : Imam al Muzani, salah satu murid terbaik dari Imam asy Syafi-i  telah membaca Kitab ar Risalah ditulis oleh Imam asy Syafi-i sebanyak 50 kali.

Kedua : Imam Abdullah bin Muhammad, telah membaca Kitab al Mughni yang ditulis oleh Imam Ibnu Qudamah sebanyak 23 kali.

Ketiga : Syaik Abdul Aziz bin Baz (wafat tahun 1999 M)  bekas Mufti Agung Saudi Arabia dan bekas Rektor Universitas Madinah, pernah ditanya tentang kitab yang sering beliau baca. Beliau menjelaskan bahwa beliau telah membaca Kitab Syarah Shahih Muslim yang ditulis oleh Imam an Nawawi, sebanyak 60 kali.
     
Jadi sungguh tidaklah ada kesia siaan sedikitpun dalam pengulangan. Allah berfirman : “Fadzakkir, fainna dzikra tanfa’ul mu’minin” Maka (teruslah) beri  peringatan, karena  peringatan itu bermanfaat bagi orang orang beriman. (Q.S adz Dzaariat 55) 

Allahu a’lam.  (175)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar