Minggu, 11 Januari 2015

KEWAJIBAN MENJAGA SHALAT



KEWAJIBAN MENJAGA SHALAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh shalat mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama dalam agama Islam. Shalat adalah ibadah tertinggi. Tidak ada satupun ibadah yang menandinginya. Kenapa demikian, karena shalat adalah tiang agama, kewajiban yang terus menerus, ibadah yang pertama kali akan dihisab dan wasiat terakhir Nabi kepada umat Islam.

Allah memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman untuk terus menerus menjaga shalatnya. Allah berfirman : “Hafzhuu ‘alash shalawaati wash shalawaatil wusthaa wa quumuu lillahi qaanitiin” Peliharalah semua shalat (mu) dan (peliharalah) shalat wustha dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk. (Q.S al Baqarah 238).

Syaikh as Sa’di berkata : Allah memerintahkan untuk memelihara shalat secara umum dan shalat wustha yaitu shalat ashar pada khususnya. Memelihara shalat adalah menunaikannya pada waktunya, dengan syarat syaratnya, rukun rukunnya, khusyu’ padanya dan seluruh hal yang wajib maupun yang sunnnah. Dengan memelihara shalat kita akan mampu memelihara seluruh ibadah dan juga berguna untuk melarang dari hal yang keji dan mungkar, khususnya jika disempurnakan pemeliharaannya sebagaimana yang diperintahkan Allah. (Kitab Tafsir Karimir Rahman).

Sungguh kaum muslimin sejak zaman sahabat sangat menjaga shalat mereka dengan  perhatian yang sangat khusus.  Teladan mereka adalah Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.  

Aisyah berkata : “Kaana rasuulullahi yuhaditsunaa wa nuhadditsuhu, fa idzaa hadharatish shalaatu faka-annahu lam ya’rifnaa wa lam na’rifhu” Adalah Rasulullah mengajak kami berbicara dan kami berbicara kepadanya. Apabila telah hadir waktu shalat, seolah olah beliau tidak mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau. (Aina Nahnu min Haa-ula, Abdul Malik al Qashim).

Kita bisa mengambil pelajaran bagaimana generasi setelah sahabat yang sangat bersungguh sungguh dalam memelihara shalat, diantaranya adalah :

Pertama : Sa’id bin Musayyib. Beliau dengan semangatnya untuk menjaga shalat maka beliau selalu sudah ada di masjid sebelum dikumandangkan adzan. Al Bard pembantu Said bin Musayyib berkata : Tidaklah adzan berkumandang sejak empat puluh tahun melainkan Said sudah berada di dalam masjid. (Hilyah Auliya)

Kedua : Sufyan bin Uyainah berkata : Janganlah engkau seperti hamba yang buruk. Engkau tidak datang (ke masjid) kecuali hingga di panggil (dengan suara adzan). Datangilah shalat sebelum adzan. (At Tabshirah)

Ketiga : Amir bin Abdullah dalam keadaan sakit sementara rumahnya dekat dengan masjid. Ketika mendengar adzan dia berkata : Ambillah tanganku bawa aku ke masjid. Lalu dikatakan kepadanya : Engkau sedang sakit. Amir berkata : Aku mendengar panggilan Allah kemudian aku tidak menjawabnya ?. Orang orang akhirnya membawanya ke masjid. Kemudian Amir shalat Maghrib bersama imam dan mendapati satu rakaat lalu beliau meninggal dalam keadaan shalat. (Imam adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala)

Ya Allah berilah kami kemapuan dan kekuatan untuk selalu menjaga shalat shalat kami sebagaimana yang telah Engkau perintahkan kepada kami.

Wallahu a’lam.   (182)             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar