Minggu, 14 September 2014

SYUKUR ATAS NIKMAT WAKTU



BERSYUKUR DENGAN NIKMAT WAKTU

Oleh : Azwir B. Chaniago.

Makna dan hakikat waktu.
Waktu adalah zaman, yaitu pergantian malam dan siang, baik lama atau sedikit. Imam az Zarkasi berkata : Sesungguhnya zaman atau waktu sebenarnya adalah berlalunya malam dan siang.
Umar bin Abdul Aziz berkata : Sesungguhnya malam dan siang itu bekerja untuk kalian maka beramallah pada waktu itu.

Hakikat waktu  adalah sesuatu yang berharga dan jika seseorang melalaikannya, disadari atau tidak, pastilah akan merugi. Allah berfirman : “Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling manasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (Q.S al ‘Asr 1-3).

Waktu adalah rahmat dan karunia Allah.
Sungguh waktu adalah rahmat dan karunia dari Allah bagi hamba hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman : Wamin rahmatihii ja’ala lakumul laila wan nahara litaskunu fiihi wa litabtaghu  min fadhlihi wa la’allakum tasykurun. Dan diantara rahmatNya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepadaNya. ( Q.S. Al Qashash 73).
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa waktu (malam dan siang) adalah rahmat Allah bagi manusia dan manusia haruslah bersyukur atasnya.

Ketahuilah bahwa waktu (di dunia ini, malam dan siang) adalah ladang untuk mencari bekal akhirat. Jika digunakan untuk ibadah insya Allah akan dipetik hasil yang baik. Begitupun sebaliknya. Sungguh waktu kita di dunia ini hanya sebentar. Bersiaplah untuk menghadapi akhirat yang kekal. Jangan sia-siakan nikmat waktu. Gunakanlah untuk sesuatu   yang bermanfaat.

Rasulullah bersabda : “Min husni islamil mar’i tarkuhu ma laya’niih” Paling baiknya Islam seseorang (ialah) meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat. (H.R Ibnu Majah, dalam Shahihul Jami’).
Rasulullah bersabda : “Nikmataani maghbunun fihima kasyirum minannasish shihatu wal faragh”  Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang (H.R. Imam Bukhari). 

Waktu adalah nikmat yang unik
Nikmat waktu memang unik. Tidak dapat disimpan, ia akan bergulir begitu saja. Jika dimanfaatkan secara bijaksana akan  memberi manfaat yang besar. Dia pergi begitu saja tanpa pamit. Tidak ada yang bisa menghalanginya untuk berlalu dan tak akan kembali selamanya. Diantara keunikan waktu juga, adalah seringkali kita merasa tidak ada manfaat langsung dari waktu.

Selain itu, waktu adalah sesuatu yang tidak dapat tergantikan, bersifat konstan tidak elastis, bahkan tidak dapat diubah, sampai kapanpun, sehari di dunia ini tetap 24 jam. Dan diantara keadilan Allah adalah bahwa waktu yang diberikan kepada manusia selama hidupnya adalah sama untuk semua strata, kasta, pangkat dan jabatan  apapun.

Bersyukur dengan nikmat waktu
Waktu adalah nikmat dari Allah.  Sebagaimana nikmat nikmat yang lain maka nikmat waktupun wajib kita syukuri .  Lalu bagaimana cara dan  tanda bersyukur terhadap nikmat waktu. Diantaranya adalah :

Pertama : Menyibukkan diri dengan belajar ilmu
Salah satu tanda bahwa seorang hamba bersyukur dengan nikmat waktu adalah dia akan senantiasa menyibukkan dirinya untuk belajar ilmu. Sungguh sangatlah banyak manfaat belajar ilmu karena manusia butuh ilmu dalam setiap keadaannya yaitu untuk kebaikan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak.
Bahkan belajar ilmu adalah suatu yang wajib. Rasulullah bersabda : “Thalibul ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim”. Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Menyibukkan diri dengan ibadah.
Sungguh seorang hamba yang senantiasa menyibukkan diri untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan ittiba’ adalah salah satu tanda syukur atas waktu dan  umur yang diberikan Allah kepadanya.
Bahkan seorang hamba yang senantiasa menyibukkan dirinya dengan ikhlas dalam beribadah maka setanpun tidak akan mampu menggodanya, sebagaimana Firman Allah : “Qala fabi’izatika laughwiyannahum ajma’in. Illa ‘ibadaka minhumul mukhlashin” (Iblis) menjawab; Demi kemuliaanMu pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hambamu yang mukhlis (ikhlas) diantara mereka”.  (Q.S. Shad 82-83).

Ketiga : Mendahulukan amal yang lebih utama.
Sungguh orang yang beriman adalah orang yang cerdas dalam menggunakan waktu yaitu  sebagai salah satu tanda syukurnya kepada Allah. Dia mengetahui betul bahwa waktunya didunia ini sangat pendek. Dia sangat menyadari bahwa Allah akan memanggilnya sewaktu-waktu. 

Oleh karena itu dia akan menggunakan waktu yang pendek ini untuk beribadah dengan mendahulukan yang utama daripada yang kurang utama. Akan mendahulukan yang wajib dari yang sunat. Jika mau bicara dia akan berbicara dengan pembicaraan yang paling baik daripada yang baik dan meninggalkan yang tidak baik. Semuanya ini adalah merupakan jalan untuk mendapat nilai lebih bagi kehidupan dunia dan akhiratnya.

Keempat : Bersegera melakukan ibadah.
Seseorang yang bersyukur dengan nikmat waktu tidaklah dia menunda-nunda untuk melakukan kebaikan. Bersegera melakukan ibadah adalah sebagai salah tanda syukur dan kokohnya iman.
Ibnu Umar berkata : Jika kamu sedang berada di pagi hari maka janganlah kamu bicarakan tentang dirimu disore hari (nanti). Jika dirimu sedang berada di sore hari jangan membicarakan dirimu di pagi hari (kelak).

Rasulullah bersabda : “Gunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu dan hidupmu sebelum matimu. Sesungguhnya engkau tidak akan mengetahui namamu untuk esok, wahai Abdullah” (H.R. at Tirmidzi.)

Imam Hasan al Bashri mengingatkan agar kita tidak menyia nyiakan dan melalaikan waktu. Beliau berkata : Jauhkan dirimu dari “taswif” yaitu berkata “nanti sajalah.

Kelima : Tidak membiarkan waktu kosong.
Orang yang membiarkan waktunya kosong dan tidak digunakan untuk mengingat Allah dengan beribadah kepadaNya maka intinya dia bukan termasuk orang yang bersyukur dengan nikmat waktu.  Jadi janganlah membiarkan waktu kosong. Jika sudah selesai satu ibadah hendaklah segera lanjutkan dengan ibadah yang lain atau kegiatan lain yang bermanfaat.

Allah berfirman : “Faidzaa qudhiyatish shalaatu fan tasyiruu fil ardhi, wabtaghuu min fadhlillahi, wadzkuruullaaha kastsiral la’alakum tuflihuun”  Apabila shalat telah dilakukan maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak banyak agar kamu beruntung. (Q.S al Jumu’ah 10).

Allah berfirman : “Faidzaa faraghta fanshab. Wa ila rabbika farghab” Maka jika kamu selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap (Q.S. al Insyiraah 7-8).

Semoga Allah memberi kita kekuatan agar selalu bersyukur dengan nikmat waktu yaitu dengan memanfaatkannya untuk amalan amalan  yang akan mendatangkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Wallahu A'lam (061)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar