Minggu, 14 September 2014

MUADZ DIAJARKAN DOA



MUADZ DIAJARKAN DOA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah :
Pada suatu kali Rasulullah berada di masjid Nabawi bersama beberapa sahabat diantaranya ada Muadz bin Jabbal. Muadz duduk agak jauh dari Rasulullah.  Rasulullah bersabda : Muadz mendekatlah. Lalu Muadz segera mendekat karena dia tahu kalau Rasulullah menyuruhnya mendekat wajib segera dipenuhi dan pasti ada suatu hal penting dan berharga yang akan disampaikan.

Setelah Muadz mendekat lalu Rasulullah bersabda : “Ya Muadz aku mencintaimu karena Allah.” Muadz kaget bercampur gembira karena Muadz ingat satu hadits dari Anas bin Malik. “Anta ma’a man ahbabta” Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai. Atau dalam riwayat lain dari Ibnu Mas’ud : “Al mar’u ma’a man ahabta”. Seseorang akan bersama dengan siapa yang dicintainya. Terbayang pada pikiran Muadz bahwa insya Allah dia akan bersama Rasulullah di surga. 

Muadz diajarkan  doa oleh Rasulullah. 
Lalu Rasulullah bersabda : “Wahai Muadz setiap kali engkau selesai shalat jangan lupa membaca : Allahumma a’inniala  dzikrika  wa syukrika wa husniibadatika” Ya Allah aku mohon pertolongan agar aku selalu ingat kepada engkau, agar aku selalu bersyukur kepada engkau dan agar aku beribadah kepada engkau dengan baik. (H.R Imam Ahmad dan Abu Dawud).
Doa ini diajarkan Rasulullah kepada Muadz tapi tentu dimaksudkan oleh beliau untuk diketahui dan diamalkan oleh seluruh pengikut beliau sampai hari kiamat termasuk kita yang hidup saat ini.

 Cakupan doa ini.
Doa ini singkat  tetapi mencakup tiga permohonan atas tiga kebutuhan yang sangat utama bagi manusia yaitu :

Pertama : Mohon pertolongan Allah agar  bisa senantiasa berdzikir kepadaNya.
Untuk bisa berdzikir maka kita bermohon kepada Allah agar diberi kekuatan melakukannya.Ketahuilah saudaraku bahwa urusan berdzikir bukanlah sekedar bibir dan lidah saja tapi berkaitan dengan hidayah Allah. Berapa banyak manusia  memiliki lidah dan bibir yang sempurna tetapi tidak mampu berdzikir. Kalaupun mampu, mereka berdzikir sangat sedikit.

Sungguh dzikir itu adalah kebutuhan manusia. Diantaranya adalah bahwa dzikir itu sebagai ibadah dan membuat hati menjadi tenang.  Allah berfirman : “Alladzina aamanuu wa tathma-innu quluubuhum bidzikrillah, alaa bidzikrillahi tathma-innul quluub. (Yaitu) orang orang yang beriman dan tenteram hatinya dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah (sajalah) hati menjadi tenang. (Q.S ar Ra’du 28).

Kedua : Mohon pertolongan Allah agar kita bisa selalu bersyukur.
Sungguh bersyukur itu adalah merupakan kebutuhan manusia karena dengan banyak bersyukur paling tidak manusia akan mendapatkan dua hal yaitu nikmat yang ada padanya tetap akan ada dan akan ditambah lagi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala (Lihat surat Ibrahim ayat 7).

Dan sungguh bersyukur itu adalah  kewajiban, karena Allah telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita dan bahkan kita tidak mampu menghitungnya. Allah berfirman : “Wain ta’udduu nikmatallahi la tuhsuuhaa” Dan sekiranya (kamu mencoba) menghitung nikmat Allah maka tidak akan terhitung olehmu. (Q.S. Ibrahim 34)

Ketiga : Mohon pertolongan Allah agar bisa beribadah dengan baik. 
Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah dan mengabdi kepadaNya. Adalah menjadi harapan dan keinginan kita agar selalu bisa beribadah dengan baik. Sungguh kita butuh beribadah dengan baik. Ketahuilah bahwa,tidaklah kita mampu untuk beribadah dengan baik kecuali dengan pertolongan Allah.

Tidak ada khilaf dikalangan ulama bahwa ibadah yang baik itu adalah yang memenuhi dua syarat yaitu : Pertama ikhlas karena Allah. Kedua ittiba’ yaitu sesuai contoh dan cara yang diajarkan oleh Rasulullhah. 
Didalam surat al Mulk ayat 2 disebutkan kalimat “ahsanu ‘amala” yaitu amalan atau ibadah yang baik. Imam Qadhi Iyadh menjelaskan bahwa  makna ahsanu ‘amala dalam ayat ini adalah amalan yang ikhlas semata-mata karena Allah dan mengikuti contoh yang diajarkan oleh Rasulullah.

Allhu a’lam. Semoga bermanfaat.  (062)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar