Jumat, 26 Januari 2024

TEMAN AKRAB DI DUNIA BISA MENJADI MUSUH DI AKHIRAT

 

TEMAN AKRAB DI DUNIA BISA MENJADI MUSUH DI AKHIRAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika di dunia banyak orang memiliki teman akrab. Mereka sering kelihatan bersama sama dalam berbagai situasi. Suka makan bersama, nonton bola bersama, ke mal bersama, nongkrong bersama termasuk hura hura juga bersama atau selalu bareng.

Tetapi ternyata di akhirat kelak mereka itu saling memusuhi, saling menghujat dengan penuh penyesalan karena pertemanan akrab mereka ketika berada di dunia. Allah Ta'ala berfirman :  

يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا

لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

Wahai, celaka aku !. Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si Fulan itu teman karib (ku). Sungguh dia telah menyesatkan aku dari peringatan (al Qur an) ketika (al Qur an) itu telah datang kepadaku. Dan syaithan memang pengkhianat manusia. (Q.S al Furqan 28-29).

Ini adalah bentuk penyesalan yang tiada habis habisnya. Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :

الأخلاء يومئذ بعضهم لبعض عدو إلا المتقين 

Teman-teman akrab pada hari itu (hari Kiamat) sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali (persahabatan) orang-orang yang bertakwa. (Q.S az Zukhruf 67).

Dalam kitab Tafsir al Muyassar, Departemen Agama Saudi Arabia  disebutkan : Orang-orang yang berteman akrab dalam kemaksiatan kepada Allah di dunia, sebagian dari mereka akan berlepas diri dari sebagian yang lain di hari Kiamat, akan tetapi orang-orang yang berteman di atas landasan takwa kepada Allah, maka pertemanan mereka tetap berlangsung di dunia dan sampai ke akhirat.

Sewaktu di dunia berkawan akrab dan saling setia tetapi pada hari kemudian di akhirat saling bermusuhan. Kenapa bisa begitu ?. Syaikh  Abdurrahman bin Nashir as Sa'di berkata : Karena persahabatan mereka dan kecintaan mereka sewaktu di dunia dibangun bukan karena Allah sehingga berbalik menjadi permusuhan pada hari kiamat. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu sebelum bersahabat karib dengan seseorang maka perhatikanlah nasehat Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam perkara ini :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu,  seseorang di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman akrab. (H.R Abu Dawud dan at Tirmidzi).

Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi memberikan nasehat tentang memilih teman (sahabat atau teman akrab). Beliau berkata :   Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : (1) Orang yang berakal. (2)  Memiliki akhlak yang baik, (3) Bukan orang fasik (yang banyak berbuat dosa). (4) Bukan ahli bid’ah (yang mengada ada dalam agama) dan  (5)  Bukan orang yang rakus dengan dunia. (Mukhtashar Minhajul Qashidin).

Oleh karena itu hamba hamba Allah sangatlah dianjurkan untuk memperhatikan kembali tentang siapa saja temannya di dunia agar tidak menyesal di akhirat kelak.  Wallahu A'lam. (3.212)

 

 

 

 

 

 

 

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar