Kamis, 25 Januari 2024

BISA BERIBADAH HANYA DENGAN PERTOLONGAN ALLAH

 

BISA BERIBADAH HANYA DENGAN PERTOLONGAN ALLAH

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Sungguh, manusia diciptakan dalam keadaan lemah, yaitu sebagaimana firman-Nya : 

وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

Manusia diciptakan (bersifat) lemah. (Q.S an Nisa’ 28).

Syaikh as Sa'di berkata : Karena rahmat Allah yang sempurna, kebaikan-Nya yang menyeluruh dan ilmu serta hikmah-Nya atas kelemahan manusia dari berbagai segi. Lemah dari postur tubuhnya, lemah dalam kehendak, lemah dalam bertekad, lemah dalam keimanan, lemah dalam kesabaran. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dengan berbagai kelemahan dan kekurangan, ternyata memang ada banyak manusia   mampu melakukan berbagai ketaatan, beribadah sebagaimana YANG DIPERINTAHKANNYA. Tetapi ketahuilah bahwa semua itu hanya bisa dilakukan adalah SEMATA MATA KARENA PETUNJUK DAN PERTOLONGAN DARI ALLAH TA'ALA.

Dari al Barra' bin Azib radhiyallahu 'anhu bahwa Rasullullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

والله لولا الله ما اهتدينا ولا تصدقنا ولا صلينا

Demi Allah !. Sekiranya bukan karena Allah tidaklah kami mendapatkan hidayah (petunjuk), tidak pula kami mampu bersedekah dan tidak pula kami (mampu) mendirikan shalat. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa sesungguhnya semua kebaikan dari ilmu dan amalan ketaatan yang dikerjakan seorang hamba hakikatnya adalah kemudahan serta hidayah  atau petunjuk dari Allah Ta'ala.

Oleh karena itu, ketika datang perasaan merasa lebih dari orang lain terutama dalam ibadah dan ketaatan maka datang PERASAAN UJUB dan akhirnya bisa jatuh kepada kesombongan.

Lalu adakah upaya yang bisa dilakukan untuk menghindar dari sifat ujub. ?. Prof. DR. Syaikh Abdurrazzaq, seorang ulama besar Saudi, Guru Besar pasca sarjana di Universitas Islam Madinah,  memberikan nasehat bagaimana menghindari sifat ujub.

Pertama : Dengan menyadari bahwa kita beribadah (melakukan suatu kebaikan) bukanlah karena kemampuan kita  semata, tapi (hakikatnya) adalah  disebabkan karunia Allah, sehingga sangatlah tidak pantas kalau kita membangga banggakannya terhadap manusia.

Kedua : Dengan senantiasa menyadari bahwa sebenarnya amal (perbuatan baik) kita belum seberapa dibanding orang lain, sehingga tidak pantas kita membanggakannya.

Ketiga : Dengan senantiasa menyadari bahwa kita manusia, mempunyai kesalahan dan dosa yang banyak sehingga tidaklah pantas bagi seseorang yang banyak kesalahan dan dosa untuk  berbangga diri atau ujub. (Dari ceramah beliau di salah satu radio Da'wah).

Kesimpulannya, ingatlah  bahwa kalau bukan karena pertolongan Allah Ta'ala tidak ada kebaikan atau ibadah sekecil apapun yang sanggup kita lakukan. Laa hawla wa laa quwwata illaa billah.

Wallahu A'lam. (3.211).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar