Senin, 22 Januari 2024

MENIRU PERKARA YANG MENJADI CIRI DAN KEBIASAAN KAFIR

 

MENIRU PERKARA YANG MENJADI CIRI DAN KEBIASAAN KAFIR

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Di zaman ini kita menyaksikan sebagian orang beriman meniru niru beberapa kebiasaan orang diluar Islam. Diantaranya model pakaian tak menutupi aurat, meniup lilin ketika merayakan ulang tahun, meniup terompet dan menyalakan kembang api saat merayakan tahun baru dan banyak lagi yang lainnya.

Dalam syariat Islam, meniru niru kebiasaan, menyamai atau ikut ikutan dalam syariat disebut tasyabuh. Syaikh Mansur Hasan Salman berkata : Secara istilah tasyabbuh adalah menyerupai orang kafir dengan sesuatu yang menjadi kekhususan mereka baik dalam masalah akidah, ibadah atau adat kebiasaan.

Bila sebagian umat Islam ada yang menyerupai musuhnya dalam berpakaian dan selainnya maka hal itu pertanda lemahnya akhlak dan komitmen mereka terhadap agamanya sendiri. (Syaikh Mansur Hasan Salman, al Qaul Mubin).

Dalam perkara ini Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan dalam sabda beliau yaitu dari Abu Sa’id Al Khudri :

 

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang biawak pasti kalian pun akan mengikutinya.

Kami (para sahabat) berkata : Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani ?.  Beliau menjawab : Lantas siapa lagi ?. (H.R Imam Muslim).

Sungguh, tasyabuh  termasuk perbuatan  yang dilarang yaitu sebagaimana sabda Rasululllah Salallahu 'alaihi Wasallam, dari Ibnu Umar :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka. (H.R Imam  Ahmad dan Abu Daud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Tasyabuh atau meniru niru, mengikuti atau menyamai suatu kaum adalah awal kecendrungan yang akhirnya mendatangkan kecintaan kepada mereka yang ditiru atau diikuti. Sungguh ini sangatlah membahayakan bagi pelakunya. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan :

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

Seseorang itu akan bersama orang yang dia cintai. (Mutafaq 'alaih).

Lalu datang pertanyaan, apakah kita rela kalau kelak dibangkitkan bersama orang orang yang kita ikuti dalam hal ini adalah orang orang kafir ?. Na'udzubillahi min dzaalik.

Wallahu A'lam. (3.208)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar