Rabu, 17 Januari 2024

HAMBA ALLAH TIDAK MENJADIKAN DUNIA SEBAGAI TUJUAN

 

HAMBA ALLAH TIDAK  MENJADIKAN DUNIA SEBAGAI TUJUAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, kehidupan dunia adalah sangat sementara. Kita hidup di dunia ibarat tamu sedangkan harta adalah pinjaman. Imam Ibnu Mas'ud berkata : Tidak ada seorang pun yang berada di dunia kecuali hanyalah sebagai tamu. Sedangkan harta seluruhnya adalah titipan. Semua tamu pasti pergi sedangkan barang titipan itu harus dikembalikan kepada pemilik. (Kitab az Zuhud, Imam Ahmad).

Jadi janganlah dunia dijadikan tujuan hidup. Sungguh, barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidup maka Allah Ta'ala akan memberinya dunia. Tetapi di akhirat mereka tidak akan memperoleh apa apa. Allah Ta'ala berfirman :

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا۟ فِيهَا وَبَٰطِلٌ مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُون

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas apa yang mereka lakukan di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka dan sia sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S Hud 15-16).

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam telah mengingatkan pula dalam sabda beliau sebagaimana yang diriwayatkan dari Za'id bin Tsabit : 

مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ

Barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah dunia maka Allah akan mencerai beraikan urusannya. Menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya dan dia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya.

Dan barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah negeri akhirat, Allah Ta’ala akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan dihatinya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina” (H.R Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah Hadits ash Shahihah).

Imam Ibnul Qayyim telah mengingatkan kita bahwa (berlebihan) cinta dunia akan membahayakan diri. Beliau berkata : Orang yang cinta dunia sebenarnya adalah orang yang (paling)  berat siksaannya. Dia tersiksa dalam tiga daur kehidupan.

Di dunia dia akan tersiksa ketika bersusah payah mengumpulkan harta dunia. Di alam barzakh dia tersiksa karena ditinggal harta bendanya. Dia sangat menyesali hal ini. Kondisinya di alam kubur tidak mungkin lagi berkumpul dengan harta kesayangannnya seperti dahulu ketika berada di dunia. Di alam kubur dia tidak memiliki benda yang bisa dijadikan sebagai pengganti dari benda kecintaannya itu.

Kondisi semacam ini termasuk bentuk siksaan (terberat) di alam kubur, sebab roh si mayit merasa sangat sedih, merugi dan gundah sedangkan cacing tanah dan hewan lainnya di dalam tanah tengah menggerogoti jasadnya. (Kumpulan Tulisan Ibnul Qayyim, Bab Akhlak).

Walllahu A'lam. (3.203)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar