Rabu, 17 Januari 2024

ORANG BERIMAN TERUS MENERUS BERTAUBAT SEPANJANG HIDUPNYA

 

ORANG BERIMAN TERUS MENERUS BERTAUBAT SEPANJANG HIDUPNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Prof. Dr. Shalih Ghanim as Sadlan menjelaskan : Secara syar’i  taubat adalah meninggalkan dosa karena takut kepada Allah, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya dan terus memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dari amalnya.

Bahwa hakikat taubat adalah perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi. Lalu mengarahkan hati kepada Allah Ta’ala pada sisa usianya serta (selanjutnya) menahan diri dari dosa. Berbuat dosa. Melakukan amal shalih dan meninggalkan larangan adalah wujud nyata dari taubat. 

Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabb-nya, inabah yaitu kembali kepada Allah Ta’ala dan konsisten menjalankan ketaatan. Jadi, sekedar meninggalkan perbuatan dosa namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allah Ta’ala maka itu belum dianggap bertaubat. (Kitab At Taubatu Ilallah)

Sungguh, Allah Ta'ala telah memerintahkan hamba hamba-Nya untuk bertaubat. Allah Ta'ala berfirman :

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang orang yang beriman, agar kamu beruntung. (Q.S an Nur 31).

Tentang taubat juga disebut dalam satu hadits sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : 


كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ


Artinya: Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat (H.R at Tirmidzi).

Ketahuilah bahwa paling tidak dua hal ini yang mengharuskan orang orang beriman untuk TERUS MENERUS BERTAUBAT kepada Allah Ta'ala, yaitu :

(1) Untuk memenuhi perintah Allah Ta'ala. Ketika Allah Ta'ala memerintahkan sesuatu maka PASTI DISITU ADA KEBAIKAN DAN KEUTAMAAN.

(2) Semua anak Adam pasti berbuat salah dan kewajiban orang yang bersalah adalah bertaubat.

Selain itu, ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam setiap hari banyak memohon ampun dan bertaubat. Diantaranya adalah beliau bersabda :

وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali. (H.R Imam Bukhari)

Beliau juga bersabda :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali. (H.R Imam Muslim).

Padahal, beliau telah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, yaitu sebagaimana firman-Nya : 

لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ

Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang  lalu dan yang akan datang. (QS. Al-Fath: 2)

Syaikh as Sa’di berkata : Dan inilah salah satu kehebatan dan keutamaan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam yaitu dosa dosa beliau yang telah berlalu dan yang akan datang telah diampuni oleh Allah Ta’ala. ( Taisir Karimir Rahman).

Lalu bagaimana dengan kita hamba hamba Allah yang memang terasa sering berbuat dosa dan maksiat ?. Wallahu A'lam. (3.204).

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar