Sabtu, 15 Oktober 2022

WASIAT RASULULLAH TENTANG MEMELIHARA DAN MENJAGA LISAN

 

WASIAT RASULULLAH TENTANG MEMELIHARA DAN MENJAGA LISAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dizaman ini memang sangat banyak manusia yang tidak berusaha memelihara dan menjaga  lisannya. Mereka menggunakan  lisannya termasuk tulisannya tanpa berfikir lebih dahulu. Mereka seolah olah tak peduli apakah perkataan itu baik atau buruk. Bahkan ada pula yang tak berfikir  apakah Allah Ta’ala ridha atau murka karena ucapannya.

Bisa jadi seseorang yang berkata suatu perkataan yang tidak dia pikirkan akan berakibat sangat buruk bagi dirinya. Perhatikanlah berapa banyak manusia yang jatuh kepada kehinaan di dunia karena lisannya tak terjaga. Kehinaan dan kerugian di akhirat yang akan dia rasakan tentu lebih besar lagi. 

Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah memberi wasiat atau bimbingan kepada orang orang beriman tentang memelihara dan menjaga lisan, diantaranya adalah sabda beliau :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. (Mutafaq ‘alaihi).

Dari hadits ini, pertama sekali ada faedah yang bisa diambil, diantaranya bahwa BERKATA YANG BAIK ATAU DIAM bukanlah sekedar masalah etika berbicara tapi terkait dengan iman. Lihatlah lafazh hadits ini : “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir”, bukankah ini tentang iman ?.

Diriwayatkan pula bahwa ada seorang laki laki medatangi Nabi Salallahu 'alaihi Wasallam lalu berkata : Berilah aku nasehat yang ringkas !. Lalu Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامِ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا وَاجْمَعِ الْيَأْسَ مِمَّا فِيش أَيْدِي النَّاسِ

Jika kamu berdiri hendak menunaikan shalatmu maka shalatlah sebagaimana shalatnya orang yang akan pergi (shalat terakhir). JANGANLH KAMU MENGUCAPKAN SATU UCAPAN yang karenanya kamu akan meminta maaf besok harinya. Kumpulkanlah keputus asaan   dari semua yang ada pada tangan manusia. (H.R Imam Ahmad dan Ibnu Majah, hadits Hasan dengan banyak syawahidnya).

Berkenaan dengan wasiat Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam tentang MENGUCAPKAN SATU UCAPAN, sebagaimana disebutkan diatas, Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin al Badr berkata : Lisan adalah anggota tubuh yang paling berbahaya bagi setiap orang.

Ucapan yang belum keluar dari lisa seseorang maka itu artinya : UCAPAN ITU MASIH BERADA DLAM KENDALINYA. BILA UCAPAN ITU SUDAH KELUAR DARI LISAN MAKA UCAPAN UCAPAN ITU YANG JUSTRU MENGENDALIKAN DAN MENGUASAI MANUSIA serta dia akan menanggung efek atau akibatnya. Oleh karena itu Nabi Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامِ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا

Maksudnya, hendaklah engkau bersungguh sungguh untuk menahan lisanmu agar tidak mengucapkan kalimat yang dikhawatirkan engkau minta maaf karenanya. (Kitab Ta'zhimush Shalaati).

Selain itu ingatlah, bahwa suatu ucapan ternyata bisa mengantarkan seorang hamba ke surga dan BISA PULA MELEMPARKANNYA KE NERAKA. Oleh karena itu BERSUNGGUH SUNGGUHLAH menjaga lisan dari perkataan perkataan yang buruk.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan  dalam sabda beliau yang diriwayatkan dari Abu Hurairah :

إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم

Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. 

Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan TERSEBAB PERKATAAN TERSEBUT DIA DILEMPARKAN KE DALAM API NERAKA.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Sebagai penutup tulisan ini, dinukil satu perkataan Umar bin Khaththab yang memberi nasehat tentang memelihara dan menjaga lisan. Beliau berkata : Semoga Allah merakhmati orang yang menahan diri dari banyak berbicara dan lebih mengutamakan banyak beramal. (Uyun al Akhbar, Ibnu Taimiyah).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.783)

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar