Sabtu, 22 Oktober 2022

MANUSIA DIMINTA PERTANGUNGAN JAWAB DI AKHIRAT KELAK

 

MANUSIA DIMINTA PERTANGUNGAN JAWAB DI AKHIRAT KELAK

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta'ala tidak menciptakan manusia dengan sia sia atau main main saja. Perkara ini dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَٰكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main main dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?. (Q.S am Mu'minun 115).

Tentang ayat ini, Syaikh as Sa'di berkata : (Main main) yaitu sia sia dan bathil. Kalian makan dan  minum, berjalan dan menikmati kelezatan dunia sementara Kami membiarkan kalian tanpa memerintah dan melarang. Tanpa memberi pahala dan hukuman. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu, orang orang yang berakal (sehat) akan selalu mempersiapkan diri menghadapi HARI YANG PERBUATAN DI DUNIA  HARUS DIPERTANGGUNG JAWABKAN.

Ketahuilah bahwa banyak perkara yang harus dipertanggungan jawab kelak, diantaranya adalah :

Pertama : Semua nikmat yang diperoleh di dunia. Allah Ta'ala berfirman :

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ

Kemudian kamu benar benar akan ditanya (diminta pertanggung jawaban) pada hari itu TENTANG KENIKMATAN. (Q.S at Takatsur 8).

Kenikmatan lain yang juga ditanya dan dipertanggung jawabkan adalah sebagaimana diriwayatkan dari Abu Barzah Al-Aslami,  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

Tidak bergerak kedua kaki seorang hamba  pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai : (1) Umurnya di manakah ia habiskan, (2) Ilmunya di manakah ia amalkan, (3) Hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia belanjakan  dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.  (H.R at Tirmidzi di shahihkan oleh Syaikh al Albani)

Kedua :  Semua janji yang telah diucapkan. Allah Ta'ala berfirman :

وَأَوْفُوا۟ بِٱلْعَهْدِ ۖ إِنَّ ٱلْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔولًا

Dan penuhilah janji karena janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya. (Q.S al Isra' 34).

Dalam Kitab Tafsir al Muyassar tahqiq Syaikh Bakar Abu Zaid disebutkan : Dan penuhilah janji yang kalian telah berkomitmen untuk melaksanakannya. Sesungguhnya perjanjian itu, Allah akan meminta pertanggung jawaban kepada yang bersangkutan di hari kiamat. Dia akan memberi balasan baginya apabila menyempurnakan dan memenuhinya dan akan menyiksa orang yang akan mengkhianatinya. (Kementrian Agama Saudi Arabia)

Paling utama sekali yang wajib dipenuhi  adalah janji kepada Allah Ta'ala. Ingatlah, bahwa kita sudah berjanji kepada Allah Ta'ala yaitu sebagaimana disebut dalam firman-Nya :

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ

Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan kamu dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah MENGAMBIL KESAKSIAN terhadap roh mereka (seraya berfirman) :BUKANKAH AKU RABB-MU ?. Mereka menjawab : Benar Engkau Rabb kami), kami bersaksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan : Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini. (Q.S al A'raf 172).

Allah Ta'ala berfirman :

وَكَانَ عَهْدُ ٱللَّهِ مَسْـُٔولًا

Dan perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggung jawabannya. (Q.S al Ahdzab 15).    

Ketiga : Semua perbuatan yang telah dilakukan. Allah Ta'ala berfirman :

لَا يُسْـَٔلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْـَٔلُونَ

Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan tetapi merekalah yang akan ditanya. (Q.S al Anbiyaa’ 23).

Syaikh as Sa'di berkata : (Merekalah yang akan ditanya) Yaitu (sebagai pertanggungan jawab) atas tindak tanduk dan tutur kata mereka lantaran ketidak berdayaan dan kekerdilan mereka. Pasalna, mereka adalah hamba hamba Allah. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Tentang pertanggungan jawab atas perbuatan manusia juga dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :

وَلَتُسْـَٔلُنَّ عَمَّا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan kamu pasti ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S an Nahl 93).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah tetaplah berusaha melakukan amalan amalan kebaikan berlandaskan iman yang kokoh. Dengan demikian akan menjadi mudah mempertanggung jawabkan diri di akhirat kelak.

Sebagai penutup tulisan ini dinukilkan satu hadits yang menjelaskan tentang sifat orang yang cerdas yaitu sebagaimana sabda  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam :

أَفْضَلُ المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ

Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan PALING BAGUS PERSIAPANNYA UNTUK MENGHADAPI KEMATIAN. Mereka semua adalah orang-orang cerdas. (H.R at Tirmidzi).

Wallahu A'lam. (2.790). 

 

 

 

 

 




 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar