Rabu, 30 Juli 2014

TAKWA ADALAH BEKAL TERBAIK



TAKWA ADALAH BEKAL TERBAIK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah
Sungguh tidak ada yang bisa membantah bahwa semua manusia yang hidup saat ini sedang dalam perjalanan menuju akhirat. Dalam perjalanan menuju akhirat ini tidak seorangpun tahu siapa yang lebih dahulu sampai yaitu melalui pintu kematian.
Selain itu, tidak ada seorangpun yang bisa berhenti dalam perjalanan ini walau sejenak apalagi mundur kebelakang untuk menghindar atau keluar dari rute perjalanan. Perhatikanlah firman Allah : “Yaa aiyuhal insaanu innaka kaadihun ila rabbika kad-han famulaaqiih.” Wahai manusia sesungguhnya kalian itu benar-benar sedang berjalan menuju Rabb kalian dan kalian pasti akan menemui-Nya. (Q.S al Insyiqaq 6).

Sangat siap untuk dunia tapi tidak siap untuk akhirat
Betapa ironis, kebanyakan manusia rela bekerja begitu keras. Mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, waktu dan apapun demi mempersiapkan kebutuhan atau bekal untuk dunia yang hanya sesaat. Mereka begitu hebat dalam menyusun semua rencana dan langkah langkah untuk mendapatkan kesuksesan duniawi.
  
Sementara itu untuk bekal kehidupan di akhirat  banyak orang yang tidak melakukan apapun sebagai bekal. Ya boleh jadi dia tidak mau mengerti dan tidak peduli tentang bagaimana nasibnya di akhirat kelak. Pikiran mereka kosong dari mempersiapkan bekal untuk negeri akhirat yang abadi.

Sungguh Allah telah mengingatkan manusia tentang hal ini dalam al Qur’an surat ar Rum ayat 7.   “Ya’lamuuna zhahiran minal hayatid dun-yaa, wahum ‘anil aakhirati hum ghaafiluun.” Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan maksud ayat ini : Bahwa kebanyakan manusia, mereka tidak punya pengetahuan kecuali tentang dunia dan pergulatan serta kesibukannya. Juga segala yang ada didalamnya dan mereka cukup cerdas untuk mencapai dan menggeluti berbagai kesibukan dunia. Tapi mereka lalai terhadap urusan agama dan berbagai hal yang bermanfaat bagi mereka di alam akhirat kelak. Seakan akan seorang dari mereka yang lalai itu tidak berakal dan tidak memiliki pemikiran.
   
Peringatan agar berbekal.
Allah telah mengingatkan kita agar senantiasa bertakwa, berbekal dan menyuruh kita untuk memperhatikan apa yang telah kita lakukan sebagai persiapan menuju hari akhirat.
Perhatikanlah firman Allah : “Ya aiyuhal ladzina amanut taqullaha wal tanzhur nafsun maa qaddamat lighad, wattaqullaha, innallaha khabirun bimaa ta’maluun.” Wahai orang-orang yang beriman. Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa dalam ayat ini terdapat tiga perintah Allah :

Pertama :  Perintah bertakwa kepada Allah dalam firmanNya : “Bertakwalah kalian kepada Allah.”  Takwa bermakna mengerjakan segala hal yang diperintahkan dan meninggalkan segala hal yang dilarang  Allah dan RasulNya.

Kedua : Perintah untuk melakukan muhasabah. Sudah sejauh mana bekal amal shalih yang akan ia bawa untuk menghadap Allah di hari akhir kelak, sebagaimana firmanNya “Hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”

Ketiga : Perintah untuk kembali bertakwa. Perintah ini menjadi penguat atau penegasan dari perintah bertakwa yang pertama.

Selanjutnya Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ketakwaan yang diinginkan adalah  ketakwaan yang benar-benar kuat mengakar dalam jiwa dan dibuktikan dalam amalan nyata. Itulah ketakwaan yang telah diperkuat oleh proses evaluasi diri (muhasabah) sehingga mengantarkan seorang hamba kepada tingkatan merasakan pengawasan Allah yang melekat (muraqabah).

Takwa adalah bekal terbaik.
 Bekal seorang hamba menuju hari esok terutama dan paling utama adalah takwa  Allah berfirman : “Wa tazauwaduu, fainna khairaz zaadit taqwa, wattaquuni yaa uulil albaab.” Dan bawalah bekal, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepadaKu wahai orang orang yang berakal sehat. (Q.S al Baqarah 197).
Kenapa takwa harus menjadi paling utama karena hari esok atau hari akhirat itu memiliki tempat yang paling diidamkan oleh setiap muslim yaitu surga. Dan ketahuilah bahwa surga itu hanya disediakan untuk orang yang bertakwa tidak untuk yang selainnya.

Allah berfirman : Wa saari’u ila maghfiratin mirrabbikum wa jannatin ardhuhas samaawatu wal ardhu, ‘u’iddat lil muttaqiin. Dan bersegeralah kamu mencari ampunan Allah dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S Ali ‘Imran 133). 

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk mempersiapkan takwa sebagai bekal terbaik bagi akhirat kita, yaitu dengan sungguh sungguh melakukan apa yang diperintahkan Allah  serta berhenti dari segala yang dilarang-Nya.

Allahu a’lam.

1 komentar:

  1. Pembahasannya singkat padat dan terasa sangat membantu dalam memahami takwa.

    BalasHapus