Selasa, 29 Juli 2014

POSISI TIDUR TERBAIK



POSISI TIDUR TERBAIK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Tidur adalah  salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada hamba hamba-Nya. Allah berfirman : “Waja’alnaa naumakum subaataa. Dan kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat. (Q.S an Naba’ 9). 
Sungguh kita tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya diri kita jika tidak ada nikmat tidur yang diberikan Allah. Bagaimana tersiksanya kita jika tidak bisa tidur. Bahkan bagi orang yang susah untuk tidur terkadang menggunakan berbagai cara diantaranya ada yang sampai menggunakan obat tidur secara berlebihan yang pada gilirannya bisa membahayakan kesehatannya.

Ketika tidur atau berbaring manusia pada umumnya tidak lepas dari empat posisi yaitu tengkurap, telentang, miring ke kiri dan miring ke kanan. Seseorang memilih posisi tidur atau berbaring sesuai dengan yang diinginkan atau yang menjadi kebiasaannya. Namun demikian ada baiknya kita mengetahui posisi tidur yang lebih baik sehingga nikmat tidur itu menjadi  lebih bermanfaat bagi kita.

Posisi mana yang lebih baik.
Diantara empat cara atau posisi tidur yaitu  tengkurap, telentang, miring kekiri dan miring ke kanan ternyata ada yang posisi yang sangat dianjurkan, ada posisi yang baik, kurang baik dan tidak baik.
 
Pertama : Tidur tengkurap.
Ini adalah posisi tidur atau berbaring yang paling buruk dalam timbangan syari’at maupun dalam timbangan kesehatan. Sungguh Rasulullah melarang seseorang tidur tengkurap atau  telungkup karena ini adalah cara tidur yang dibenci Allah. 

Dalam sebuah hadits dari Tikhfah al Ghifari, dia berkata : “Suatu ketika aku tidur di masjid. Tiba tiba ada seseorang menghampiriku, sedang aku dalam keadaan tidur telungkup. Lalu dia membangunkanku seraya berkata : Bangunlah, ini adalah bentuk tidur yang dibenci Allah”. Maka akupun mengangkat kepalaku. Ternyata beliau (yang membangunkan aku adalah Rasulullah (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Berkata Syaraful Haq ‘Azhim Abadi : Berdasarkan hadits ini maka tidur telungkup adalah dilarang dan itu adalah bentuk tidurnya syaithan (‘Aunul Ma’bud).

Diantara pakar kesehatan ada yang  menjelaskan bahwa tidur telungkup bisa membuat seseorang menjadi terganggu bernafas karena berat badan akan menekan kedada.      
Mungkin saja kita tidak tahu apa mudharatnya jika tidur tengkurap tapi ketahuilah bahwa jika sesuatu yang dibenci  Allah dan Rasulullah pastilah disitu ada keburukan dan seharusnya kita hindari.

Kedua : Tidur telentang.
Para pakar kesehatan, antara lain DR. Zafir al Attar, tidak mengajurkan untuk tidur telentang karena pada saat telentang seseorang sulit untuk  bisa bernafas melalui hidung tapi bernafas melalui mulut. Padahal seyogyanya seseorang bernafas melalui hidung.
Allah yang Mahapengasih telah menciptakan bulu bulu hidung yang menyaring udara yang kita hirup pada saat bernafas melalui hidung. Jika kita bernafas melalui mulut maka udara yang terhisap melalui mulut tidak tersaring. Para pakar juga ada yang mengatakan bahwa tidur telentang bisa membuat seseorang rentan terhadap flu, mulut mudah menjadi kering dan bisa mendatangkan radang gusi. Selain itu bisa kita saksikan bahwa orang yang tidur telentang cenderung  ngorok.

Ketahuilah bahwa sebenarnya posisi telentang adalah tidak untuk tidur tapi hanya  beristirahat sejenak atau sekedar tidur tiduran saja.

Ketiga : Tidur menyamping ke kiri.
Tidur menyamping kekiri atau disebut juga sebagai  berbaring dengan lambung kiri. Posisi ini kurang baik. Para pakar memberikan penjelasan bahwa posisi berbaring seperti ini akan menjadikan paru kanan menekan organ jantung. Ini akan berpengaruh pada kinerja jantung. Jadi sebaiknya kita tidak membiasakan diri memulai tidur dengan posisi menyamping ke kiri.

Keempat : Tidur menyamping ke kanan.
Inilah posisi tidur terbaik dan sangat dianjurkan memulai tidur dengan posisi menyamping ke kanan atau berbaring dengan lambung kanan. Pada posisi ini jantung hanya akan tertekan  oleh paru kiri yang ukurannya lebih kecil. Posisi hati akan menjadi stabil. Selain itu juga akan memberikan manfaat bagi proses  pencernaan.

Rasulullah mengajarkan kita untuk tidur atau berbaring dengan posisi  berbaring pada lambung kanan. Beliau bersabda : “Idza akhadzta madhja’aka fatawadhdha’ wudhuu-aka lishshalaati, tsumma adhthaji’ syiqqiqal aiman”. Apabila engkau hendak tidur dipembaringan maka berwudhu’lah sebagaimana kamu berwudhu’ untuk shalat setelah itu berbaringlah dengan miring ke kanan. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Inilah posisi dan cara tidur yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah. Seorang hamba yang melazimkannya pastilah akan mendapat kebaikan yang banyak padanya dan insya Allah kita akan tercatat sebagai orang yang selalu berusaha menegakkan sunnah Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Insya Allah bermanfaat.    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar