Selasa, 29 Juli 2014

SHAF PERTAMA LEBIH UTAMA



SHAF PERTAMA PALING UTAMA

Oleh Azwir B. Chaniago

Sungguh Rasulullah telah mengingatkan kita semua bahwa shaf yang paling utama bagi seorang laki laki yang shalat berjamaah adalah shaf pertama. Bukan shaf yang sesudahnya. Rasulullah telah menjelaskan hal ini dalam banyak hadits, diantaranya adalah :

Pertama : Rasulullah bersabda : “Walau ya’lamuuna maa fii shaffil muqaddami lastahamuu” Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang ada pada shaf pertama tentulah mereka akan berlomba untuk mendapatkannya (H.R Imam Bukhari).

Kedua :  Rasulullah bersabda : “Innallaha wa malaikatahu yushalluuna ‘ala shaffal awwal” Sungguh Allah dan para MalaikatNya bershalawat kepada (orang orang) yang berada pada shaf pertama. (H.R. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam shahih Sunan Abu Dawud).

Ketiga : Rasulullah bersabda : Dari alIrbadh bin Sariyah : Bahwasanya Rasulullah : Memohon ampun untuk (orang orang yang berada pada) shaf pertama tiga kali dan pada shaf kedua satu kali

Itulah tiga diantara banyak hadits yang memotivasi kita agar berusaha mendapatkan shaf pertama pada shalat jamaah bagi laki laki. Ketahuilah bahwa semua orang berhak untuk mendapatkan shaf pertama dalam shalat berjamaah, apakah dia orang berada, orang miskin, orang berpangkat atau tidak, orang tua atau orang muda, bahkan yang ‘alim maupun yang kurang ‘alim.

Cuma saja, amat disayangkan, kalau kita perhatikan ternyata masih banyak saudara saudara kita yang tidak berusaha untuk mendapatkan shaf pertama. Kalau ada kesempatan untuk mendapatkannya tidak diambil tapi diserahkan kepada orang lain dan dia merasa cukup dengan shaf kedua atau ketiga saja. Tidak jarang pula kita lihat, orang orang saling tolak tolakan untuk menempati shaf pertama.

Hal lain yang juga sering kita lihat adalah seseorang yang kadang kadang datang ke masjid lebih awal namun dia tidak melakukan shalat sunat di shaf pertama tapi dibelakang bisa di shaf kelima atau keenam.  Setelah shalat sunat tidaklah pula dia berusaha untuk menempati shaf pertama yang masih ada tempat kosong. Dan terhadap saudara saudara kita ini, kita haruslah berbaik sangka, mungkin karena belum mengetahui keutamaan shaf pertama. 
 
Ketahuilah saudaraku bahwa  ulama terdahulu ada yang berkata, diantaranya Sa’id bin Musyayyab seorang Tabi’in : Aku telah shalat berjamaah 30 tahun dan tidak pernah melihat punggung orang. Maksud beliau adalah jika shalat berjamaah beliau selalu berada di shaf pertama sehingga tidak ada punggung orang didepan beliau.

Semoga tiga hadits diatas sudah cukup  mendorong kita untuk selalu berusaha 
 mendapatkan  shaf pertama pada shalat berjamaah.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar