Senin, 25 Juli 2022

RUGI BESAR ORANG YANG MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKANNYA

 

RUGI BESAR ORANG YANG MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKANNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala memerintahkan untuk berbuat baik kepada manusia. Diantaranya disebutkan dalam firman-Nya :

وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ

Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana ALLAH TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU. (Q.S al Qashash 77).

Sungguh Allah Ta’ala mencintai orang orang yang berbuat baik. Allah Ta’ala berfirman :

فَـَٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ ٱلْءَاخِرَةِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan ALLAH MENCINTAI ORANG ORANG YANG BERBUAT BAIK.  (Q.S Ali Imran 148).

Sungguh, Allah Ta’ala akan tidak akan menyia nyiakan perbuatan baik setiap hamba sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا

Sungguh, mereka yang beriman dan beramal shalih, Kami benar benar TIDAK AKAN MENYIA NYIAKAN pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu. (Q.S al Kahfi 30).

Bahkan Allah Ta’ala akan memberikan ganti kebaikan dengan berlipat ganda. Allah Ta'ala berfirman : 

وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ

Barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri”.(Q.S asy Syuuraa 23). 

Selain itu, Allah Ta’ala berjanji akan memberi balasan perbuatan sebesar zarrah, sebagaimana firman-Nya :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ     

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan  melihat (balasan) nya.

Tetapi ketahuilah wahai saudaraku yang suka berbuat baik. Sungguh Allah Ta'ala melarang hamba hamba-Nya untuk mengungkit ungkit pemberiannya. Allah Ta’ala berfirman :

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنّاً وَلا أَذىً لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S al Baqarah 262)

Allah Ta'ala mengingatkan bahwa menyebut nyebut sedekah merusak nilai pahalanya yaitu sebagaimana firman-Nya : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ

Wahai oran orang beriman !. Janganlah KAMU MERUSAK sedekahmu dengan menyebut nyebutnya. (Q.S al Baqarah 264)

 

Diriwayatkan dari  Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

 

Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak melihat mereka, tidak mensucikan dosanya dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih.

Abu Dzar berkata lagi : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulanginya sampai tiga kali. Abu Dzar berkata :  Mereka gagal dan rugi, siapakah mereka wahai Rasulullah ?. Beliau shallallahu ‘alaihi Wasallam menjawab :

 

الْمُسْبِلُ، وَالْمَنَّانُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ

 

Orang yang melakukan isbal (memanjangkan sarungnya sampai melebihi mata kaki, peny.), orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian, dan orang yang (berusaha) membuat laku barang dagangan dengan sumpah palsu. (H.R Imam Muslim).

 

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

 

ثلَاَثَةٌ لَايَقْبَلُ اللهُ مِنْهُمْ صَرْفًا ، وَلَا عَدْلَا ، عَاقٌّ ، وَمَنَانٌ ، وَمُكَذِبٌ بِالْقَدَرِ  

 

Ada tiga golongan manusia yang tidak AKAN ALLAH TERIMA AMALAN WAJIB DAN AMALAN SUNNAH MEREKA yaitu orang yang durhaka kepada kedua orang tua, orang yang suka MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKAN dan orang yang mendustakan takdir. (H.R Ibnu Abi Ashim, sebagaimana disebut dalam al Kaba'ir).  

 

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Hal ini dikarenakan jika ada seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain. Jika dalam bentuk sedekah maka ikhlaskanlah karena Allah Ta'ala. Jika bentuknya kebaikan maka kebaikan memang adalah sesuatu yang harus dilakukan.

 

Jika demikian adanya maka ia tidak boleh menyebut nyebut sedekahnya seperti dengan mengatakan : Aku telah memberimu sesuatu !. Aku telah memberimu sebuah barang !.

 

Diucapkan secara langsung dihadapannya maupun secara tidak lansung. Contohnya ia mengatakannya dihadapan orang lain : Aku telah memberi si Fulan sebuah barang !, dengan maksud untuk menyebut nyebut pemberian atau sedekahnya. (Syarah al Kabair).

 

Ketahuilah bahwa Imam adz Dzahabi menyebutkan bahwa : MENGUNGKIT NGUNGKIT KEBAIKAN ADALAH TERMASUK DALAM SATU DOSA BESAR. (Kitab al Kaba'ir)

 

Sungguh hamba hamba Allah SANGAT DIANJURKAN UNTUK BEBUAT BAIK. Namun demikian tetap menjaga diri untuk tidak mengungkit ungkitnya sehingga terjaga keikhlasan agar kebaikan itu bernilai di sisi Allah Ta'ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.678).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar