Kamis, 14 Juli 2022

MERUGI ORANG ORANG YANG TERPEDAYA OLEH HARTA DUNIA

 

MERUGI ORANG ORANG YANG TERPEDAYA OLEH HARTA DUNIA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dunia dengan segala pernak perniknya memang terlihat indah dalam pandangan (sebagian besar) manusia. Sungguh Allah Ta'ala telah mengingatkan perkara ini dalam firman-Nya :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan. Yaitu wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik (surga). Q.S Ali Imran 14.

Oleh karena itu kebanyakan manusia selalu berusaha mengejar dan berusaha keras untuk mendapatkannya sebanyak mungkin bahkan seperti tak ada puasnya. Sudah memiliki harta dunia yang banyak masih merasa kurang. Sungguh begitulah sifat kebanyakan manusia. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan dalam sabda beliau :

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat(Mutafaqun ‘alaihi, dari Ibnu Abbas).

 Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya : 

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan tidaklah kehidupan dunia kecuali hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kalian tidak mau berpikir ?. (Q.S al An’am 32).

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia dan akhirat. Hakikat kehidupan dunia adalah sekadar permainan dan senda gurau, permainan dengan anggota badan dan senda gurau dalam masalah hati .

Hati akan menjadi bingung dan bimbang karena dunia. Jiwa pun akan berusaha memiliki sesuatu yang dicintai serta memiliki keinginan yang kuat di dalamnya. Akhirnya akan menyebabkan seorang hamba sibuk dengan dunia SEPERTI ANAK ANAK YANG SIBUK DENGAN MAINANNYA. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketahuilah bahwa apa yang disisi Allah Ta'ala adalah LEBIH BAIK DAN LEBIH KEKAL. Allah Ta'ala berfirman : 

وَمَآ أُوتِيتُم مِّن شَىْءٍ فَمَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah KESENANGAN HIDUP DUNIAWI DAN PERHIASANNYA, sedang apa yang di sisi Allahadalah LEBIH BAIK DAN LEBIH KEKAL.Tidakkah kamu mengerti ?.  (Q.S al Qashash 60).

Syaikh as Sa'di berkata : Ini adalah dorongan dari Allah Ta'ala kepada hamba hamba-Nya untuk bersikap zuhud di dunia dan TIDAK TERPEDAYA DENGAN DUNIA. Dan untuk selalu mengharapkan kehidupan akhirat. Menjadikan akhirat  sebagai tujuan dan dambaan seseorang.

Dan Allah Ta'ala mengabarkan kepada manusia bahwa seluruh apa saja yang diberikan kepada mereka seperti emas, perak, hewan ternak, harta benda, wanita, anak anak berbagai jenis makanan dan minuman dan berbagai kelezatan semuanya adalah kehidupan dunia dan perhiasannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).    

Sebagai penutup tulisan ini dinukil nasehat Imam Ibnul Qayyim. Beliau mengingatkan bahwa tak ada kenyamanan bagi para pencinta dunia. Beliau berkata : Pencinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal yaitu : (1) Kesedihan atau kegelisahan yang terus menerus. (2) Keletihan yang berkelanjutan dan  (3) Penyesalan yang tak ada habisnya. (Ighatsatul Lahfan).

Sungguh hamba hamba Allah tak dilarang memiliki harta dunia yang banyak, tetapi mencarinya tidaklah dengan usaha yang berlebihan. JANGAN SAMPAI MEMBUAT LALAI DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.663).

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar