Jumat, 01 Juli 2022

DOSA DIAMPUNI JIKA MEMAAFKAN ORANG LAIN

 

DOSA DIAMPUNI JIKA MEMAAFKAN ORANG LAIN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Banyak saudara saudara kita yang ketika diperlakukan tidak baik merasa berat untuk memberi maaf, meskipun terkadang yang berbuat tidak baik itu telah meminta maaf. Seolah olah  dia menyimpan sikap tidak ada maaf bagimu.

Sungguh, dalam syariat Islam, memaafkan kesalahan orang lain  adalah salah satu akhlak terpuji.   Allah Ta'ala menyuruh kita untuk menjadi pemaaf sebagaimana firman-Nya : 

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta jangan pedulikan orang orang yang bodoh. (Q.S al A’raf 199).

Syaikh as Sa’di berkata : Ayat ini mengumpulkan kebaikan akhlak kepada manusia dan apa yang harus dilakukan dalam bergaul dengan mereka. Perkara yang selayaknya dijadikan pedoman dalam bergaul dengan manusia (diantaranya) adalah MEMBERI MAAF yakni perangai yang disukai oleh diri mereka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Sungguh sangat banyak kebaikan yang akan mendatangi hamba hamba Allah yang suka memaafkan orang lain. Ketahuilah bahwa memberi maaf kepada orang lain adalah salah satu jalan untuk MENDAPATKAN AMPUNAN ALLAH. Allah Ta’ala berfirman : 

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah MEREKA MEMAAFKAN dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa ALLAH MENGAMPUNIMU ?. Dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang. (Q.S an Nuur 22).

Dalam kitab Tafsir al Mulyasar, tahqiq Syaikh Bakar Abu Zaid antara lain dijelaskan : Ayat ini turun berkenaan dengan sumpah Abu Bakar ash Shiddiq bahwa dia tidak akan memberi apa apa lagi (tidak akan membantu lagi) kepada kerabatnya (diantaranya adalah Misthah bin Utsasah) ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan dan menyebarkan berita bohong tentang fitnah yang keji yang ditujukan kepada Aisyah putri beliau.

Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu,  menyuruh memaafkan dan berlapang dada terhadap mereka.

Syaikh as Sa’di  menjelaskan bahwa ketika Abu Bakar mendengar ayat ini maka Abu Bakar berkata : Ya demi Allah, sungguh aku benar benar senang bila Allah mengampuni diriku. Selanjutnya Abu Bakar kembali memberikan nafkah kepada Misthah bin Utsasah (Lihat Tafsir Karimur Rahman).

Selain itu, ketahuilah saudaraku bahwa memaafkan mendatangkan kemuliaan bagi seorang hamba yang melazimkannya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Sedekah tidaklah mengurangi harta. TIDAKLAH ALLAH MENAMBAHKAN KEPADA SEORANG HAMBA SIFAT PEMAAF MELAINKAN AKAN SEMAKIN MEMULIAKAN DIRINYA. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya. (H.R Imam Muslim).

Bahkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan pula bahwa ada tambahan kemuliaan bagi seseorang jika dia memaafkan kezhaliman orang lain kepada dirinya yaitu sebagaimana sabda beliau : 

وَلَا عَفا رَجُلٌ عَنْ مَظْلَمَةٍ إلاَّ زَادَهُ الله بِها عِزًا

Dan seseorang tidak memaafkan kezhaliman (orang lain kepadanya), kecuali ALLAH AKAN MENAMBAH KEMULIAAN KEPADANYA dengan sebab (memaafkan) itu. (H.R Imam Ahmad).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.652).

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar