Jumat, 15 Juli 2022

ADA BANYAK JALAN MENUJU HUSNUL KHATIMAH

 

ADA BANYAK JALAN MENUJU HUSNUL KHATIMAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap muslim dan muslimah pasti menginginkan akhir hidupnya dalam keadaan husnul khatimah yaitu akhir hidup yang baik. Untuk itu hamba hamba Allah selalu berdoa dan memohon kepada Allah Ta'ala. Diantara lafazh doa yang dianjurkan adalah :

Pertama : Dalam surat Ali Imran 193.

رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِى لِلْإِيمَٰنِ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ

Artinya: Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu) : Berimanlah kamu kepada Rabb-mu, maka kamipun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbuat kebaikan. (Q.S Ali Imran 193).

Kedua : Dalam surat Yusuf 101.

فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

 

(Ya Allah) Tuhan Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan golongan orang-orang yang shalih. (Q.S Yusuf  101)


Ketiga : Dalam hadits riwayat Imam ath Thabrani.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu. (H.R ath Thabrani).

Ketahuilah saudaraku bahwa berdoa untuk mendapatkan husnul khatimah sangatlah baik untuk dilazimkan setiap waktu. Tetapi sungguh berdoa saja tidaklah cukup. Harus dibarengi dengan usaha yang sungguh sungguh. Ada banyak usaha dan jalan yang bisa ditempuh agar mendapat husnul khatimah, diantaranya :

Pertama : Harus memiliki aqidah yang benar dan menjauh dari kesyirikan.

Aqidah yang benar yaitu mempersembahkan ibadah hanya kepada Allah Ta'ala TERBEBAS DARI PENGHAMBAAN TERHADAP MAKHLUK. Benarnya aqidah haruslah diikuti dengan ibadah yang istiqamah yaitu teguh pendirian di atas keikhlasan. Allah Ta'ala berfirman :

Sesungguhnya orang orang yang berkata : Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata) : Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kami dengan (memperoleh) surga yang telah dijajikan kepadamu.  (Q.S. Fussilat  30).

Kedua : Selalu memohon ampun dan bertaubat dari dosa-dosa dan tidak menjadikan maksiat sebagai amal yang terus-menerus menjadi kebiasaan.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : Sesungguhnya dosa, maksiat dan syahwat adalah sebab yang menggelincirkan manusia saat menjelang kematiannya. Ditambah lagi dengan godaan syaithan. 

Jika maksiat dan godaan syaithan terkumpul, ditambah lagi dengan lemahnya iman, maka sungguh sangat mudah berada dalam su'ul khatimah yaitu akhir hidup yang buruk. (Lihat Al Bidayah wa Nihayah).

 

Ketiga : Banyak beramal shalih yang disyariatkan, dalam hal ini ada dua perkara :

 

(1) Amal shalih  umumnya. Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

 

اَلْمَعْرُوْفُ إِلَى النَّاسِ يَقِي صَاحِبَهَا مَصَارِعَ السُّوْءِ وَ الآفَاتِ وَ الْهَلَكَاتِ وَ أُهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الآخِرَةِ

 

Berbuat baik kepada manusia menghindarkan pelakunya dari kematian buruk, musibah, dan kehancuran. Dan ahli kebaikan di dunia akan menjadi ahli kebaikan di akhirat. (H.R al Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

 

(2) Amal shalih yang disebutkan dalil secara khusus, diantaranya sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam :

 

إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مَيْتَةَ السُّوْءِ

 

Sesungguhnya shadaqah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian buruk. (HR. Al-Tirmidzi dan lainnya Hasan li Ghairihi)

 

Selain itu, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam juga mengajarkan bacaan sebelum tidur yaitu berserah diri kepada Allah Ta'ala dan meninggal dalam keadaan fitrah, sebagaimana sabda beliau :

Jika engkau akan tidur, maka berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat, lalu berbaring di sisi kananmu, kemudian bacalah :

اَللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِيْ إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Ya Allah aku serahkan diriku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu, karena harap dan takut pada-Mu. Tidak ada tempat perlindungan dan keselamatan dari (ancaman)-Mu, kecuali kepada-Mu.

Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus. Jika malam itu engkau mati maka engkau mati diatas fitrah dan jadikanlah ia ucapanmu yang terakhir (sebelum tidur). (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari al-Baraa' bin 'Aazib)

Insya Allah ada mafaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.666)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar