Minggu, 30 Agustus 2020

MENGUSAP KEPALA ANAK YATIM DI HARI ASYURA ??

 

MENGUSAP KEPALA ANAK YATIM DI HARI ASYURA ??.

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam bahasa Arab yatim ataupun yatimah bermakna anak kecil yang kehilangan atau ditinggal mati oleh ayahnya. Anak disebut sebagai yatim sampai dia baligh. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan hal ini :

 لاَ يُتْمَ بَعْدَ احْتِلاَمٍ

Tidak ada keyatiman setelah mimpi (basah).  H.R Abu Dawud.

Ketika anak anak ditinggal mati oleh ayahnya, umumnya membuat mereka lemah dan kehilangan sumber nafkah disamping kasih sayang ayahnya.

Oleh karena itu syariat Islam yang mulia ini sangat mendorong umatnya untuk membantu anak anak yatim baik dengan harta, pemeliharaan, pendidikan dan yang lainnya sehingga mereka tidak terlantar.

Diantara keutamaan yang agung dan akan diperoleh orang beriman yang memelihara anak yatim adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda :

عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Dari Sahl bin Sa’ad, dia berkata,  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Aku dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga kedudukannya seperti ini. Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya. (H.R Imam Bukhari)

Dalam hadits tersebut, Rasulullah memberikan permisalan yang sangat gamblang tentang luhurnya kedudukan pemelihara anak yatim. Bahwa di surga nanti pemelihara anak yatim memiliki kedudukan yang sangat dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Bahkan Allah Ta’ala mencela orang orang yang tidak mempedulikan anak yatim, sebagaimana firman-Nya :

كَلَّا ۖ بَلْ لَا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ

Sekali kali tidak !. Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim. (Q.S al Fajr 17).

 

Nah,  sebagian orang di negeri kita sengaja menunggu bulan Muharram untuk memberi bantuan atau santunan kepada anak yatim bahkan ada pula yang menganggap bahwa 10 Muharram disebut pula sebagai  Idul Yatama atau  Lebaran anak yatim. Sungguh membantu anak yatim tak usah  mengkhususkan bulan Muharram. 

Selain itu, pada bulan Muharram diramaikan pula dengan hadits yang menyebutkan keutamaan MENGUSAP KEPALA ANAK YATIM ketika datang 10 Muharram sebagaimana keterangan berikut ini yang dianggap sebagai hadits :

 

Barangsiapa yang memberi buka puasa pada hari Asyura, maka pahalanya seperti memberi buka puasa seluruh ummat Muhammad. SIAPA YANG MENGUSAP KEPALA ANAK YATIM PADA HARI ASYURA, niscaya Allah akan angkat derajat orang itu pada hari Kiamat pada setiap bulu rambutnya satu derajat. Siapa yang menyantuni fakir-miskin di hari Asyura, maka pahalanya seperti menyantuni seluruh ummat Muhammad. Allah akan memberinya 70 kain sutera terbaik dari surga.”  (Lihat  al-Maudhu’at Imam Ibnul Jauzi).

 

Ketahuilah bahwa mengusap kepala anak yatim termasuk tanda kasih sayang kepada anak yatim. Ini adalah perbuatan terpuji. Namun demikian  tak perlu menunggu atau mengkhususkan 10 Muharram, bisa dilakukan kapan saja.

 

Ibnul Jauzi juga menyatakan : Riwayat serupa ini adalah hadits maudhu atau palsu tanpa diragukan lagi. 

 

Wallahu A’lam. (2.068)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar