Rabu, 26 Agustus 2020

JAGA PANDANGAN KARENA BISA MENJADI PINTU DOSA

 

JAGA PANDANGAN KARENA BISA MENJADI PINTU DOSA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Mata adalah salah satu karunia Allah Ta’ala kepada manusia. Sungguh kita mengetahui bahwa betapa sulitnya menjalani kehidupan ini ketika seseorang memiliki mata yang tak sempurna. Ketika mata merupakan nikmat maka kewajiban bagi yang diberi karunia ini adalah menggunakannya untuk segala sesuatu yang Allah ridha sebagai salah satu bukti bersyukur atas nikmat-Nya.

Salah satu kewajiban hamba hamba Allah menundukkan pandangan agar mata terpelihara dari keburukan dan dosa. Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada laki laki yag beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. (Q.S an Nuur 30).

Kemudian, dalam ayat ke 31 surat an Nuur Allah Ta’ala  memerintahkan pula para wanita untuk menundukkan padangan mereka.

Tentang menundukkan pandangan, Syaikh as Sa’di berkata : Maksudnya, berilah pengarahan dan katakan  kepada orang orang beriman yang masih mempunyai keimanan yang dapat mencegah mereka terjerumus dalam perbuatan yang menodai keimanan mereka dari melihat aurat aurat (hal hal yang tak pantas dilihat). Tafsir Taisir Karimir Rahman.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga mengingatkan dalam hadits tentang hak jalan, salah satunya adalah kewajiban menjaga  pandangan. Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ فِي الطُّرُقَاتِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ, مَا لَنَا مِنْ مَجَالِسِنَا بُدٌّ نَتَحَدَّثُ فِيهَا، قَالَ: فَأَمَّا إِذَا أَبَيْتُمْ إِلا الْمَجْلِسَ, فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ, فَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ؟ قَالَ: غَضُّ الْبَصَرِ، وَكَفُّ الأَذَى، وَرَدُّ السَّلامِ، وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ

Janganlah kalian duduk-duduk di tepi jalan. Maka para sahabat berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami perlu untuk berbincang-bincang. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Jika kalian tidak bisa melainkan bermajelis di pinggir jalan, maka berikanlah jalan itu haknya. Para sahabat bertanya : Apakah hak jalan itu ya Rasulullah ?. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Hak jalan itu adalah MENJAGA PANDANGAN, tidak menggangu orang lain, menjawab salam, dan beramar ma’ruf nahi munkar. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Ketahuilah bahwa ketika perintah ini dilanggar maka pandangan mata akan memasuki pintu maksiat dan dosa. Bukankah perbuatan maksiat SANGAT SERING TERJADI dimulai dari pandangan yang dituruti.

Imam Ibnul Qayyim berkata : Pandangan merupakan PEMANDU DAN UTUSAN SYAHWAT. Menjaga pandangan merupakan pondasi memelihara kehormatan. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya berarti dia telah menggiring dirinya ke tempat tempat kebinasaan. Lalu beliau membawakan sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam :

لاَ تُتْبِعِ النَّظَرَةَ النَّظْرَةَ , فَاِنْمَا لَكَ الْأُوْلى , وَلَيْسَتْ لَكَ الْأُ خْرَى.

Janganlah kamu mengikutkan pandangan (yang pertama) dengan pandangan berikutnya. Sebab, HANYA PANDANGAN YANG PERTAMA SAJA YANG DIBOLEHKAN BAGIMU, tidak untuk pandangan setelahnya. (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi, Imam Ahmad, at Thabrani dan al Baihaqi)

Kita bermohon kepada Allah Ta’ala agar diberi kemampuan UNTUK MENUNDUKKAN PANDANGAN DAN TIDAK MELIHAT hal hal yang diharamkan-Nya. Wallahu A’lam. (2.064). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar