Sabtu, 25 Mei 2019

PERSAHABATAN TERPELIHARA DENGAN SALING MEMAAFKAN


PERSAHABATAN TERPELIHARA
DENGAN SALING MEMAAFKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam bergaul dengan sesama saudara bisa jadi, suatu waktu, kita diperlakukan tidak baik, mungkin pula dizhalimi dan yang lainnya, Dalam perkara ini hendaklah seorang hamba suka memaafkan saudaranya. Ketika seseorang tak mau memaafkan saudaranya maka KERUGIAN YANG NYATA PADANYA adalah hubungan persaudaraan menjadi rusak bahkan bisa jadi terputus. 

Ketahuilah bahwa sikap suka memaafkan sangatlah terpuji dalam syariat Islam. Bahkan suka memaafkan merupakan salah satu sikap orang bertakwa. Allah Ta'ala berfirman : 

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

(Dan orang yang bertakwa yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S Ali Imran 134)

Ketahuilah bahwa orang yang suka memaafkan saudaranya akan memperoleh kebaikan yang banyak. Pahalanya dijamin oleh Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat buruk) maka pahalanya dari Allah. Sungguh Dia tidak menyukai orang orang yang zhalim. (Q.S asy Syura 40).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Hendaklah setiap orang memiliki sifat mudah memaafkan yang lain. Tidak semua isu yang sampai ke telinganya ia terima mentah mentah. Lantas dia membenci orang yang menyuarakan isu yang tidak menyenangkan itu. 

Hendaklah setiap orang memiliki sifat pemaaf. Karena Allah Ta’ala sangat menyukai orang yang memiliki sikap mulia tersebut, yang mudah memaafkan orang lain. Lantaran itu, ia akan diberi ganjaran. Karena jika dibalas dengan saling mempermalukan dan menjatuhkan pasti konflik yang terjadi tak kunjung usai. Permusuhan akan tetap ada. Jika dibalas dengan diam, rampunglah perselisihan yang sedang berkecamuk. (Syarh Riyadhus Shalihin)

Ketahuilah bahwa puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan manusia adalah memperoleh ampunan Allah Ta’ala. Allah berfirman : 

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22)

Dalam kitab Tafsir al Muyassar, tahqiq Syaikh Bakar Abu Zaid antara dijelaskan bahwa : Ayat ini turun berkenaan dengan sumpah Abu Bakar ash Shiddiq bahwa dia tidak akan memberi apa apa lagi (tidak membantu lagi, pen.) kepada kerabatnya (diantaranya adalah Miisthah bin Utsasah) ataupun orang lain (karena kesalahan mereka, pen.) yang terlibat dalam menyiarkan dan menyebarkan berita bohong tentang fitnah yang keji yang ditujukan kepada Aisyah putri beliau. Maka turunlah ayat ini, melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu, menyuruh berlapang dada terhadap mereka.

Sebagian orang mungkin sulit memaafkan kesalahan saudaranya bahkan ingin membalas dan kalau bisa dengan balasan yang lebih berat. Ketahuilah ini bukanlah suatu yang dianjurkan dalam Islam. 

Ada pula yang merasa bahwa ketika dizhalimi lalu memaafkan dianggap sebagai satu kehinaan. Pada hal orang yang MEMAAFKAN AKAN MENDATANGKAN KEMULIAAN BAGINYA. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shodaqoh, dan TIDAKLAH MENAMBAH BAGI SEORANG PEMAAF KECUALI KEMULIAAN dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu Wata’ala.. (H.R at Tirmidzi).

Selain itu, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjanjikan rumah di surga bagi tiga golongan dan satu diantaranya adalah bagi orang yang memaafkan orang yang berbuat buruk kepadanya yaitu sebagaimana sabda beliau : 

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ

Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan (rumah) di surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.  (H.R ath Thabrani).

Oleh karena itu, orang orang beriman hendaklah suka memaafkan saudaranya sehingga mendapat kebaikan yang banyak. Ketahuilah bahwa dengan suka memaafkan maka hubungan persahabatan  akan terus terpelihara bahkan bisa berlanjut sampai ke akhirat kelak. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.632).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar