Kamis, 02 Mei 2019

HARUSKAH MEMINTA DAN MEMBERI MAAF SEBELUM RAMADHAN


HARUSKAH MEMINTA MAAF DAN MEMBERI MAAF
SEBELUM RAMADHAN ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

MEMINTA MAAF ketika seseorang telah melakukan kesalahan atau berbuat buruk kepada orang lain adalah perbuatan mulia dan sangat dianjurkan.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya SEGERA MEMINTA HALAL (MAAF) NYA SEKARANG JUGA, sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham.

Jika ia punya amal shalih, maka akan diambil menurut penganiayannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dia aniaya untuk ditanggungkan kepadanya.” (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah).

Ketahuilah bahwa MEMBERI MAAF juga sangat ditekankan dalam syariat Islam. Allah Ta’ala bahkan memerintahkan manusia menjadi pemaaf secara  jelas dalam firman-Nya : 

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (Q.S an Nuur 22).


خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Allah berfirman : Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (Q.S Al A’raf 199).

Allah Ta’ala berfirman : 

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (Q.S an Nuur 22).

Rasululllah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shadaqah, dan tidaklah menambah bagi seorang pemaaf melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. (H.R at Tirmidzi)

Berbicara tentang meminta dan memberi maaf, kita mengetahui bahwa sebagian saudara saudara kita memiliki kebiasaan bahkan seolah olah mengharuskan dirinya UNTUK SALING MEMINTA DAN MEMBERI MAAF baik secara langsung,  melalui alat komunikasi ataupun media sosial menjelang bulan Ramadhan.

Kebanyakan saudara saudara kita ini melakukannya mungkin (?) karena mengikuti kebanyakan manusia. Sebagian ada yang bersandar kepada riwayat berikut ini :

Ketika Rasulullah sedang berkhutbah pada suatu shalat Jum'at (dalam bulan Sya'ban), beliau mengatakan Aamiin sampai tiga kali.  Dan para sahabat begitu mendengar Rasulullah mengatakan aamiin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan aamiin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasulullah berkata aamiin sampai tiga kali.
Ketika selesai shalat Jum'at para sahabat bertanya kepada Rasulullah, kemudian menjelaskan : Bahwa ketika aku sedang berkhutbah, datanglah malaikat Jibril dan berbisik : Wahai Rasulullah amin-kan doaku ini, jawab Rasulullah.

Doa Malaikat Jibril adalah : Yaa Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut : (1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya. (2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri. (3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Ketahuilah bahwa ternyata hadits dengan lafazh seperti ini tak jelas asal usulnya.

Adapun salah satu hadits yang shahih disebutkan malaikat Jibril tentang Ramadhan  adalah dengan lafazh :

عن أبي هريرة  أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له  يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين  قال الأعظمي : إسناده جيد

Dari Abu Hurairah,  Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda : Aamiin … aamiin … aamiin.

Para sahabat bertanya : Kenapa engkau berkata demikian wahai Rasulullah ?. Kemudian, beliau bersabda : Baru saja Jibril datang kepadaku dan berkata :  

(1) Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan, maka kukatakan : Aamiin. 

(2)  Kemudian, Jibril berkata lagi : Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah maka aku berkata : Aamiin.

(3) Kemudian, Jibril berkata lagi : Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu. Maka kukatakan : Aamiin. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih at Targhib.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa orang orang beriman senantiasa BERSEGERA memohon maaf ketika bersalah kepada saudaranya. Janganlah menunggu waktu atau momen tertentu untuk meminta maaf. 

Sementara itu orang orang beriman haruslah suka memaafkan kesalahan saudaranya  SETIAP SAAT, KAPAN PUN BAIK DIMINTA ATAU TIDAK tanpa menunggu saat event tertentu. 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.618).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar